Berita Ngada
SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa Gagas Sekolah Ramah Lingkungan, Ubah Kotoran Manusia Jadi Energi
SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa sendirilah yang berinisiatif membangun kolaborasi ini sebagai sarana atau media pembelajaran.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM, BAJAWA - "Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang terus - menerus melakukan inovasi," Herdin Ndiwa, Kepala SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa, di Kabupaten Ngada.
Natal Raga, siswi kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan tenang memutar keran saluran biodigester searah arah jarum jam di ruang praktek laboratorium, Selasa 6 Februari 2024.
Dari saluran yang terbuat dari selang itu, samar - samar terdengar bunyi desis. Selang itu terhubung rapi dengan sebuah kompor gas di meja praktek.
"Ayo hidupkan kompornya," kata seorang guru, memberi arahan kepada Natal. Klik! Seketika api berwarna merah kebiruan - biruan muncul di permukaan kompor. Natal sempat terkejut sebelum dia tersenyum gembira. Ruang Laboratorium Kimia pun riuh dengan suara tepuk tangan.
Baca juga: KPU Ngada Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 14 Februari 2024
Selain kompor, ada juga dengan lampu dan ricecooker di meja praktek yang terhubung dengan saluran biodigester. Semuanya berfungsi dengan baik.
Energi yang menghidupkan kompor, lampu dan ricecooker adalah gas Metana. Gas dengan rumus kimia CH4 itu dihasilkan dari kotoran manusia dari toilet sekolah.
Proses kotoran manusia menjadi CH4, tentu tidak serta merta, tetapi melewati prinsip kerja yang dirancang dengan sangat teliti yaitu biodigester.
Fungsi biodigester adalah menampung bakteri bernama metanogene. Bakteri ini selain mengurai bahan organik, termasuk kotoran manusia menjadi pupuk, juga menghasilkan gas. Dan, tujuh puluh persen gas yang dihasilkan adalah gas metan.
"Saya senang sekali, semakin sadar bahwa hal - hal yang ada di sekitar kita yang kita anggap tidak berguna ternyata dapat dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan kita sehari-hari," ujar Natal.
Menurutnya, hal yang paling membahagiakan adalah apa yang didapatkan dalam ruang kelas berupa teori ternyata bisa diterapkan dalam praktek. "Apa gunanya kami tau praktek tapi tidak bisa mempraktekkannya," ujar Natal.
Kepala SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa, Herdin Ndiwa mengatakan, siswa - siswinya khususnya di jurusan IPA, selama ini hanya berkutat dengan teori - teori kimia, namun sekarang mereka dapat melihat langsung dan belajar bagaimana menerapkan teori untuk hal yang bermanfaat.
Menurutnya, pemanfaatan kotoran manusia menjadi biogas untuk keperluan sehari - hari menjadi media pembelajaran bagi siswa - siswi. Hal ini sekaligus menujukkan bahwa SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa ikut ambil peran dalam mengkampanyekan energi ramah lingkungan. "Kita ingin jadi sekolah ramah lingkungan," ujar Herdin.
Dengan jumlah murid mencapai seribu lebih belum termasuk guru dan pegawai, media pembelajaran pemanfaatan kotoran menjadi energi ramah lingkungan sangat cocok diterapkan di SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa.
Baca juga: Sah, Ini Daftar Nama Komisioner KPU Ngada Periode 2024-2029
Kata Herdin, SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa menghadirkan CV. Suluh Lingkungan Konsultan dan Rumpun Bambu bersama siswa-siswi berkolaborasi melakukan inovasi mengubah kotoran manusia menjadi biogas. "Saya apresiasi teman - teman dari CV Suluh Lingkungan Konsultan dan Rumpun Bambu," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.