Berita Kota Kupang

Tahun Ini PUPR Kota Kupang Bangun Bronjong dan Tanggul Penahan

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Kota Kupang akan membangun bronjong dan tanggul penahan di sejumlah wilayah di Kota Kupang

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
MIKI NATUN - Kepala Bidang SDA PUPR Kota Kupang Miki Natun saat diwawancarai di kantornya, Jumat (19/1/2024) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG -Tahun ini Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Kota Kupang akan membangun bronjong dan tanggul penahan di sejumlah wilayah di Kota Kupang.

Kabid SDA PUPR Kota Kupang Miki Natun mengatakan, fokus pembangunan tahun 2024 berkaitan dengan tembok penahan di sungai di Kelurahan Bakunase II, Pasir Panjang, Naikoten I, Amanuban, Airnona, Fontein dan merehabilitasi tanggul di Oeba.

"Kita juga ada pekerjaan bronjong penahan pantai yang akibat Seroja maupun sungai yang begitu tinggi saat musim penghujan yang menyebabkan kerusakan di badan sungai," kata Miki Natun, Jumat (19/1/2024).

Miki Natun mengatakan, dalam tahun ini juga direncanakan rehabilitasi sejumlah embung yang ada di Kota Kupang. PUPR ingin meningkatkan pemanfaatan embung itu untuk sektor pariwisata dan perikanan atau pertanian.

Embung itu juga akan dilakukan pendataan dan hibah dari Pemprov NTT ke Pemkot Kupang. Ia mengaku ada sejumlah titik embung yang ada di Kota Kupang.

PUPR berencana melakukan pendataan dan peningkatan kapasitas dari sebelumnya hanya sebagai embung tada hujan.

"Jadi selain sebagai penahan air, pengendali banjir kita tambah tiga plus. Pertanian, perikanan dan pariwisata," sebutnya.

Menurut Miki Natun, pembangunan tanggul penahan dan bronjong pada sejumlah tempat itu bervariasi ukurannya.

Miki mengaku, pembangunan itu melihat urgensi dari situasi yang ada di tempat-tempat yang ada.

Baca juga: PUPR Kota Kupang Minta Maaf, Ajak Masyarakat Urus PBG

Prioritas pertama, PUPR membangun di daerah rawan bencana dan memiliki patahan. Fokus itu untuk meminimalisir adanya korban jiwa akibat bencana dan terjadi pergeseran akibat ketiadaan tanggul.

Estimasi pekerjaan dimulai lakukan bulan Maret 2024. Secara keseluruhan tembok penahan dianggarkan Rp 4 miliar lebih. PUPR, kata dia, juga menyiapkan besi bronjong bagi masyarakat untuk dipasang pada daerah yang membutuhkan.

"Kita punya bronjong tapi kita tidak punya batu. Jadi masyarakat kalau mau, bersurat ke kami, kami ke lapangan cek, kebutuhan berapa bronjong," ujarnya

Setelah mengecek, PUPR dan masyarakat wajib menyepakati mengenai penyediaan batu yang dilakukan oleh masyarakat. Sebab, PUPR sendiri tidak punya anggaran.

Miki menyebut, bebatuan yang ada tidak perlu berasal dari kali, tetapi bisa menggunakan batuan karang.

"Karena batu karang itu lebih murah. Masyarakat nanti kita ajarkan cara memasang. Kemarin kita sudah kasih turun 30 buah besi bronjong di Kelurahan Naikoten," ujarnya.

Ketua Komisi III DPRD Kota Kupang, Adrianus Talli mengatakan mestinya anggaran untuk pembangunan dua item itu harus maksimal agar persoalan semacamnya pun bisa tuntas.

Ia mencontohkan, di Kelurahan Oebufu. Dia menyebut, wilayah sekiranya tidak hanya membangun tembok penahan. Masalahnya, kata dia, struktur tanah yang labil. Dia menyarankan harus memperkuat kondisi tanah sebelum membangun itu.

"Contohnya jalan Taebenu, jalan tersebut diperbaiki namun terjadi penurunan tanah sehingga jalan tersebut akhirnya terjadi penurunan dan tidak maksimal aspal yang dibangun," kata Miki Natun.

Baca juga: PUPR Kota Kupang akan Rehabilitasi Jalan Kejora Lewat Usulan DAK

Politisi PDIP itu menyebut, dinas teknis harus melakukan kajian secara baik. Tujuannya agar saat dilakukan penganggaran, bisa memberi dampak lebih optimal untuk menuntaskan masalah tersebut. Dia tidak mau, semua masalah hanya diselesaikan pada bagian permukaan.

"Kalau hanya bangun bronjong saja pasti nggak akan menjadi masalah di kemudian hari lagi karena yang menjadi masalah adalah struktur tanah," jelasnya.

PUPR, sebut dia, harus belajar dari pekerjaan jalan Tabenu. Dia melihat perbaikan jalan itu hanya pada bagian permukaan tanpa memperhatikan kondisi tanah. Saat ini, menurut dia, jalan itu terjadi penurunan hingga beberapa centimeter.

"Perencanaan harus dilakukan secara baik, didahului dengan kajian yang mendalam,  agar persoalan yang ada di daerah bantaran sungai itu terselesaikan dengan baik," kata dia lagi. (fan)

Berita Kota Kupang Lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved