Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 17 Desember 2023, Suara yang Berseru-seru

Menarik bahwa Nabi Yesaya dalam seruannya untuk berjaga-jaga mengajak supaya orang berjaga-jaga dalam pengharapan

Editor: Edi Hayong
DOK. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Suara yang Berseru-seru. 

Yesaya menyampaikan pesan sukacita atau kabar gembira itu di dalam Allah: “Aku bersukaria di dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan padaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran…”

Maka sukacita kita harus selalu berada dalam konteks Tuhan. Itu berarti kita harus bersukacita di dalam dan bersama Roh Allah sendiri dan membiarkan diri kita dipenuhi dengan sukacita surgawi di dalam Allah.

Dan untuk bisa masuk dalam sukacita Roh Allah sendiri, maka kita pertama-tama harus berada dalam keadaan suci.

Untuk itulah, Yohanes datang mendahului Tuhan dengan berseru-seru dengan suara lantang penuh sukacita bersama Allah itu agar orang bertobat dan mempersiapkan kehadiran Tuhan dalam diri setiap orang. Karena hanya dengan pertobatan itulah kita layak bersukacita dan bersorak-sorai dalam Allah sendiri.

Dalam hidup kita, ada banyak hal yang membuat kita bersorak-sorai atau bersukacita secara khusus berkat yang kita terima dari Allah untuk hidup kita.

Namun dalam prakteknya, ketika kita merayakan sukacita dan sorak-sorai itu bukan di dalam Tuhan tetapi di dalam utang yang menumpuk atau di atas penderitaan orang atau karena kecurangan dan kebohongan yang kita ciptakan sendiri.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 17 Desember 2023, Sebuah Revolusi Mental

Maka sukacita kita sebenarnya adalah sukacita semu. Untuk kita mari kita bertobat dan masuk dalam hadirat Tuhan dan bersukacita bersamaNya dalam Roh dan kebenaran.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Allah akan datang maka kita layak bersukacita. Kedua, sukacita dan sorak-sorai kita harus selalu di dalam Allah dan bukan di atas atau di dalam kedosaan kita. Ketiga, satu-satunya jalan menuju sukacita bersama Allah adalah jalan pertobatan.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved