Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 17 Januari 2024, Sudah Saatnya kita Tinggalkan Predikat 'Hamba Hukum'
Saya merasa Tuhan sedang menatap marah dan menghajar saya dengan pertanyaan yang tiba-tiba muncul
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis , RP. John Lewar SVD dengan judul, Sudah Saatnya kita Tinggalkan predikat 'Hamba hukum'.
THN B/II Hari Biasa Pekan II PW. Santu Antonius Abas RP. John Lewar SVD menulis renungannya merujuk pada bacaan : 1Samuel 17:32-33.37.40-51
Mazmur 144:1,2,9-10 , Markus 3: 1-6
Berikut ini renungan lengkap yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD.
"Manakah lebih baik pada hari sabat: melakukan kebaikan atau kejahatan”
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Pengalaman jam dua dini hari. Sekitar jam dua dini hari, saya menerima telpon dari seseorang. Penelpon itu memohon dengan sangat agar saya
menerimakan Minyak Suci untuk ayahnya yang sedang koma.
Saya menyarankan untuk menelpon ke teman pastor lain karena saya sangat lelah, mengantuk dan paginya harus melayani misa di salah satu
komunitas susteran.
Akhirnya, karena nadanya yang sangat memohon, saya memutuskan untuk melayani. Menjelang jam setengah lima pagi, saya kembali ke pastoran dan menerima berita bahwa bapak yang saya layani telah meninggal dunia.
Mungkin anda bertanya, apakah ada hubungan antara pengalaman dini hari itu dengan bacaan-bacaan hari ini? Saya jawab: Ada! Dengan telak
saya terpukul dan malu. Pada saat misa bersama suster berlangsung, perasaan saya menjadi getir.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 17 Januari 2024, Berbuat Baik atau Jahat
Saya merasa Tuhan sedang menatap marah dan menghajar saya dengan pertanyaan yang tiba-tiba muncul.”Untuk alasan Perayaan Ekaristi inikah dini hari tadi kamu nyaris menolak menyelamatkan seorang bapak yang membutuhkan layanan minyak suci?
Mengapa kamu begitu ingin membatalkan harapan selamat dari seorang bapak hanya karena tidak ingin membatalkan jadwal misa di susteran?
Toh kamu bersama para suster tidak akan mati bila kamu memindahkan Perayaan Ekaristi ke sore hari?
Pasti akan sangat dimaklumi. Selama sarapan pagi bersama para suster, saya membisu. Esok harinya, keluarga yang berduka dengan seizin pastor paroki mereka datang mendaulat saya untuk memimpin Misa Requem.
Dengan segera saya menerima. Saya membatin, saya butuh sembuh dari matinya tangan rohaniku, karena kesalahan dan kebodohan saya pada dini hari kemarin. Jarang sekali Injil menceritakan tentang Yesus marah atau ngamuk.
Injil hari ini menceritakan bahwa Yesus marah besar dan sedih karena kedegilan hati orang-orang sebangsaNya, orang-orang Farisi, yang berlagak tuli terhadap pertanyaan “Manakah lebih baik pada hari Sabat: melakukan kebaikan atau kejahatan, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang (Markus 3: 4b).
Mereka tahu jawabannya, tetapi bersikap masa bodoh terhadapNya. Yesus menegaskan kepada kita keutamaan hidup yang mendahulukan tindakan penyelamatan terhadap sesama ketimbang mengorbankan sesama demi mengabdi peraturan atau hukum secara buta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.