Berita Timor Tengah Utara

Gereja untuk Kaum Miskin

Penulis berkesempatan mengunjungi sebuah lahan pertanian di Dusun Banopo, Desa Tublopo, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Frater Herman Ginting, OFMConv (baju putih) bersama Warga Dusun Banopo bernama Blasius dan anaknya saat sedang membersihkan lahan pertanian di wilayah Dusun Banopo, Desa Tublopo, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, Selasa, 19 Desember 2023. 

Kata-kata motivasi yang sering keluar dari mulut sang biarawan ini adalah "Biarlah kamu mati lima tahun untuk hidup selama-lamanya. Daripada kamu hidup lima tahun untuk mati selama-lamanya". Kata-kata ini sarat makna. 

Membangun sebuah usaha harus berangkat dari keterbatasan dan kekurangan. Buah dari kesulitan dan kekurangan ini dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha tersebut. 

Ungkapan ini terbukti manjur. Blasius saat ini memiliki sebuah kios kecil dan membeli 2 bidang tanah. Sedangkan Vinus telah membeli sebidang tanah dan sedang membangun rumah miliknya. Walaupun tidak semua hasil jerih payah mereka membangun rumah dan kios kecil penopang hidup berasal dari kebun itu. 

Pembagian hasil kebun ini, kata Blasius, digunakan untuk membeli tanah, membangun kios dan membiayai pendidikan anaknya. Seluruh kebutuhan rumah tangga mereka dibiayai dari hasil kebun itu.

Ia mengisahkan, pada akhir tahun 2017 lalu, dirinya hendak merantau ke Malaysia. Sebelumnya, Blasius pernah merantau ke Malaysia. Niat Blasius ini dilarang oleh Frater Herman Ginting, OFMConv. 

Saat itu, Frater Herman Ginting belum lama tiba di Dusun Banopo karena diutus oleh Ordo Fransiskan bermisi di Pulau Timor. Ternyata larangan Frater Herman ini berbuah manis saat ini.

Rencana keberangkatan ke Malaysia ini disebabkan oleh kondisi ekonomi keluarga yang sangat sulit. Saat itu Blasius sudah berkeluarga. Asa memenuhi kebutuhan hidup dalam keluarga nyaris tidak menemukan jalan keluar.

Di sisi lain, keterbatasan keahlian untuk pekerjaan lain jadi penghalang Blasius berinovasi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari di kampung halamannya.

Membiayai Pendidikan Anak di SMAK Fides Quaerens Intellectum

Blasius tidak menyangka bisa membiayai pendidikan anaknya hingga ke tingkat SMA. Mimpi ini sempat terkubur ketika ia hendak merantau ke Malaysia beberapa tahun silam.

SMAK Fides Quaerens Intellectum merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Timor Tengah Utara. Mimpi menyekolahkan anak di sekolah tersebut tidak pernah terbersit di pikiran Blasius sebelumnya.

Saat ini rasa bangga itu benar hidup di kalbu pria sederhana itu. Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan di tingkat SMP, Blasius tidak ingin nasib yang sama dialami oleh anaknya.

Membiayai pendidikan di SMAK Fides Quaerens Intellectum bukan hal mudah bagi seorang petani. Pasalnya, biaya pendidikan di sekolah favorit swasta itu bukan perkara mudah. 

Bagi Blasius, tidak ada yang mustahil bagi seorang petani membiayai pendidikan anaknya di sekolah favorit. Hal ini mungkin jika petani rajin, ulet dan sabar dalam bekerja.

Meskipun tidak lagi merantau ke Malaysia, Blasius mengaku kehidupannya berubah sejak menjadi petani sayur. Kontur tanah Pulau Timor memungkinkan seorang petani bisa sukses.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved