Berita NTT

BPBD NTT Siapkan 12 Ton Beras Penyangga Untuk Antisipasi El Nino

Terkait status kekeringan yang melanda NTT saat ini, ia menjelaskan secara umum masih dalam status siaga.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTT, Gasper Losa Manisa di ruang kerjanya pada Rabu 10 Januari 2024 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT menyediakan 12 ton beras penyangga (buffer stock ) untuk mengantisipasi bencana kekeringan atau  El Nino di NTT.

Kepala Pelaksana BPBD NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos, M.M  yang dikonfirmasi melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Gasper Losa Manisa, S.P mengatakan, BPBD NTT sudah melakukan rapat koordinasi kelompok kekeringan yang terdiri dari pemerintah, mitra pembangunan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di Ruang Rapat BPBD NTT pada Rabu, 10 Januari 2024.

"Terkait buffer stock 12 ton beras itu untuk antisipasi El Nino. Sampai dengan saat sekarang kita melihat curah hujan juga belum begitu baik dan belum begitu merata," ujar Gani sapaan akrab Gasper Losa Manisa, Rabu 10 Januari 2024.

Dia merincikan, 12 ton beras tersebut jika dibagi ke 22 kabupaten/kota, kemungkinan setiap kabupaten/kota akan mendapatkan batuan logistik sangat sedikit, sehingga pihaknya terus berkoordinasi dengan kabupaten kota untuk sedapat mungkin bisa menyiapkan juga dukungan logistik guna penanganan dampak El Nino ini.

"Untuk dukungan logistik sendiri di BPBD itu, kami siapkan beras sekitar 12 ton yang didorong ke kabupaten kota. Jadi buffer stock itu untuk seluruh daerah sesuai dengan kondisi dan kesiapan kita sekarang ini," katanya.

Terkait status kekeringan yang melanda NTT saat ini, ia menjelaskan secara umum masih dalam status siaga.

Selain itu, untuk pos penanggulangan, BPBD terus mendorong kabupaten/kota yang merupakan lokus bencana ada di kabupaten/kota sehingga BPBD mendorong Pemda untuk melihat tingkat kerawanan kekeringan yang ada untuk menaikkan status kekeringan ke status siaga.

"Poskonya ada di kabupaten kota dan biasanya ada di BPBD atau separuhnya langsung di tingkat kabupaten/kota sendiri. Bukan di titik lokasi kekeringan tetapi di pusat pemerintahan, karena kalau posko ini kan tersebar, nanti kalau ada kekeringan di daerah-daerah tertentu sehingga posko induknya ada di kabupaten kota," jelasnya.

Baca juga: Potensi Terjadinya Gagal Tanam, BPBD NTT Imbau Petani Tanam Tanaman Ramah Kekeringan

BPBD NTT juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang terus mendukung BPBD NTT dari tahapan siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat.

Kemudian juga membangun komunikasi dengan mitra-mitra pembangunan yang ada yang tergabung dalam penta-helix untuk mendukung BPBD mana kala bencana kekeringan ini di NTT sudah sampai pada tingkat tanggap darurat. 

"Kami harapkan dari tingkat masyarakat, kapasitas masyarakat harus dibangun dan masyarakat sendiri diharapkan proaktif untuk melaporkan kondisi terkait dengan kekeringan," ujarnya.  (dhe)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved