Berita Belu
Bukit Wehor Belu "Pesona Negeri di Atas Awan"
Pemerintah daerah. Termasuk kepada para pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Kabupaten Belu, dengan kekayaan budaya dan panorama alam yang luar biasa indah, kini menawarkan destinasi wisata terbaru yang patut untuk dijelajahi.
Bukit Wehor, berlokasi di desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Messak, Kabupaten Belu, menjadi magnet bagi para wisatawan dengan julukan "Negeri Di Atas Awan."
Bukit ini, yang menawarkan hamparan awan putih yang memukau di pagi hari, telah menjadi obyek wisata baru yang menarik perhatian di Kabupaten Belu.
Dengan ketinggian sekitar 300 kaki di atas permukaan air laut, Bukit Wehor menjadi spot terbaik untuk menikmati pemandangan kota Atambua yang memukau, terutama saat malam hari.
Baca juga: 33 Personel Polres Belu dan Kompi 3 Yon A Pelopor Terima Kenaikan Pangkat
Pengunjung dapat merasakan sensasi wisata di atas awan dengan udara segar dan panorama alam yang menawan. Suasana sejuk dan dingin membuatnya menjadi tempat ideal untuk berwisata bersama teman maupun keluarga.
Akses menuju Puncak Wehor memakan waktu sekitar 20 menit dengan jarak sekitar 10 km dari kota Atambua. Momen sunrise di Negeri Di Atas Awan Wehor menjadi daya tarik utama, di mana pengunjung dapat menyaksikan matahari muncul secara perlahan dari balik awan sekitar pukul 5:00 Wita.
Meskipun menawarkan pesona yang luar biasa, kondisi jalanan menuju destinasi ini masih perlu perbaikan. Pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000 untuk roda dua dan Rp 20.000 untuk roda empat.
Andre Abi salah satu pengunjung mengakui keindahan alam dan udara sejuk yang ada di bukit Wehor.
"Pemandangan sangat indah dan udaranya sangat sejuk dan segar. Saya harap kedepan tempat ini lebih diperhatikan oleh Pemerintah daerah. Termasuk kepada para pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya," ujarnya.
Adrianus Laka, Kepala Desa Kabuna, menyampaikan sejak terpilih sebagai kepala desa pada tahun 2019, fokusnya tidak hanya pada tata kelola pememerintahan desa yang bersih dan transparan, tetapi juga pada peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Menurut dia, Pemerintah Desa bersama masyarakat dan dukungan Bank NTT, berhasil menyelamatkan Gunung Wehor menjadi hutan desa dengan seluas kurang lebih 40 ha.
"Upaya hijaukan Gunung Wehor melibatkan masyarakat setempat, dengan pembangunan fondasi kafe di puncak sebagai langkah awal. Rencana masa depan melibatkan pembangunan home stay, WC, kamar mandi, persewaan tenda kemping, dan fasilitas lainnya," katanya, kepada Pos Kupang. Rabu, 3 Januari 2024.
Ditambahkan Adrianus, saat ini, Bukit Wehor telah menjadi viral karena pesona negeri di atas awan dan keindahan wisata malamnya.
"Kendala yang dihadapi termasuk akses jalan yang masih kurang memadai, kurangnya fasilitas seperti MCK, dan parkiran yang belum memadai. Masyarakat sekitar mulai terlibat dengan menjual minuman kopi dan pop mie di sekitar area wisata," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.