Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 4 Pebruari 2024, IA Mengusir Setan di Rumah Ibadat

ia memberitahu Yesus tentang keadaan mertuanya. Lalu Yesus sendiri pergi ke tempat perempuan itu, memegang tangannya

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-ROMO LEO MALI
Romo Leo Mali menyampaikan Renungan Harian Katolik Minggu 4 Pebruari 2024 dengan judul IA Mengusir Setan di Rumah Ibadat 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 4 Pebruari 2024 dengan judul IA Mengusir Setan di Rumah Ibadat

Renungan Harian Katolik Minggu 4 Pebruari 2024 dengan judul IA mengusir setan di rumah Ibadat ditulis oleh Romo Leo Mali dan mengacu dalam Bacaan Injil: Markus 1.29-39.

Pendekatan pelayanan Yesus itu sangat manusiawi. Iamenyapa para nelayan di tepi danau Galilea, menemui pemungut cukai di kedai, menyapa anak-anak yang bermain di jalanan,  masuk kerumah dan menghibur para ibu dan perempuan yang bersedih hati.

Semuanya mengalir bersahaja. Demikian pula dalam Injil har iini, setelah Ia mengajar di rumah ibadat di Kapernaum dan mengusir roh roh jahat di sana, Ia masuk kerumah Simon dan Andreas dan menemui ibu mertua Simon Petrus yang sedang sakit.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 2 Februari 2024, Memaknai Sebuah Persembahan Diri

Simon Petrus, sang pemilik rumah yang kali ini didatangi Yesus tentu saja senang.

Pertama, karena ia sendiri mengalami sukacita oleh kesembuhan mertuanya. Kesembuhan mertuanya dialami dengan cara yang mengesankan. Sebagai orang terdekat, ia memberitahu Yesus tentang keadaan mertuanya.

Lalu Yesus sendiri “pergi ke tempat perempuan itu, memegang tangannya dan membangunkan dia”(Ayat 31). Yesus mendatangi perempuan itu (seperti sebelumnya IA mendatangi Simon dan Andreas di tepi danau Galilea).

Ia mengulurkan tangan dan membangunkan mertua Simon. Simon hanya memberitahu, dan tentu saja ia mengharapkan Tuhan melakukan sesuatu. Tapi apa yang dilakukan oleh Tuhan lebih dari yang diduga. Simon juga gembira karena kedatangan Yesus di rumahnya telah menarik perhatian seluruh penduduk kota.

Khabar tentangNya tersiar cepat. Maka menjelang malam “berkerumunlah seluruh penduduk kota Kapernaum di depan pintu rumahnya.(ayat 33).

Yesusmenyembuhkan orang-orang sakit dan mengusir Roh jahat. Simon Petrus merasa sangat senang dan ia berharap kejadian ini jangan segera berlalu. Yesus diharapkan menjadi tabib di rumahnya.

Penduduk kota dapat memanfaatkan jasanya sebagai seorang tabib.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 1 Februari 2024, Yesus juga Mengutus Anda dan Saya

Namun keesokan harinya, pagi-pagibenar, sebelumk erumunan orang itu mendatanginya lagi, Ia sudah menarik diri. Ia menghindar. IA menyepi. Untuk menahan Yesus agar jangan pergi, ketika kemudian menemukanNya, Simon berkata “Semua orang mencari Engkau.” (ayat 37).

PopularitasNya, membuat seluruh kota gandrung padaNya. Mereka ingin menahanNya. Tapi IA menghindar dan pergi. Yesus tahu apa yang harus IA lakukan. Orang -orang di Kapernaum ingin sekali menjadikanNya sebagai seorang tabib. Tapi Yesus mengingatkan Simon Petrus, bahwa tugasNya yang utama adalah mewartakan Injil.

IA lebih dari sekedar seorang tabib biasa. Kalau saja Ia berhenti pada saat itu dan mengikuti kemauan Simon Petrus dan orang-orang di kapernaum, maka misiNya gagal. MakadariKapernaum, Yesus lalu melanjutkan misiNYa.

Injil Markus hari ini berakhir dengan sebuah kalimat pendek yang menarik tentang kelanjutan perutusan Yesus.

“Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.” (ayat 39) Yesus mewartakan Injil sambil mengusir setan. Sukacita Injil berhadap-hadapan dengan ancaman setan memanfaatkan kelemahan manusia. Yang lebih menarik adalah konfrontasi ini terjadi dalam rumah ibadat.

Rumah ibadat sebagai tempat menjalankan praktek kultus keagamaan ternyata tidak steril dari setan. Bahkan setan berada di sana, dan merasuki orang-orang yang ada di sana. Keyakinan tradisional yang menggambarkan tempat setan yang keramat dan menakutkan dan angker ternyata meleset jauh. Setan ternyata berada dalam rumah ibadat.

Rumah ibadat sebagai tempat praktek sebuah Agama dijalankan, biasanya semata-mata diidentikan dengan Yang Kudus. Namun dalam kenyataan praktek agama sendiri tercampur dan berbaur dengan pelbagai bentuk kepentingan hidup manusia.

Ternyata rumah ibadat serta praktek-praktek agama yang dijalankan tidak dengan sendirinya kudus. Setiap praktek agama memuat banyak hal yang tidak selamanya kudus.

Karena semuanya dijalankan oleh manusia yang lemah.  Segala bentuk idolatria,  pendewaaan terhadap kekuasaan duniawi, pemujaan terhadap ego manusia.

Pemberitaan Injil dan pengusiran setan dari rumah ibadat menunjukkan sekaligus bahwa setan selalu bekerja pada titik lemah manusia. Tapi otoritas Yesus sebagai Putera Allah yang ada di situ tidak bisa ditaklukan olehSetan.  IA berkuasa atas setan.

Dengan cara ini juga Yesus memperkenalkan watak kekuasaanNya. Kekuasaan yang diperkenalkanNya berbeda jauh dari apa yang dikejar oleh dunia. Kalau dunia berusaha mendapatkan kekuasaan atas semua hal, atas semua orang dan atas semua barang,  maka IA sebaliknya.

IA tidak tertarik untuk merebut kehormatan dan keuntungan bagi diriNya. IA melayani agar semua yang IA layani berkembang dan bertumbuh.

IA tidak berusaha merebut kehormatan dan pujian bagi diriNya. IA tidak menghukum manusia untuk mencintaiNya. Karena IA adalah Tuhan dan Tuhan adalah kasih. Kasih selalu cukup.

Di hari-hari ini banyak pihak mengingatkan agar agama jangan dipolitisasi. Sementara itu politik sendiri hanya dilihat sebagai sarana kekuasaan. Sementara kekuasaan semata-mata dipahami sebagai sarana pemuasan kehendak manusia untuk berkuasa.

Karena keinginan manusia untuk berkuasa itu tidak terbatas. Sementara dunia ini terbatas. Maka dalam keterbatasan itu seseorang bisa jadi serakah. Dalam keserakahan itu semua hal, termasuk agama  bisa disalah gunakan. karena kekuasaan dapat menjadi madat yang membuat manusia lupa. 

Sisi ini merupakan kelemahan manusiawi kita semua. Tuhan pasti memaklumi. Dan sebagaimana IA menyembuhkan sakit dan kelemahan manusia serta mengusir setan dari rumah ibadat, demikian pula kelemahan manusiawi kita ini akan disembuhkanNya asal kita  datang padaNya. 

Kita datang padaNya bukan cuma karena IA seorang tabib. IA juga bukan sekedar seorang sakti pembuat mujizat yang sanggup mengusir setan

Demikian Yesus sendiri berusaha selalu menghindar dari anggapan ini. Tapi kita memandangNYA dan datang padaNya, karena Dia adalah Tuhan, yang dapat memenuhi pencarian hati umat manusia.

“Laksana rusa mendamba air sungai, jiwa kami merindukan Dikau Ya, Tuhan,…” (bdk. Mz. 42.2-6)(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved