Lewotobi Erupsi
Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki Tidur Beralaskan Tikar
Wilayah yang cukup dekat dengan Gunung Lewotobi Laki-laki ini diklaim Camat Ile Bura, Petrus Tukan tidak masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB).
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT yang menempati tenda darutat dan fasilitas umum tidur beralaskan tikar tipis sejak 1 Januari 2024 hingga 15 Januari 2024.
Karena itu, tak sedikit dari mereka dari total pengungsi saat ini 6.550 jiwa sangat rentan terserang penyakit seperti ispa, batuk, demam, terutama yang memiliki riwayat asma.
Seperti posko pengungsian di SMPN 1 Wulanggitang dan SDK Kemiri, Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang sebanyak 772 jiwa yang menempati sejumlah ruangan kelas.
Seorang pengungsi, Yosep Tobi, warga Dusun Bawalatang, Desa Nawokote, mengatakan para lansia dan anak-anak tidur menggunakan tikar sering menggigil dan susah tidur karena lantai sekolah sangat dingin.
"Banyak yang batuk pilek, orang-orang tua ada yang asma jadi alas tidur tipis itu mereka pasti susah tidur dan batuk-batuk," katanya, Senin 15 Januari 2024.
Ia mengatakan, selain mudah terserang penyakit, pengungsi sering mengantre di toilet umum untuk mandi, buang air kecil, hingga buang air besar (BAB).
Meski demikian, kata Yosep, ketersediaan air bagi pengungsi di SMP Negeri 1 Wulanggitang dan SDK Kemiri cukup baik. Di sana terdapat bak penampung air yang disalurkan dari mobil tangki.
Alat tidur tak layak juga dialami 544 jiwa yang mengungsi di Desa Riangrita, Kecamatan Ile Bura. Sudah satu minggu pengungsi asal Desa Nurabelen itu bertahan dengan tikar tipis di tiga lokasi, yaitu eks Kantor Desa Riangtita, SDK Riangrita, dan Kantor Desa Riangrita.
Banyak sekali kelompok rentan bencana yang tidur dengan tikar tipis. Wilayah yang cukup dekat dengan Gunung Lewotobi Laki-laki ini diklaim Camat Ile Bura, Petrus Tukan tidak masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB).
Baca juga: Lomblen Mania Turun ke Jalan Galang Dana Bagi Penyintas Erupsi Lewotobi Flores Timur
"Hanya alat tidur kami pakai tikar bantuan dari banyak pihak yang antar ke kami," ujar Aloysius Hoko (48), salah satu dari 544 pengungsi di sana.
Manajemen pendistribusian bantuan di lokasi ini tertib. Pemerintah desa setempat mendata bantuan dari pihak ketiga dan pemerintah, lalu disalurkan secara merata ke para pengungsi.
Sementara 39 pengungsi di Posyandu Desa Pulera, juga mengeluhkan hal serupa. Di sana ada 9 anak-anak dan 8 lansia terpaksa tidur beralaskan tikar plastik di atas lantai keramik dengan suhu yang sangat dingin.
"Kalau bisa ada kasur kecil juga baik, supaya kami alas dengan tikar. Biar untuk anak-anak dan orang tua saja, kami biar dengan tikar," kata Yasinta Bukan (43), warga Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura.
Sementara petugas kesehatan di posko SDK Kemiri, Siti Maryam Making, mengatakan pengungsi lebih banyak terserang ispa datang ke petugas kesehatan pagi hingga sore hari.
Meski setiap saat banyak pasien dengan pelbagai keluhan, relawan kesehatan dari Puskesmas Boru terus memberikan pelayanan dengan menyediakan obat-obatan.
"Kita tetap melayani keluhan mereka. Ada dua shift, pagi 07.00 Wita sampai 13.00 Wita, lalu lanjut 13.00 Wita sampai 18.00 Wita," jelasnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Malaria Mulai Serang Huntara Penyintas Lewotobi Laki-laki |
![]() |
---|
Erupsi Beruntun Tanpa Jeda, Lewotobi Laki-laki Lontarkan Material 6.000 Meter |
![]() |
---|
Lewotobi Laki-laki Empat Kali Erupsi dalam 32 Menit, Status Level Siaga |
![]() |
---|
Material Vulkanik di Lereng Lewotobi Capai 3 Juta Ton Kubik Ancam Ribuan Jiwa |
![]() |
---|
Lumpur Timbun Jalan Vital, Aktivitas di Selatan Flores Timur NTT Lumpuh Total |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.