Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 7 Januari 2024, Epifani
Hari Raya Penampakan Tuhan adalah hari raya keagamaan dalam sejumlah denominasi gereja Kristen pada tanggal 6 Januari yang merayakan wahyu Allah
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Epifani.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon, SVD Minggu, Hari Raya Penampakkan Tuhan merujuk pada Bacaan I: Yes. 60: 1-6, Bacaan II: Ef. 3: 2-3a.5-6, Injil : Mat. 2: 1-12
Berikut ini teks lengkap renungan Bruder Pio Hayon SVD
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Epifani atau penampakkan adalah satu peristiwa di mana kita melihat sesuatu yang menampakkan dirinya secara utuh karena hendak menyatakan kehadirannya secara nyata.
Kehadiran kita adalah juga satu bentuk penampakkan dalam hidup harian kita. Semoga setiap kehadiran kita atau epifani kita itu adalah juga tanda kehadiran Tuhan di dalam diri kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari minggu ini kira merayakan hari raya penampakkan Tuhan atau sering dinamakan Epifani. Untuk mengerti tentang ini kita mungkin perlu tahu satu dua hal ini. Epifani (bahasa Yunani Koine: epiphaneia, "manifestasi", "penampakan jelas") atau Teofani (bahasa Yunani Kuno : Τheophaneia berarti "penampakan Tuhan").
Hari Raya Penampakan Tuhan adalah sebuah hari raya keagamaan dalam sejumlah denominasi gereja Kristen pada tanggal 6 Januari yang merayakan wahyu Allah sebagai manusia yaitu Yesus Kristus atau pemunculan/manifestasi Yesus Kristus terhadap dunia dalam bentuk kelahiran-Nya.
Dalam Gereja Ritus Barat maupun Timur memiliki pemahaman yang sama mengenai Epifani ini yaitu Manifestasi Yesus Kristus kepada dunia, tetapi menghayati peristiwa yang berbeda.
Dalam Gereja Barat, Epifani untuk memperingati kedatangan Orang-orang Majus dari Timur atau kadang kala disebut Tiga Raja, yang mengunjungi Yesus yang baru saja lahir, yang menunjukkan Manifestasi Bayi Yesus Kristus terhadap orang Yahudi maupun di luar bangsa Yahudi (berarti seluruh dunia) sebagai Anak Allah.
Namun dalam Gereja Timur untuk memperingati pembaptisan Yesus Kristus oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, yang menunjukkan Manifestasi Yesus Kristus mulai memulai karya Pelayanan-Nya sebagai Anak Allah atau sering pula disebut
Teofani. Apapun itu bentuknya, pesta penampakkan Tuhan adalah sebuah peristiwa Inkarnasi saat di mana Allah telah mewahyukan diriNya dalam rupa manusia dan telah memanfestasikan kehadiranNya itu kepada Dunia yang dilambangkan dengan kehadiran para raja dari Timur itu.
Para Raja dari Timur itu dengan segala kerendahan hati dan hati yang penuh dengan sukacita itu datang untuk mencari Raja semesta alam yang baru lahir itu, Sang Emanuel. Dan oleh keterbukaan hati itulah, mereka dibimbing oleh Tuhan sendiri lewat cayaha bintang.
Berbeda dengan Herodes. Dia pun ikut kagum tetapi kekagumannya hanyalah sebuah trik semata karena merasa dirinya mulai terancam karena kelahiran seorang raja baru di wilayahnya. Dan dengan akal bulusnya dia meminta agar tiga raja itu memberitahu di mana raja itu dilahirkan.
Tetapi Tuhan sudah memperingati agar mereka mengikuti jalan lain. Itulah kita manusia. Ada dua tipe. Pesta penampakkan Tuhan ini melahirkan tipe-tipe manusia. Pertama para majus dari Timur.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 7 Januari 2024, Kami Datang untuk Menyembah Dia
Mereka memiliki hati yang terbuka dan rendah hati menerima kehadiran Tuhan dalam hidup mereka dan akhirnya mereka mendapat ‘terang bintang’ yang membantu mereka menjumpai Tuhan. Setiap orang yang memiliki hati yang terbuka dan rendah hati, maka kita akan dituntunt oleh Roh Tuhan yaitu Roh kebenaran untuk dapat menemukan Tuhan.
Orang kedua adalah tipe Herodes. Tipe macam ini adalah orang-orang yang selalu mengandalkan diri dan ego mereka sendiri. Kehadiran orang lain akan sangat mengganggu mereka dan mereka akan sangat arogan kalau mereka tidak dihargai sebagai orang yang penting atau bermartabat.
Itulah manusia. Kesombongan kita sendirilah yang menghalangi kita untuk berjumpa dengan Tuhan karena kita hanya ingat diri kita sendiri dan tak ada tempat bagi Tuhan dalam hidup kita. Maka pesta penampakkan Tuhan mengajarkan kita untuk tetap rendah hati dan terbuka akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita.
Kita pasti akan selalu dibimbingnNya dengan RohNya untuk bisa berjumpa dan peka terhadap kehadiran Tuhan dalam diri dan dalam diri orang lain dan setiap peristiwa hidupnya.
Mari kita belajar dari Yesus sendiri yang adalah Tuhan yang sudi turun ‘derajat’ menjadi seorang manusia biasa hanya untuk menyelamatkan kita.
Kita juga belajar dari 3 raja itu yang selalu terbuka untuk membiarkan Tuhan hadiri di dalam diri mereka. Dan kita berharap agar kita terhindar dari sikap seperti ‘Herodes’ yang tutup hati untuk kehadiran Tuhan.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama Tuhan selalu berinisiatif untuk menampakkan diriNya kepada kita dan kepada dunia lewat banyak cara.
Kedua, kelemahan kita terbesar adalah tidak memberikan tempat bagi kehadiran Tuhan dalam hidup kita sehingga, ketiga, kita tidak menampakkan Tuhan kepada orang lain tetapi kita hanya menampakkan diri kita sendiri.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.