Transpuan di Kupang Babak Belur
Doa Bersama Keluarga dan Kerabat Transpuan Dessy di Kupang
sejak kematian Dessy dua pekan lalu, ia selalu menyalakan lilin di depan kamar kos Dessy. Ia mengaku Dessy sebagian dari kehidupannya.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Kasusnya Dessy, kata Cantika, menjadi yang pertama karena ada nyawa yang direnggut. Sehingga, ia tidak mau kasus ini 'tenggelam' dalam perjalanan.
"Kalau dari dulu LGBT yang buat masalah, LGBT yang masuk penjara. Tapi kalau LGBT yang jadi korban dari dulu belum pernah masuk," ungkap dia.
Cantika yakin, ada banyak dukungan dari berbagai kalangan dalam penuntasan kasus yang terjadi ini. Dia berharap polisi bisa bekerja profesional mengusut masalah ini.
Dessy di Mata Pemilik Kos
Dessy, punya cerita tersendiri di mata pemilik kos. Renti Teli, pemilik kos, mengungkapkan sosok Dessy yang terbilang akrab dengan penghuni kos lainnya.
Menurut Renti, Dessy sudah tinggal di tempat itu sejak tanggal 7 Oktober 2021 lalu. Genap dua tahun dua bulan Dessy berada di tempat itu menghabiskan sebagian besar waktunya.
"Kaka Dessy bergaul bersama kami disini, dia ramah-ramah. Dia cepat akrab, kalau dengan kecil dia cepat berbaur. Dengan kita tetangga disini juga dia cepat berbaur," katanya ditemui usai doa bersama.
Ia mengakui, Dessy memang cukup tempramen ketika dipengaruhi minuman keras. Namun, dia akan bersikap lebih diam ketika ditegur.
"Jujur saya sebagai mama kos tapi bukan mama kos, saya anggap Kaka Dessy sebagai anak saya. Saya merasa kehilangan sekali," kata Renti menahan tangisnya.
Renti bercerita, sejak kematian Dessy dua pekan lalu, ia selalu menyalakan lilin di depan kamar kos Dessy. Ia mengaku Dessy sebagian dari kehidupannya.
Bahkan, untuk uang kos pun, Renti mengaku lebih banyak memaklumi keadaan Dessy. Dia percaya Dessy orang yang bertanggungjawab dengan urusan itu.
"Saya merasa kehilangan. Dessy seperti anak saya sendiri," ucapnya.
Renti menegaskan kasus ini harus memberikan keadilan. Dia ingin ada penegakan hukum yang setimpal. Siapapun yang punya niat jahat, kata dia, perlu mendapat ganjaran yang sepadan.
"Mereka yang punya rencana ataupun tidak, mereka harus mendapat hukuman yang setimpal. Semoga Tuhan bukan jalan," tandasnya. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.