Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 28 Januari 2024, Kesetiaan dan Visi Pelayanan Yesus

Kewibawaan Yesus memenuhi gambaran tentang seorang nabi sejati dalam janji Tuhan pada Musa dalam kitab Ulangan pada bacaan hari ini

|
Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-ROMO LEO MALI
Romo Leo Mali menyamoaikan Renungan Harian Katolik Minggu 29 Januari 2024, Kesetiaan dan Visi Pelayanan Yesus 

POS-KUPANG,COM - Renungan Harian Katolik Minggu 28 Januari 2024, Kesetiaan dan Visi Pelayanan Yesus

Renungan Harian Katolik Minggu 28 Januari 2024 dengan judul Kesetiaan dan Visi Pelayanan Yesus ditulis oleh Romo Leo Mali dan mengacu dalam Bacaan Injil: Markus 1.21-28.

Ketika Yesus mengajar, IA mengajar dengan penuh kuasa. Ketika Ia menyembuhkan orang sakit, IA melakukannya dengan penuh kuasa. Dan kali ini ketika IA mengusir setan dan Roh Jahat, IA melakukannya juga dengan penuh kuasa. Kata-kata yang diucapkan serta tindakan yang IA lakukan, semuanya penuh daya dan kuasa.

Karena dengan kata-kataNya, IA memulihkan semua yang rusak dan menegakkan kembali yang patah semangat dan putus asa. Semua kata dan tindakanNya yang penuh kuasa membuat orang-orang kagum padaNya.

Baca juga: Polisi Selamatkan Warga Sipil di Queensland Australia yang Terdampar Setelah Badai Tropis Kirrily

Bahkan,usai mengusir roh jahat dalam rumah ibadat di Kapernaum, seperti kita dengar dalam injil hari ini, orang banyak mengakui kewibawaan serta kuasaNya, “roh–rohjahat pun IA perintah dan mereka taat kepadaNya.” (Mrk. 1.27)

Kewibawaan Yesus memenuhi gambaran tentang seorang nabi sejati dalam janji Tuhan pada Musa dalam kitab Ulangan pada bacaan pertama hari ini:

“Seorang nabi akan kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka... dan Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya dan Ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ul. 18. 15-20).

Kuasa Allah adalah sumber kekuatan Yesus. IA memahami diri sebagai kegenapan Janji Allah bagiumatNya (bdk. 1.15). Maka IA selalu setia dan melakukan apa yang BapaNya kehendaki.

KesetiaanNya membuat Yesus sangat berwibawa dan penuh kuasa. Sampai-sampai dengan gemetar RohJahat-pun ikut menyanjungnya dan berusaha “sokakrab” dan coba berkompromi dengan Yesus. “Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazareth.  Aku tahu siapa Engkau, yakni Yang Kudus dari Allah” (Ayat, 24).

Roh jahat berpikir bahwa dengan sanjungan itu mereka dapat menaklukan Yesus. Sanjungan yang sama dipakai oleh Iblis dalam mencobai Yesus. Cobaan tersembunyi di balik cobaan.  (bdk. Mat.4.1-11) Tapi Yesus menolak sanjungan itu dan menolak berkompromi dengan Setan.

Ia tahu pujian RohJahat hanyalah ebuah gimmick. Dalam hal hubungan dengan sijahat, sikapYesus sangat tegas.

 “Jika ya hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.” (Mat. 5.37).

Pujian dan sanjungan adalah hal yang akrab dengan mereka yang bekerja di sector pelayanan public yang sangat mengutamakan kepuasan pelanggan.

Seringkali Perusahaan yang bergerka di bidang pelayanan pbulik membuat survey untuk mengetahui kepuasan pelanggan. Kalau pelanggan puas maka penyedia layanan juga puas.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 26 Januari 2024, Saling Percaya Adalah Kunci

Pujian pelanggan sangat berharga. Dalamukuran yang wajar, setiap orang memerlukan pujian dan sanjungan.

Pujian bahkan sanjungan yang tulus dapat menciptakan lingkungan social yang sehat. Hal itu akan memperkuat energy positi fdalam diri setiap orang. Sehingga setiap orang merasa diterima dan diakui keberadaannya.

Penerimaan diri yang  positif dalam hidup bersama akan memperkuat visi tentang hidup dan meningkatkan produktifitas serta kreatifitas dalam bekerja.

Namun pujian berlebihan yang tidak tulus dapat membuat orang lupa diri serta lupa akan tujuan hidupnya.

Kehilangan visi hidup adalah salah satu sebab utama dari tingginya angka bunuh diriakhir-akhir ini. Di kota Kupanga da11 kasus bunuh dir iselama tahun 2023. Jika kita simak satu per satu darikasus yang ada.

Bunuh diri terkait dengan tiadanya visi tentang hidup. Orang tidak tahu untuk apa dia hidup. Akibatnya dia tidak punya harapan untuk bertahan di depan kesulitan.

Bahaya kehilangan visi dalam hidup sangat nyata saat ini, di tengah kultur hidup yang sangat mengagungkan pujian yang semu. Di media sosial banyak orang mengejar“viewer atau subscriber” sebanyak-banyaknya.

Kebiasaan ini tanpa sadar membentuk anggapan bahwa semakin seseorang terkenal, semakin banyak pemuja dan penyanjungnya maka, hidup menjadi lebih bernilai. Dengan pandangan hidup seperti ini hidup akan menjadi sebuah drama di mana orang kehilangan dirinya sendiri. Semua peran dijalankan untuk memenuhi harapan orang lain

Selain kehilangan diri, dalam situasi ini banyak orang  kehilangan visi tentang tujuan tertinggi yang menggerakan hidupnya. Orang tidak tahu apa yang paling ingin dikejar dalam hidup.Orang tidak tahu, untuk apa dia hidup.

Yesus menunjukkan dalam Injil hari ini bahwa IA tahu apa yang hendak dikejar dalam pelayanannya. Visi hidupNya adalah menggenapi rencana Allah. Itu hal paling tinggi yang hendak digenapi dalam hidup dan perutusanNya. Karena itu IA pernah menantang murid-muridNya.

“Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetap kehilangan nyawanya (diri/hidupnya)?” (Mat. 16.26).

Dengan tetap setia pada BapaNya, IA tidak kehilangan diriNya. Buah dari kesetiaanNya, seperti catatan Injil hari ini:  “Tersebarlah dengan cepat khabar tentang Yesus ke segala penjuru daerah Galilea” (ayat 28). Berkat dari Allah selalu tersedia untuk  yang mereka yang setia.

Visi Yesus adalah visi kita semua. Maka untuk meneladani kesetiaanNya, Ibu Teresa dari Kalkuta, pelayan orang-orang papa dari Kalkuta, India berpesan: “Kita dipanggil bukan untuk menjadi sukses tetapi menjadi setia. Berkat dan kesetiaan Tuhan melimpah untuk kita semua. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved