KKB Papua

Akhirnya Posisi Pilot Susi Air Terpantau, Faizal Ramadhani: Kapten Philips Ada di Yuguru

Setelah melewati waktu yang teramat sangat lama, posisi teranyar pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merthens akhirnya berhasil dipantau Damai Cartenz

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
BERHASIL DIPANTAU – Akhirnya, lokasi pilot Susi Air, Philips Mark Merthens berhasil dipantau aparat keamanan dengan menggunakan drone. Bahwa lokasi itu tidak mengalami perubahan apa pun. 

Sementara itu, Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua, Pendeta Dr Ambirek G Socratez Yoman meminta Egianus Kogoya untuk segera membebaskan Pilot Susi Air Philips Mark Merthens menjelang Natal tahun ini.

Untuk diketahui, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka atau ( TPNPB-OPM )  pimpinan Egianus Kogoya telah menyandera pilot asal Selandia Baru tersebut sejak 7 Februari 2023.

Pilot itu disandera setelah ia mendaratkan pesawatnya dengan sempurnah di Bandara Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga sekitar pukul 07.00 WIT.

Mengingat waktu penyanderaan tersebut sudah cukup lama, sehingga Socratez Yoman pun membeberkan fakta itu dengan maksud meminta Egianus Kogoya untuk membebaskan pilot Susi Air itu sekarang juga.

"Saya minta Jenderal Egianus Kogoya membebaskan Pilot Philips Mark Merthens dalam hari raya Natal di bulan Desember 2024 ini,” ujar Socratez Yoman kepada Tribun-Papua.com, di Jayapura, Senin 18 Desember 2023.

Ia berujar, permintaan kepada Egianus untuk membebaskan Kapten Philips adalah demi kemanusiaan.

Kepada Pemerintah Indonesia dan Egianus Kogoya, Socratez pun secara blak-blakan menyampaikan sejumlah syarat yang harus dipenuhi kalau aparat ingin membebaskan pilot Susi Air tersebut,

Ada pun syarat yang ditetapkan yakni :

1.  Negara melalui Panglima TNI menarik seluruh pasukan non organik di wilayah pegunungan, lebih khusus dari Kabupaten Nduga

2.  TNI membuka semua akses yang diblokir di wilayah Nduga dan kabupaten sekitarnya, dan wilayah Nduga dijadikan wilayah zona nyaman.

3.  Jenderal Egianus Kogeya menunjuk orang-orang yang dipercaya dengan surat tertulis untuk memulai membangun komunikasi dengan pihak Indonesia dan pihak pemerintah New Zealand

4.  Jenderal Egianus Kogeya dan orang yang dipercaya itu menyerahkan pilot Mark Phillip Mehrtens kepada Duta Besar New Zealand untuk Indonesia. Tempat penyerahkan diatur oleh Jenderal Egianus dan orang yang dapat dipercaya.

5.  Jenderal Egianus Kogeya sudah menyatakan kepada publik komunitas internasional, bahwa rakyat dan bangsa Papua Barat berjuang untuk pengakuan Kemerdekaan 1 Desember 1961.

6.  Jenderal Egianus Kogeya sebagai pemimpin besar membebaskan pilot Mark Phillip Mehrtens dalam bulan Natal membuktikan bahwa memperjuangkan Papua Barat merdeka dengan pendekatan cinta damai, keadilan dan menghargai martabat kemanusiaan.

Baca juga: Pulang dari Pengamanan Ibadat Natal di Gereja Aifat, Kopda Hendrianto Ditembak Mati KKB Papua

Baca juga: Hampir Setahun Nasib Pilot Susi Air Terkatung-katung, Akankah Dibebaskan Egianus Kogoya?

7.  Jenderal Egianus Kogeya adalah pejuang ideologi Papua Barat merdeka bukan seperti stigma dan label penguasa kolonial firaun modern Indonesia seperti yang sering kita dengar dari mulut para pejabat dan petinggi Indonesia.

8.  Kalau Jenderal Egianus Kogeya meminta saya dari Dewan Gereja Papua (WPCC) untuk membangun komunikasi dengan Jenderal EK, pemerintah Indonesia dan pemerintah New Zealand, saya bersedia, tetapi syarat utama ialah poin 1 dan 2 harus dipenuhi oleh Negara. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved