Masalah Perbatasan

Menlu Retno: Indonesia Ingin Menyelesaikan Tiga Segmen Perbatasan Darat dengan Malaysia

Kesepakatan tiga ruas perbatasan darat dengan Malaysia (Kalimantan-Sabah) telah berhasil disepakati pada tahun 2017 hingga 2019.

Editor: Agustinus Sape
ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA VIA KOMPAS.COM
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan paparannya saat Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024). 

POS-KUPANG.COM, BANDUNG - Indonesia menargetkan penyelesaian tiga ruas perbatasan darat dengan Malaysia pada akhir tahun ini setelah 24 tahun perundingan, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Gedung Merdeka, Bandung, Senin 8 Januari 2024.

Tiga segmen yang berada di wilayah Kalimantan-Sabah tersebut adalah Pulau Sebatik, Sinapad-Sesai, dan Pilar Barat-AA 2, ujarnya saat menyampaikan laporan capaian diplomasi Indonesia, Senin 8 Januari 2024.

Ia menambahkan, kesepakatan tiga ruas perbatasan darat dengan Malaysia (Kalimantan-Sabah) telah berhasil disepakati pada tahun 2017 hingga 2019.

Menurut Retno, kesepakatan Indonesia-Malaysia mengenai dua segmen perbatasan maritim di Laut Sulawesi dan Selat Malaka bagian selatan telah disepakati pada Juni tahun lalu setelah 18 tahun perundingan.

Sebelumnya, ia menyebutkan diplomasi kedaulatan merupakan salah satu prioritas kementerian karena menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara lain merupakan prinsip yang harus dihormati oleh semua negara tanpa kecuali.

“Sangat penting agar masalah perbatasan segera diselesaikan. Menegosiasikan perbatasan, baik darat maupun laut, bukanlah tugas yang mudah.

“Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang tinggi untuk menyelesaikannya. Resolusi tersebut juga harus berdasarkan hukum internasional yang berlaku, seperti UNCLOS 1982 jika terkait dengan perbatasan laut,” jelas Retno.

Tidak transaksional

Menyinggung tentang politik luar negeri Indonesia, Retno Marsudi menegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia tidak transaksional, dan setiap langkah yang diambil dalam politik luar negeri Indonesia selalu terhitung, terukur, dengan tujuan untuk mencapai hasil yang nyata.

Dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 di Gedung Merdeka, Bandung, Senin, Retno mengatakan bahwa selama sembilan tahun terakhir, Indonesia konsisten menjalankan politik luar negeri bebas aktif, yang berkiblat kepada kepentingan nasional dan berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai mandat konstitusi.

"Diplomasi Indonesia dijalankan secara well-measured, well-calculated, action-oriented, result-oriented. Namun, di saat yang sama terus menjunjung tinggi nilai dan prinsip yang tidak tergoyahkan," ucap Retno.

Retno memaparkan, politik luar negeri Indonesia yang dijalankan selama hampir 10 tahun terakhir terfokus pada beberapa bidang, seperti ekonomi, kesehatan, pelindungan WNI, dan kedaulatan yang menyangkut batas-batas wilayah Indonesia.

Indonesia, lanjut dia, juga aktif berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia.

Capaian diplomasi Indonesia pada bidang ekonomi, salah satunya peningkatan perdagangan dan investasi. Ia menyebut volume perdagangan Indonesia pada Januari s.d. November 2023 tercatat lebih dari 439 miliar dolar AS, naik hampir 24 persen dibandingkan 2014, dan mengalami surplus lebih dari 33 miliar dolar AS.

Sementara, nilai investasi yang masuk ke Indonesia pada Januari hingga September 2023 mencapai angka lebih dari 37 miliar dolar AS atau naik lebih dari 32 persen dibanding 2014, katanya.

Baca juga: Debat Capres ke-3 Malam Ini, Pengamat: Visi Misi Politik Luar Negeri Ganjar dan Anies Lebih Spesifik

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved