NTT Terkini
Gubernur Sebut Pengiriman Barang dari NTT Kurang Dibanding Impor, Defisit Rp 51 Triliun
Dia mengajak semua pihak, termasuk Asperindo NTT agar membantu penyaluran barang dan jasa agar ekonomi NTT berputar lebih baik
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gubernur NTT Melki Laka Lena menyebut pengiriman barang dari wilayah NTT ke luar daerah sangat kurang. Kondisi ini membuat defisit perdagangan hingga Rp 51 triliun.
Sebaliknya, jumlah barang yang masuk ke dalam daerah jauh lebih banyak. NTT sendiri memiliki belasan bandara dan pelabuhan yang tersebar hampir seluruh daerah. Artinya bisa dibuat ekosistem yang lebih baik.
"Menurut saya kita bikin ekosistem yang lebih bagus. Ini bisa menekan defisit," kata Melki saat membuka Muswil ke-II Asperindo NTT, Kamis (25/9/2025).
Dia mengajak semua pihak, termasuk Asperindo NTT agar membantu penyaluran barang dan jasa agar ekonomi NTT berputar lebih baik
Politikus Golkar itu berkata, pada tahun 2024, NTT membeli barang dari luar daerah senilai Rp 59 triliun, sementara barang yang dikirim keluar hanya Rp 8 triliun.
“Defisit kita Rp 51 triliun. Kontainer dari Jawa ke NTT datang penuh, tapi saat kembali ke luar, kontainernya kosong atau hanya terisi 2–3 persen. Di udara pun sama, pesawat kargo penuh saat masuk NTT, tapi sulit sekali terisi saat kembali keluar,” ujarnya.
Menurut Melki, kondisi ini harus diatasi dengan memperkuat produksi dan distribusi produk-produk lokal NTT. Pemerintah Provinsi kini mendorong program Gerakan Beli Produk NTT untuk meningkatkan daya beli dan memperkuat kemandirian ekonomi daerah.
Dengan begitu, perputaran ekonomi di tingkat lokal berjalan maksimal. Bahkan, barang yang ada bisa dikirim ke luar NTT. Setiap sekolah, komunitas hingga kelompok Melki mendorong untuk minimal memiliki satu produk.
Baca juga: Peringati Hari Tani Nasional, Aliansi Masyarakat Menggugat Gelar Demonstrasi di Gedung Gubernur NTT
Melki berkata, pemerintah tengah merancang pembangunan pusat oleh-oleh dan produk khas NTT di setiap kabupaten/kota. Konsepnya mirip dengan Krisna di Bali, agar wisatawan mudah menemukan dan membeli produk lokal.
“Hari ini orang yang datang ke NTT sulit mencari produk khas untuk dibawa pulang. Kami ingin ada pusat penjualan produk NTT di seluruh kabupaten/kota. Dengan begitu, kopi Flores, garam Rote, daging sapi Timor, hingga tenun ikat bisa mudah dibeli,” ujarnya.
Peluang lainnya adalah Pemerintah Provinsi NTT membuka peluang pasar di Timor Leste sebagai pintu ekspor. Untuk menembus pasar lebih luas, produk lokal harus memenuhi standar nasional, termasuk sertifikasi dari Badan POM dan label halal. Hal ini penting untuk memperluas akses ke berbagai segmen pasar.
“Kalau tenun ikat, kita tinggal butuh desainer yang inovatif. Tapi kalau makanan dan minuman, butuh regulasi standar. Di sinilah peran pemerintah bersama mitra strategis, termasuk Asperindo, agar produk kita bisa cepat sampai ke konsumen dengan aman dan membanggakan,” ujarnya.
Melki menyebut NTT memiliki potensi besar di bidang pertanian, kelautan perikanan, pertambangan dan SDM. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
PCX160 Roadsync Ride di Kupang: Serunya City Rolling & Testride Berhadiah |
![]() |
---|
BRI Kupang Dorong Digitalisasi Perbankan Lewat Akuisisi BRImo di Batakte |
![]() |
---|
Politeknik Negeri Kupang Gelar Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa Vokasi 2025 |
![]() |
---|
Ekonomi NTT Tumbuh 5,4 Persen, Inflasi Terkendali |
![]() |
---|
Anita Gah Soroti Keracunan MBG, Sebut Jadi Musibah Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.