Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Kamis 11 Januari 2024, Ular - Iblis

Motif utama melawan Allah tampak jelas pada dua jebakan ini, yaitu tidak akan mati dan akan memiliki pengetahuan.

|
Editor: Oby Lewanmeru
YOUTUBE
Ilustrasi Yesus digodai iblis dengan membawanya ke gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kerajaan kepadaNya. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Kamis 11  Januari 2024 dengan judul Ular = Iblis, merujuk pada Kitab Kejadian 3:1-7.

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil, Ratapan dan Pengharapan yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Januari 2024. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:

Materi Pendalaman Alkitab Ketika membaca pasal ini sering muncul dua pertanyaan, yaitu apakah ular merupakan representasi iblis? Dan benarkah ular bisa berbicara? Ular adalam bahasa ibrani naas memang menunjuk kepada jenis binatang (bnd. Bil 21:7-9; Ul 18:15; 2Kor 11:3).

Jadi bukan makhluk mistis, tetapi benar-benar binatang secara fisik. Lalu, apa hubungannya dengan iblis? Ular Dapat Berbicara? Dengan bahasa apakah ular berbicara kepada manusia?

Beberapa ahli kitab suci yakin bahwa sebelum dikutuk oleh Allah, ular memang diberi kemampuan berbicara oleh Allah, sebagaimana Allah pernah membuat keledai Bileam berbicara.

Tetapi hal ini dibantah oleh ahli yang lain, sebab di dalam kutukan Allah terhadap ular, tidak disebutkan bahwa ular dihukum tidak lagi dapat berbicara.

Karena itu, kesimpulan yang diambil ialah ular tidak mungkin dapat berbicara.

Tetapi, untuk memahami hal ini, jalan keluar yang diambil ialah pemahaman bahwa ular atau binatang dapat “berkomunikasi” dengan manusia dengan cara yang dapat dipahami oleh manusia, yaitu percakapan melalui gerakan dan suara tertentu, yang mengarah kepada tindakan makan buah yang disama.

Hal ini dimaksudkan agar para pembaca dapat memahami kisah ini dengan lebih efektif. Ular Representasi Iblis?

Di dalam PB, Tuhan Yesus mengajarkan kepada para murid tentang sifat iblis yang penuh tipu daya, pendusta dan pembunuh (Yoh 8:44; 1 Yoh 3:18).

Iblis selalu diidentikkan dengan pembohong dan pembunuh sejak permulaan. Dan dalam Kitab Wahyua 12:9; 20:2, setan atau iblis dihibungkan dengan ular.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Rabu 10 Januari 2024, Dosa & Kematian

Sehingga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ular yang disebut dalam Kejadian 3 benar-benar seekor binatang.

Namun apa yang dilakukan ular terhadap Hawa menunjukkan cara kerja iblis. Dalam kisah kejatuhan manusia, cara kerja dan sifat iblis pada ular tampak dengan sangat jelas. Ia berupaya menjebak manusia melalui pertanyaan dan pernyataan.

Pertama, “sekali-kali atau sesungguhnya atau pasti kamu tidak akan mati”. Kebohongan ini diucapkan dengan sangat tegas, “sekali-kali kamu tidak akan mati”, seakan menyatakan kepastian. Iblis menjebak dengan kata-kata yang sangat meyakinkan. Kedua, “matamu akan terbuka”.

Ungkapan ini berkaitan dengan pengetahuan, kesadaran atau pengertian yang sebelumnya belum ada sama sekali, seperti sebuah penemuan baru.

Iblis menjebak manusia dengan ide buruk tentang Allah yang menciptakan manusia sebagai makhluk dengan “mata tertutup”, tidak memiliki pengetahuan.

Motif utama melawan Allah tampak jelas pada dua jebakan ini, yaitu tidak akan mati dan akan memiliki pengetahuan.

Ketiga, “kamu akan menjadi (sama) seperti Allah”, yaitu dalam hal pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ini adalah jebakan keinginan untuk melampaui batasan yang ditetapkan Allah waktu penciptaan.

Manusia sudah memiliki gambar Allah dalam dirinya, tetapi sekarang menawarkan mereka untuk menjadi seperti Allah.

Iblis mengubah status manusia yang sebelumnya harus tunduk dan taat kepada Allah menjadi makhluk yang otonom dan setara dengan Allah.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Selasa 9 Januari 2024, Hawa

 Jika kita memerhatikan setiap ucapan ular dengan teliti, tampak jelas ia menyembunyikan kebenaran yang utuh, demi menjebak manusia untuk melawan Allah.

Iblis hanya memberitahu apa yang akan didapatkan manusia, tetapi ia tidak memberitahukan keadaan kehilangan yang akan dialami manusia.

Ia memberikan harapan palsu bahwa mata manusia akan dan memang benar demikian, namun mata terbuka yang terjadi ialah kesadaran bahwa mereka telanjang.

Manusia memang tidak langsung mati secara fisik, tetapi kematian fisik ini benar-benar menimpa semua manusia.

Hal ini disembunyikan. Iblis juga menyembunyikan kebenaran bahwa manusia mengalami kehilangan relasi atau keterpisahakan dari Allah, inilah kematian rohani.

Manusia memang memiliki pengetahuan tentang yang baik dan jahat, tetapi mereka masuk ke dalam jebakan iblis yang membuat mereka memiliki kecenderungan untuk memilih yang jahat saja (6:5; 8:21).

Pengetahuan yang mereka harapkan ternyata hanyalah hikmat palsu. Marilah belajar bahwa pola tipu daya iblis ialah menyembunyikan kebenaran dan menggantikannya dengan kepalsuan. Amin! (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved