Pilpres 2024

Megawati: Ganjar-Mahfud Menang Satu Putaran

Megawati menegaskan optimistisnya bahwa dalam pilpres 2024, pihaknya bisa menang satu putaran dengan mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi potongan tumpeng kepada Wakil Presiden KH Maruf Amin saat HUT ke-51 PDIP, Rabu (10/1/2024). Hadir juga Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Pranandao Pranowo dan Arsjad Rasjid. 

"Kalau kali ini, kalau dalam kampanye ini saya dibully, Saya sudah punya loh yang namanya pengacara-pengacara. Saya tepat janji loh, waktu sebelumnya saya mau di-bully mau apa, terserah tapi saya pernah bikin, 'Jangan saya di-bully ketika pemilu'. saya bukan nakutin itu kata kebenaran saya," tukas dia.

Tak hanya itu, Putri Proklamator Bung Karno itu menyinggung pelaksanaan pemilu yang dibuat ajang tarik menarik oleh penguasa hingga membuat rakyat tersandera.

Kata Megawati, rakyat sudah semestinya dibebaskan untuk bisa memilih pemimpinnya secara arif, baik dan bijaksana.

Bukan justru didorong dan disuruh dengan intimidasi dan kekerasan jika punya perbedaan pilihan pemimpin di Pemilu 2024.

"Masa pemilu aja dibuat ajang tarik menarik, ya nggak lah. Udahlah bebaskan rakyat untuk bisa memilih pemimpinnya dengan arif, baik dan bijaksana," kata Megawati.

Baca juga: Jokowi dan PDIP Sudah Talak 3

"Jangan didorong-dorong, disuruh-suruh, udah dengan intimidasi, kekerasan, aduh sudahlah tolong itu maaf beribu maaf, toh Orde Baru juga jatuh," ungkap dia.

Presiden Indonesia ke-5 ini pun menegaskan bahwa kekuasaan tidak langgeng, melainkan rakyat. Dia pun meyakini bahwa kebenaran pasti menang sesuai dengan tema HUT PDIP tahun ini.

"Keyakinan bahwa kebenaranlah pasti menang, itu siapa sih yang ngajari? Ya beliau-beliau ini (menunjuk foto Soekarno). Sampai teguh karena tahu kita dijajah, harus dikalahkan, kalian berani apa tidak?" tanya Megawati.

Megawati sebelumnya juga mengingatkan agar TNI, Polri dan ASN untuk netral di tengah arus demokrasi dan Pemilu 2024.

Sebab Polri, TNI dan ASN, kata Megawati, terikat dengan sumpahnya masing-masing. Sumpah tersebut atas nama kitab suci agama, bukan omong kosong tapi jadi pertanggungjawaban kepada Tuhan.

"Sumpah itu bukan omong kosong lho, sumpah itu sama yang di Atas lho, jangan lupa sampai mati lho," katanya.

"Jadi ingat, sebab TNI terikat dengan Sumpah Sapta Marga, Polri dengan Sumpah Tribrata, ASN dengan Sumpah Jabatan," lanjut Megawati.

Sementara, Megawati turut memerintahkan capres Ganjar Pranowo ketika kelak terpilih sebagai presiden, tugas pertama yang harus dilakukan adalah mengajarkan pelajaran sejarah yang benar.

Awalnya, Megawati mengingatkan soal ucapan Presiden RI pertama, Soekarno yang juga ayahnya saat Hari Pahlawan tanggal 10 November 1961, yakni "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".

Kemudian Presiden ke-5 RI ini menyinggung bahwa tak ada kekuasaan yang langgeng. Dicontohkan, Orde Baru yang kuat saja bisa jatuh.

Dia mengingatkan pemilu tak boleh dijadikan ajang tarik menarik. Rakyat sudah semestinya dibebaskan untuk bisa memilih pemimpinnya secara arif, baik dan bijaksana.

Berangkat dari hal itu Megawati pun menegaskan bahwa kebenaran pasti akan menang. Rakyat lanjutnya, adalah sejatinya pemegang kekuasaan yang langgeng.

"Itu Pak Ganjar nanti Insyaallah kalau situ menang, yang harus dijalankan pertama adalah pelajaran sejarah yang benar," kata Megawati.

Dalam kesempatan itu Megawati juga menyampaikan bahwa banyak penjajah yang pernah singgah di Indonesia mengajarkan ajaran Divide et Impera alias politik pecah belah.

Kata dia, jika politik pecah belah itu bisa terjadi bagi kalangan elite, rakyat pun akan dengan mudah dipecah belah. Terlebih lagi, jika pemimpinnya sengaja dengan akalnya ikutan memecah belah karena sudah dimabukkan oleh kekuasaan.

"Supaya menegaskan bukan hanya di sini (akal) tapi menjadi di sini (hati)," jelas Megawati.

Dia juga mengingatkan untuk menjaga persatuan dan memegang teguh 'Sesanti Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa' yang pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam kitab Kakawin Sutasoma.

"Jadi peganglah Sesanti Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, jadi tanpa pernah mundur sejengkal pun. Jadi Bhinneka Tunggal Ika itu satu, kok lupa ya," pungkas dia. (tribun network/yuda)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved