Liputan Khusus

Lipsus - Davis Damaledo Temukan Serangga Baru, Dinamakan Sobe Sonbai III

Saat itu, Davis baru duduk di bangku SMA dan memulai kembali hobinya mengumpulkan serangga. Hobi itu sudah ia geluti sejak SD.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/HO-BBC/ELIAZAR ROBERT
Davis Damaledo foto bersama spesies serangga ranting baru yang dia temukan, Nesiophasma sobesonbaii. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Seorang pemuda asal Kupang, Provinsi NTT, Davis Marthin Damaledo (17) , tak menyangka bisa menemukan spesies serangga ranting baru yang hinggap di pohon jambu di tepi jalan Desa Oemasi pada 2021 lalu.

"Kita ambil dan saya tanya ke Mas Garda. Setelah kita coba mengidentifikasi dan membandingkan, akhirnya kami menyimpulkan bahwa ini adalah spesies baru," kata Davis kepada BBC News Indonesia, sebagaimana dilansir kompas.com.

Saat itu, Davis baru duduk di bangku SMA dan memulai kembali hobinya mengumpulkan serangga. Hobi itu sudah ia geluti sejak SD.

Baca juga: Remaja di NTT Temukan Serangga Raksasa Spesies Baru dari Pulau Timor

Dua tahun setelah penemuannya, serangga itu diberi nama Nesiophasma sobesonbaii dan nama Davis tertera dalam jurnal publikasi internasional Faunitaxys bersama peneliti serangga Garda Bagus Damastra dan peneliti asal Jerman Frank Hennemann.

Nesiophasma sobesonbaii adalah sebuah spesies serangga ranting dengan ukuran tubuh betinanya mencapai 20 Cm hingga 35 Cm. Serangga itu merupakan jenis Nesiophasma pertama yang terdokumentasi dari wilayah Timor.

"Itu semakin membuka mata saya bahwa keanekaragaman serangga di sekitar saya ini masih sangat tinggi yang belum terungkap," ujar Davis.

Ia berharap penemuan spesies serangga ranting baru ini dapat membuka mata masyarakat agar semakin peduli dengan keberadaan alam dan makhluk hidup yang ada di sekitar dan penting untuk mencari tahu lebih dalam tentang mereka.

Davis biasa menggunakan waktu luangnya untuk pergi menjelajahi lingkungan sekitarnya untuk mencari serangga. Biasanya, ia hanya membawa kamera untuk memotret spesies-spesies serangga unik.

"Di akhir pekan, saya dengan bapak saya pergi ke luar kota ke hutan lindung. Saya masuk untuk explore lebih dalam, dan biasanya saya bertemu cukup banyak serangga. Beberapa serangga yang saya temukan itu kebetulan baru juga," ujar Davis.

Jika ia menemukan yang berpotensi menjadi spesies baru, ia akan menangkapnya dengan tangan dan memindahkannya ke dalam boks untuk dibawa pulang dan dipelihara.

Tak jauh dari rumah Davis, terdapat sebuah lahan hijau yang dipenuhi kandang-kandang besar berisi beraneka ragam serangga yang ia temui saat berpergian ke hutan-hutan lindung dan taman sekitar.

 "Kalau yang di rumah sekarang ada sekitar enam ekor (serangga). Itu dari serangga ranting dan satu ekor kumbang," jelasnya.

Profesor bidang Zoologi dan Peneliti Serangga, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rosichon Ubaidillah, mengatakan, eksplorasi dan dokumentasi spesies serangga khususnya di daerah Indonesia Timur masih sangat kurang.

"Yang banyak hanya Jawa, Sumatera, Kalimantan dan sebagainya. Ke Timor itu masih sedikit sekali. NTT Maluku sampai Papua masih kurang sekali," kata Rosichon.

Dalam setahun terakhir, tambahnya, penemuan spesies baru di Indonesia tidak sampai 30 spesies. Padahal seharusnya bisa dalam kisaran 200 hingga 300 spesies baru.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved