Komunitas Kupang Hash House Harriers Olahraga Sambil Jelajah Alam di Pantai Batu Nona

Lily menjelaskan bahwa Bakso Malang buatannya murni daging sapi.

“Jadi tidak dicampur ayam sehingga rasanya bisa diadu,” katanya.

“ Saya mulai usaha tahun 2013, saat itu saya liat di Kupang tidak ada bakso yang berisi siomay, tahu goreng, dan pangsit goreng, hanya bakso. Sehingga saya tertarik untuk membuat Bakso Malang yang terinspirasi dari perjalanan saya ke Malang,” tambah Lily.

Para Hashers dikenal dengan nama yang unik. Salah satunya adalah Wawan Suryawan, kerap dipanggil “Tanganga”.

“Asal mulanya karena setiap kali saya ditanya saya jawab sambil ternganga-nganga,” ujar Wawan sambil tertawa.

Setelah menikmati Bakso Malang, para Hashers goyang Gemu Famire. Semua Hashers larut dalam suasana sukacita.

Hash Master Theo Widodo menyebut moto Hash adalah 3F.

“Motto Hash adalah 3 F yaitu fun, fitness dan friendship. Hash adalah olahraga yang unik karena mengandung unsur fun, tidak hanya olahraga fisik tapi juga ada olah psikis," kata Theo Widodo.

Menurut Theo Widodo, para Hashers diajak untuk berolahraga dengan cara jalan cepat sekaligus juga berkelakar bergembira ria.

“Inilah yang membedakan hash dengan olahraga lain yang hanya sekedar fisik,” terang Theo Widodo.

Ia berharap agar ke depan masyarakat Kota Kupang bisa bergabung menjadi anggota KH3.

“Usia Kupang H3 sudah 34 tahun. Ini adalah klub hash tertua di NTT dan pernah menjadi tuan rumah hash nasional Pan Indo Hash th 2019. Pada saat itu yang datang ke Kupang kurang lebih 1600an hashers dari seluruh Indonesia dan negara tetangga,” ujar Theo Widodo. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS