Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 18 Januari 2024, Terhimpit Oleh Mereka

Kita lalu menjadi kalah. Maka kadang kita juga perlu menjaga jarak yang benar agar tidak gampang terhimpit oleh berbagai macam beban

Editor: Edi Hayong
FOTO PRIBADI
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Kamis 18 Januari 2024 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Terhimpit Oleh Mereka.

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Kamis Biasa Pekan II merujuk pada Bacaan I: 1 Sam. 18: 6-9; 19: 1-7, Injil : Mrk. 3: 7-12

Berikut ini teks lengkap renungan dari Bruder Pio Hayon SVD.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Ada banyak hal dalam hidup kita yang bisa membuat kita merasa terhimpit oleh beban yang kadang sangat berat.

Ada tekanan ekonomi, sosial, politik, budaya dan banyak hal lain lagi. Bahkan beban tugas-tugas harian kita juga bisa menghimpit kita dan kadang membuat kita jatuh dan tak dapat bangun lagi.

Kita lalu menjadi kalah. Maka kadang kita juga perlu menjaga jarak yang benar agar tidak gampang terhimpit oleh berbagai macam beban.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Kita kembali di hari baru ini dengan inspirasi dari bacaan-bacaan suci yang kita renungkan dan refleksikan. Hari ini kita disuguhkan dengan kisah menarik tentang karya pelayanan yang dillakukan oleh Yesus.

Setelah Yesus memulai karyaNya sesudah dibaptis di Sungai Yordan, banyak orang mulai tertarik dan selalu mau mendengarkan Dia dan ingin mendapat jamahan tanganNya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 18 Januari 2024, Kurban Salib Jadi Semangat Kerohanian Kita

Kisah-kisah mujizat yang dilakukan oleh Yesus cepat sekali menyebar dari mulut ke mulut dan akhirnya membuat semakin banyak orang yang datang kepada Yesus dengan berbagai macam intensi dan tujuannya. Dan semua itu tak terbendung.

Tidak hanya orang-orang banyak yang datang kepada Yesus dan memuji dan memuliakan Tuhan, tetapi bahkan setan-setan yang merasuki orang pun ikut merasa disisihkan karena kehadiran Yesus karena mereka juga mengenal Yesus dengan baik.

Kehadiran Yesus sudah membuat mereka tersingkir bahkan sampai memohon untuk tidak dibinasakan. Dan mereka sampai mengakui Yesus: “Engkaulah Anak Allah”.

Maka tak dapat disangkal bahwa kehadiran Yesus selalu dinantikan oleh begitu banyak orang dari latar belakang budaya dan wilayah juga termasuk dengan latar belakang intensi mereka masing-masing.

Yang terpenting di sini adalah bahwa Yesus menjadi titik pusat perhatian banyak orang. Atas situasi yang telah terjadi ini, dikisahkan dalam bacaan injil hari ini, Yesus meminta bantuan para muridNya untuk melakukan satu hal ini: “Yesus menyuruh murid-muridNYa menyediakan sebuah perahu bagiNya jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka.”

Dari kisah ini terlihat bahwa sebenarnya Yesus mau menyingkir ke danau Galilea bersama para muridNya. Tetapi orang banyak tetap  datang kepada Yesus dari berbagai wilayah.

Maka ketika situasinya sudah mulai terdesak karena saking banyaknya orang, Yesus meminta para muridNya untuk menyediakan sampan untukNya agar dia tidak terhimpit oleh orang banyak.

Secara psikologis, Yesus mengerti tentang orang-orang itu yang datang untuk mendengarkan Dia atau pun untuk disembuhkan. Namun pada sisi lain, Yesus juga merasa secara sosial psikologis melihat situasi ini dan harus berbuat sesuatu agar semuanya dapat berjalan dengan baik.

Yesus meminta perahu kepada para muridNya adalah juga bagian dari bentuk “menarik diri” dari situasi yang kadang hendak menghimpitNya dengan segala macam kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 17 Januari 2024, Sudah Saatnya kita Tinggalkan Predikat Hamba Hukum

Yesus lalu mengambil jalan tengah dengan menaiki perahu tidak untuk meninggalkan mereka tetapi ‘mengambil jarak’ tertentu agar semua orang dapat mendengarkan Dia dengan baik karena dengan mengambil posisi yang benar Yesus lebih leluasa mewartakan ajaranNya dan tidak terhimpit oleh berbagai macam manusia dengan segala macam tuntutan kebutuhan yang mau disampaikan kepada Yesus.

Kita juga kadang mengalami hal yang sama. Ada banyak tuntutan yang kita alami dalam hidup. Ada tuntutan ekonomi, tuntutan sosial seperti pekerjaan, ada tuntutan politik, budaya bahkan tuntutan psikologis dalam hidup kita. Semua itu tak terhindarkan karena memang kita terbentuk oleh banyak aspek ini.

Dan hal itu kadang menghimpit kita dan membuat kita tidak menjadi bebas. Kita kadang atau bahkan sering terbawa oleh situasi atau keadaan itu maka kita pun terhimpit atau terdesak dan membuat kita jatuh dan kalah.

Yesus mengajarkan kita untuk mengambil jalan tengah agar kita mampu ‘mengambil jarak’ secara tepat dan memposisikan kita secara benar agar baik diri kita maupun orang lain atau semua tuntutan itu dapat diatasi dengan baik dan benar.

Mari kita belajar dari Yesus untuk secara tepat mengambil jalan tengah yang tepat dan benar agar kita tidak gampang jatuh dalam himpitan tuntutan hidup dengan berbagai macam latar belakangnya dan kita pun tidak cepat tergoda dan jatuh dalam dosa.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama, seperti Yesus, akan ada banyak orang atau tuntutan kerja atau hidup dan tuntutan lainya yang akan bisa menghimpit kita.

Kedua, perlu mengambil jalan tengah untuk “mengambil jarak” agar kita tidak gampang dihimpit. Ketiga, tetap menjadi diri sendiri di antara begitu banyak tuntutan yang harus kita jalani. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved