Berita Kota Kupang
Lahir dari Kecemasan dan Kekhawatiran, Veronika Ulle Bhoga Luncurkan Buku "Budaya Tradisional Reba"
Penulis senior Dra. Veronika Ulle Bhoga, M.Si meluncurkan sebuah buku berjudul "Budaya Tradisional Reba".
Penulis: Ray Rebon | Editor: Kanis Jehola
Menurut P. Hubert tradisi reba merupakan perayaan tradisonal yang mengumpulkan semua orang untuk bersyukur dan menghidupi budaya peninggalan para leluhur.
Baca juga: Launching dan Bedah Buku: Martabat Bangsa dalam Politik Tanpa Martabat
Dia meminta agar tidak boleh kalah dengan ajaran ancaman yang datang dari luar.
Menurut dia, buku hasil karya Veronika Ulle Bogha bukan merupakan sebuah kejayaan restorasi masa lampau dalam bentuk sebuah rumusan formal, melainkan artikulasi dari keyakinan relegius terhadap Allah melalui budaya Reba Ngada.
"Reba merupakan selebrasi persaudaraan, lahir dari kesadaran relegius dalam ritus atau upacara adat Reba," ungkapnya.
Oleh sebab itu, perkumpulan dalam upacara adat Reba yang masih memiliki kesadaran relegius di masyarakat.
Pater Felix Baghi, SVD melalui zoom pun mengatakan tradisi atau upacara adat yang dilakukan masyarakat Ngada melalui upacara adat Reba merupakan simbol kepercayaan melalui perkumpulan, dimana harus mengambil makna terdalam dari ritus atau upacara adat Reba tersebut.
Hadirnya buku ini untuk mengingatkan masyarakat Ngada akan pentingnya budaya, terutama upacara adat Reba sebagai sebuah perkumpulan yang percaya pada tradisi atau mengeksplorasi masyarakat atau kebudayaan Ngada.
Oleh sebab itu, dirinya meminta masyarakat Ngada untuk bagaimana pentingnya menjaga makna dari upacara adat Reba tersebut.
Dalam bukunya, dirinya berharap masyarakat dapat memaknai dan menjalankan makna dari ritus Reba sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketua Pusat Studi Filsafat, Rm. Dr. Oktovianus Naif mengapresiasi para pemikir Ngadaensis atas kedua buku yang telah diluncurkan untuk memberikan pencarahan kepada masyarakat akan pentingnya suatus kebudayaan di masyarakat.
Menurut romo Okto, mitos dan tradisi Reba merupakan sebuah warisan budaya yang komplit, namun terbuka untuk teliti, ditafsir dan dikritik sehingga tradisi Reba eksis secara continuum et novum.
Dengan menafsir ulang mitos dan tradisi reba, maka orang Ngada dapat menemukan di dalam mitos-tradisi Reba keindahan terlampau antik dan keindahan terlampau baru serta dekalog pedoman hidup manusia Ngada.
Diakui bahwa mito- tradisi Reba sangat bermakna, sehingga orang Ngada bermakna dengan tradisi Reba yang dimilikinya.
Baca juga: Bedah Buku ALDERA di Undana Kupang, Pius Lustrilanang ajak Mahasiswa Ingat Perjuangan Reformasi
Menurut dia, banyak pikiran dan ide dituangkan oleh para penulis dalam buku yang diluncurkan yang mempunyai makna, sehingga akan menarik minta masyarakat untuk mengikuti pemikiran mereka yang memiliki makna tersendiri. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.