Berita Malaka

Begini Kata Hati Maria Fatima Usai Menteri Tri Rismaharini Resmikan 20 Unit Rumah Sejahtera Terpadu

Terdepan artinya, perbatasan dengan negara lain dan Kabupaten Malaka pas berbatasan langsung dengan Timor Leste. 

Penulis: Novianus L.Berek | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/NOFRY LAKA
WARGA DEWA - Maria Fatima Bui bersama kedua orang anaknya pose membelakangi rumah miliknya di Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka

POS-KUPANG.COM, BETUN - Maria Fatima Bui, salah seorang warga Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, NTT, merasa tidak adil atas bantuan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia ini. 

Bantuan rumah sejahtera terpadu (RST) dari Kementerian Sosial ini bisa dibilang tidak tepat sasaran.

"Rumah-rumah milik kami pun terdampak badai seroja 2 tahun lalu. Kondisinya terbilang memperihatinkan namun tidak terima bantuan dari Kementerian Sosial," kata Maria protes usai Menteri Tri Rismaharini meresmikan 20 unit rumah sejahtera terpadu (RST) di Desa Alas Selatan, Senin 18 Desember 2023. 

Menurut dia, pada waktu pendataan kami dimintai dokumen kependudukan elektronik (e-KTP) dan surat keterangan keluarga (KK) untuk menerima bantuan rumah tersebut. 

Baca juga: Dokter Hewan Januaria Maria Seran Minta Masyarakat Malaka Lakukan 3 Hal Bila Digigit Anjing Rabies

"Pada saat realisasi nama-nama kami tidak ada untuk terima bantuan rumah dari Kementerian Sosial ini," ucapnya lirih. 

Sejujurnya, lanjut Maria, kami bukan kurang senang dengan bantuan rumah sosial kepada 20 penerima ini. 

"Namun, sebagian besar dari para penerima ini ada yang rumahnya sangat layak. Tapi bagaimana mereka bisa terdata untuk menerima," tanyanya. 

Bagaimana mungkin, lanjutnya lagi, mereka yang memiliki rumah permanen tembok tapi masih saja didata untuk menerima bantuan rumah sosial ini. 

"Beginilah ketidakadilan itu muncul dalam masyarakat. Kami yang notabene bukan keluarga dengan para penguasa hak-hak kami terabaikan," jelasnya. 

Tak hanya Maria, kini protes itu datang dari Viktoria Aek seorang janda 3 anak. "Kami merasa tidak puas atas bantuan ini sebab rumah-rumah kami lebih tidak layak dari para penerima bantuan ini," gumamnya keras. 

Dikatakan, kami sudah tidak terima bantuan dari pemerintah desa - pemerintah pusat setidaknya kami didata untuk terima bantuan tersebut. 

Baca juga: Ini yang Dilakukan Dinas Kesehatan Malaka Terkait Pelayanan Penyakit Non Menular

"Saya tidak terima bantuan langsung tunai (BLT) maupun program keluarga harapan (PKH). Sekarang bantuan dari Kementerian Sosial inipun tidak terdata lagi pahal rumah saya terdampak badai seroja 2 tahun lalu, " ujar janda 3 anak yang dinding rumahnya terbuat dari pelepah daun gewang ini. 

Yunita Maria Soi, pun mengadu hal yang sama bahwa bantuan ini tebang pilih.  

"Para penerima bantuan rumah ini masih keluarga dengan Bapak Kepala Desa. Sehingga layak atau tidak layak semua masuk dalam kategori," mengadunya. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved