Berita Timor Tengah Utara
Gereja untuk Kaum Miskin
Penulis berkesempatan mengunjungi sebuah lahan pertanian di Dusun Banopo, Desa Tublopo, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Kata-kata motivasi yang sering keluar dari mulut sang biarawan ini adalah "Biarlah kamu mati lima tahun untuk hidup selama-lamanya. Daripada kamu hidup lima tahun untuk mati selama-lamanya". Kata-kata ini sarat makna.
Membangun sebuah usaha harus berangkat dari keterbatasan dan kekurangan. Buah dari kesulitan dan kekurangan ini dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha tersebut.
Ungkapan ini terbukti manjur. Blasius saat ini memiliki sebuah kios kecil dan membeli 2 bidang tanah. Sedangkan Vinus telah membeli sebidang tanah dan sedang membangun rumah miliknya. Walaupun tidak semua hasil jerih payah mereka membangun rumah dan kios kecil penopang hidup berasal dari kebun itu.
Pembagian hasil kebun ini, kata Blasius, digunakan untuk membeli tanah, membangun kios dan membiayai pendidikan anaknya. Seluruh kebutuhan rumah tangga mereka dibiayai dari hasil kebun itu.
Ia mengisahkan, pada akhir tahun 2017 lalu, dirinya hendak merantau ke Malaysia. Sebelumnya, Blasius pernah merantau ke Malaysia. Niat Blasius ini dilarang oleh Frater Herman Ginting, OFMConv.
Saat itu, Frater Herman Ginting belum lama tiba di Dusun Banopo karena diutus oleh Ordo Fransiskan bermisi di Pulau Timor. Ternyata larangan Frater Herman ini berbuah manis saat ini.
Rencana keberangkatan ke Malaysia ini disebabkan oleh kondisi ekonomi keluarga yang sangat sulit. Saat itu Blasius sudah berkeluarga. Asa memenuhi kebutuhan hidup dalam keluarga nyaris tidak menemukan jalan keluar.
Di sisi lain, keterbatasan keahlian untuk pekerjaan lain jadi penghalang Blasius berinovasi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari di kampung halamannya.
Membiayai Pendidikan Anak di SMAK Fides Quaerens Intellectum
Blasius tidak menyangka bisa membiayai pendidikan anaknya hingga ke tingkat SMA. Mimpi ini sempat terkubur ketika ia hendak merantau ke Malaysia beberapa tahun silam.
SMAK Fides Quaerens Intellectum merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Timor Tengah Utara. Mimpi menyekolahkan anak di sekolah tersebut tidak pernah terbersit di pikiran Blasius sebelumnya.
Saat ini rasa bangga itu benar hidup di kalbu pria sederhana itu. Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan di tingkat SMP, Blasius tidak ingin nasib yang sama dialami oleh anaknya.
Membiayai pendidikan di SMAK Fides Quaerens Intellectum bukan hal mudah bagi seorang petani. Pasalnya, biaya pendidikan di sekolah favorit swasta itu bukan perkara mudah.
Bagi Blasius, tidak ada yang mustahil bagi seorang petani membiayai pendidikan anaknya di sekolah favorit. Hal ini mungkin jika petani rajin, ulet dan sabar dalam bekerja.
Meskipun tidak lagi merantau ke Malaysia, Blasius mengaku kehidupannya berubah sejak menjadi petani sayur. Kontur tanah Pulau Timor memungkinkan seorang petani bisa sukses.
| Pelaku Lempar Simon Hingga Meninggal di Desa Fatumtasa-TTU karena Hendak Bacok Ayahnya |
|
|---|
| Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang Gelar Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Letmafo TTU |
|
|---|
| Terjerat Kasus Korupsi, Mantan Bendahara Desa Nonotbatan TTU Divonis 1,10 Tahun Penjara |
|
|---|
| Hari Juang TNI AD, Kodim 1618/TTU Gelar Aksi Donor Darah |
|
|---|
| Pimpin Upacara Hari Juang TNI AD, Dandim 1618/TTU Titip Pesan Penting kepada Prajurit |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.