Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 11 Januari 2024, Kalau Engkau Mau

Pada hari ini di pekan pertama, kita kembali diinspirasi oleh kisah Yesus yang menyembuhkan seorang yang sakit kusta

Editor: Edi Hayong
Foto Pribadi
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Kamis 11 Januari 2024 

Maka ketika dia memberanikan diri datang kepada Yesus apalagi ketika ada banyak orang ada di sekitar Yesus maka dia akan sangat menderita karena akan mendapat penolakan yang luar biasa.

Dan itu sudah berlaku umum dalam masyarakat. Semua mereka yang terkena penyakit kusta pasti akan dikucilkan dalam masyarakat.

Dan orang kusta ini tidak mengindahkan semua hal itu tetapi dengan kemauan yang kuat memberanikan dirinya untuk datang kepada Yesus secara langsung dan bersembuh sujud di hadapan Yesus.

Satu hal yang sangat menonjol adalah dia secara sadar dengan kemauan penuh mau mendekatkan dirinya kepada Yesus dan datang bersembah sujud di hadapan Yesus dan tidak dari jauh.

Ini mengandaikan bahwa dia sudah dengan sangat kuat melawan ejekan atau hinaan atau cacian dan pengucilan dari orang-orang sekitar ketika datang menjumpai Yesus karena dia dianggap najis.

Dalam situasi yang sulit itu, dia tetap memberanikan dirinya untuk datang dan mendekatkan dirinya kepada Yesus. Dan reaksi Yesus adalah langsung tergerak hati dan berbelas kasihan kepadanya lalu menyembuhkan dia.

Apa yang kita pelajari dari inspirasi ini? Pertama dari si kusta. Dia dengan kemauan yang besar dan melupakan segala ‘predikat’ yang disematkan kepadanya karena sakitnya seperti najis atau terkutuk dll., atau guncingan masyarakat atau stigma negatif tetapi dia hanya memfokuskan dirinya untuk berjumpa dengan Yesus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 10 Januari 2024, Pergi ke Tempat Lain

Kemauannya itu membangkitkan kesadarannya bahwa Yesus dapat menyembuhkan dia dan dia yakini itu sebagai sebuah kebenaran.

Akhirnya dia benar-benar disembuhkan lalu memberitakan tentang apa yang dikerjakan Yesus kepadanya walaupun sudah ditegur untuk jangan melakukan itu.

Kita belajar tentang kemauan kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan terlepas dari segala macam dosa atau apapun yang membuat kita tidak layak di hadapan Tuhan tetapi datang dan bersembah sujud di hadapan Tuhan adalah satu bentuk penyerahan diri secara total di hadapan Tuhan.

Kedua, Yesus. Yesus tetap menerima orang kusta itu tanpa ada pertimbangan apapun apalagi stigma. Yesus hanya melihat kemauan dan keteguhan iman kita akan diriNya.

Kita kadang begitu egois untuk merasa diri sombong dan tak mau datang kepada Yesus dan bersembah sujud di hadapanNya.

Kita lebih gampang datang kepada orang-orang berduit dan berpengaruh hanya untuk satu kepentingan sesaat saja.

Mari belajar dari orang kusta untuk mau datang kepada Yesus dan bersembah sujud tanda penyerahan diri kita kepadaNya.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: semua kita adalah manusia berdosa dengan segala tingkatannya masing-masing.

Kedua, apapun dosa kita, Yesus selalu ada di sana untuk merima kita.

Ketiga, yang kita harus lakukan adalah datang dan bersembah sujud di hadapanNya dan memohon ampun untuk diselamatkan.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved