Renungan Kristen
Renungan Pdt. Mesakh Dethan: Orang Kristen Modern Salah Kaprah tentang Dasatitah
Orang Kristen modern salah kaprah tentang Dasatitah karena tak memahami teologinya
POS-KUPANG.COM - Orang Kristen modern salah kaprah tentang Dasatitah karena tak memahami teologinya. Seringkali banyak orang lupa teologi dari Sepuluh Hukum atau Dasatitah ini.
Sebelum memberikan Dasatitah, Tuhan terlebih dahulu membebaskan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Jadi kasih karunia Tuhan Allah mendahului perintah untuk melaksanakan hukum-hukum Allah.
Tuhan tidak membalikkan keadaan dengan mengatakan ini ada Sepuluh Hukum, pelajari dan laksanakan dulu, baru kemudian Aku akan membebaskan kamu dari Perbudakan di Mesir. Ini tidak dilakukan Tuhan, tetapi Tuhan terlebih dahulu menunjukan kasih karunia-Nya dengan membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan baru kemudian memberikan Sepuluh Hukum kepada mereka.
Pelaksanaan 10 hukum sebagai suatu respon rasa syukur atas karya pembebasan Allah bagi manusia. Supaya kehidupan Israel bisa terarah dan bisa mensyukuri kehidupan mereka yang baru sebagai orang-orang yang telah dimerdekakan Allah, maka mereka patut melaksanakan sepuluh hukum tersebut".
Mengutip buku kecil yang ditulis oleh Eka Darma Putera yang berjudul 'Sepuluh Perintah Allah Museumkan saja?, terdapat tiga alasan dari banyak orang, mengapa kita perlu memuseumkan 10 perintah Allah.
Pertama, orang beranggapan bahwa Sepuluh perintah Allah mengekang hidup manusia. Sekarang sudah zaman Merdeka! Jangan samapai kita kehilangan kemerdekaan hanya karena kita masih memegang erat Sepuluh Perintah Allah?
Kedua, Sepuluh Perintah Allah hanyalah peninggalan bangsa Israel zaman kuno. Apakah kita warga Indonesia yang hidup di abad 21 masih perlu melaknsanakannya?
Ketiga, Sepuluh Perintah Allah adalah produk Perjanjian Lama. Hukum kasih dalam Perjanjian Baru lebih akurat untuk kita ikuti.
Anggapan-anggapan tersebut adalah keliru. Eka menulis: “Namun bila orang dapat mengemukakan tiga alasan mengapa Dasa Titah layak dilupakan, saya dapat mengemukakan jauh lebih banyak alasan mengapa kita justru perlu kembali mengingatnya. Mengapa kita mesti menyadari maknanya yang abadi, serta menemukan kembali kekayaan spiritualnya”.
Teks ini menggambarkan momen ketika Tuhan memberikan Sepuluh Hukum kepada bangsa Israel melalui Musa di Gunung Sinai. Tuhan sendiri yang menuliskan Dasa Titah pada kedua loh batu melalui Firman Tuhan sendiri.
Ada fakta bahwa Dasa Titah dua kali ditulis (Kel. 31:18; 32:15, 16; 34:1, 28; Band. Ul. 10:4). Dua loh batu Dasa Titah yang pertama dihancurkan oleh Musa sebagai symbol ketidak taatan Israel yang menyembah anak lembu (Kel. 32:19); Dua buah Loh Batu Dasa Titah kedua, di tempatkan dalam Tabut Perjanjian (25:16; band. 10:5), Hywel R. Jones, Exodus, dalam New Bible Commentary, lihat halaman 131). Ini bukanlah sekadar kumpulan aturan, melainkan fondasi moral dan spiritual yang menjadi landasan hubungan antara manusia dengan Allah dan sesama.
Dalam ayat 1 dan 2 sudah dengan sangat jelas ditegaskan agar bangsa Israel mengingat akan kebaikan Allah itu. “Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: 2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.“ Tuhan Allah sendiri yang menegaskan hal ini. Dan Tuhan yang penuh kasih itu menegaskan oleh karena itu dalam ayat 3 dikatakan “ 3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” Tuhan Allah menginginkan kesetiaan penuh dari umat-Nya. Tidak ada Allah lain yang boleh disembah selain Dia. Ini mengajarkan kita untuk menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita”.
Sediakan waktu khusus untuk beribadah dan merenung, menjauhkan diri dari hiruk-pikuk dunia. Jadi para presbiter yang akan ditahbiskan, harus prioritaskan waktu untuk Tuhan dan pelayanan, dibandingkan dengan hobby dan kesenangan lainnya. Harus mampu membagi waktu untuk pekerjaan dan pelayanan.
Selanjutnya dalam Dasa Titah ini ada Larangan Terhadap Berhala (ayat 4-6): Tuhan Allah menuntut pengabdian total dan mengingatkan kita akan sifat-Nya yang penuh kasih dan adil.
Kita diajak untuk menjauhi segala bentuk penyembahan palsu dan menempatkan Tuhan sebagai pusat kehidupan kita. Ada pameo di kalangan orang muda: “cinta di tolak maka dukun bertindak”. Orang muda cari jodoh dengan pakai obat nona, atau leu-leu (jimat. Atau ada orang yang ditakuti karena orang bilang: awas loh bapa tua dan mama tua ada “pake-pake”. Kita diminta untuk hanya mengandalkan kuasa Allah dan bukan kuasa lainnya, dalam hidup dan pekerjaan kita.
Selanjutnya dalam ayat 7 kita diminta untuk memuliakan Nama Tuhan. Tuhan Allah menekankan pentingnya menghormati dan memuliakan nama-Nya. 7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
Kita diajar untuk tidak hanya berbicara dengan hormat terhadap Tuhan tetapi juga menyatakan kemuliaan-Nya melalui tindakan dan perkataan kita. Dan hal kita biasakan dalam doa dan ibadah dengan mengingat dan menguduskan hari Sabat (ayat 8-11).
Tuhan Allah menetapkan hari Sabat sebagai hari khusus untuk istirahat dan penyembahan. Kita diajak untuk merenungkan arti istirahat yang sejati dalam hidup kita dan memberikan waktu khusus bagi persekutuan dengan Tuhan.
Penekanan penting dalam Dasa Titah ini adalah Hormat Terhadap Orang Tuhan (ayat 12):
Perintah untuk menghormati orang tua mengajarkan kita nilai hormat dan ketaatan. 12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
Banyak orang muda modern yang lebih hormat Media Sosial dari pada orang tuanya. Nasehat orang tua dikatakan kuno dan ketinggalan zaman.
Hormati Orang Tua: Hormati dan taatlah kepada orang tua harus juga mendapatkan tempat di hati dan pikiran kita dan berwujud dalam Tindakan-tindakan nyata kita. Pernah ada kasus di Kupang, Dimana ada satu Nenek yang Bernama Bendelina Mone, 62 tahun yang meninggal sudah dua bulan baru ketahuan (lihat Timexkupang.fajar.co.id, Geger!! Lansia ditemukan Meninggal di Bawah Kolong Tempat tidur, 22 Juli 2023. Lihat juga Kematian Nenek Sebatang Kara di Kupang, Sudah Rusak dan mengering di Kolong Tempat Tidur, Kompas.com, 23 Juli 2023. Lihat Juga Pos-Kupang.com, Viral Mayat di Kolong Tempat Tidur, Polsek Kelapa Lima Pasang Police Line di TKP Oesapa, 3 Agustus 2023.).
Bagian terakhir dari Dasa Titah adalah Larangan Terhadap Pembunuhan, Perzinahan, Pencurian, Pencemaran Nama Baik, dan jangan iri dengan harta orang lain (ayat 13-17):
Allah menetapkan norma moral yang tegas dalam hubungan manusia dengan sesama.
Kita diajak untuk hidup dalam integritas, menghormati hak-hak orang lain, dan mengejar kebenaran.
Kalau kita perhatikan pada bagian terkahir dari Dasa Titah ini penuh dengan perintah kata Jangan. Orang memang butuh kebebasan, tetapi juga perlu batas untuk diikuti. Orang Tua harus berani bilang jangan pada anak-anaknya, dan jangan hanya Cuma bilang silahkan! Apa beda Tuhan dan Setan dalam kisah Adam dan Hawa di Taman Eden (Kej 3:1-24). Tuhan bilang “Jangan”, tetapi Iblis Bilang silahkan. Jadi kalau ada orang tua yang hanya bilang silahkan pada anak-anaknya, maka orang tua sudah mulai jadi Iblis.
Kalau ada suami (apalagi penatua) yang bilang: sayang beta boleh pi nonton bioskop dengan janda muda disebelah rumah ko? kasihan dia sebatang kara seorang diri. Maka istri jangan bilang silahkan sayang, jangan lupa berdoa ee. Wkwkwk. Itu Namanya turut dorong suami masuk dalam pencobaan, walaupun pergi bioskop dia ada bawa alkitab dua buah (dia punya dan dia pung maitua punya).
Mari kita merenungkan kata mutiara dari Albert Einstein, "Hukum Tuhan lebih hebat daripada hukum manusia".
Marilah kita hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Sepuluh Hukum, menjadikannya sebagai panduan hidup kita agar kita dapat hidup berkenan di hadapan Tuhan dan sesama. Perjuangan ketaatan harus berawal dari menata hidup, menyeleksi dan menyaring keinginan kita apakah cocok dengan kehendak Tuhan atau tidak. Di tengah kesadaran akan kelemahan dan kekurangan kita, kita dapat bersandar pada kasih karunia Tuhan yang tak terhingga. Dengan bimbingan Roh Kudus, marilah kita hidup sebagai umat yang taat dan setia, menjadi terang dan garam di dunia ini. Amin. (*)
*Kotbah disampaikan dalam kebaktian pentahbisan Majelis Jemaat Pniel Oebobo Periode 2024-2027 di Jemaat Pniel Oebobo, Klasis Kota Kupang Minggu, 21 Januari 2024.
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Foto Bersama Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, M.Th, MA seusai kebaktian bersama para pendeta Jemaat Pniel Oebobo (Pdt. Yahanis Ratu, S.Th, Pdt. Petrus Bani, S.Th dan Pdt. Tyas Mesakh, S.Th) dan para presbiter yang baru ditahbiskan, Minggu, 21 Januari 2024.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.