Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 17 Desember 2023, Sebuah Revolusi Mental

Pada hari minggu Adven III, Yohanes Pembaptis memberi kita beberapa pelajaran penting, sebagai salah satu bentuk revolusi mental

Editor: Edi Hayong
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN -Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul : Sebuah Revolusi Mental. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul : Sebuah Revolusi Mental.

Tahun B/II:  Hari Minggu Adven III RP. John Lewar SVD menulis renungannya merujuk pada bacaan : Yesaya 61: 1-2A.10-11, Lukas 1: 46-48.49-50.53-54, 1 Tesalonika 5: 16-24 Yohanes 1: 6-8.19-28

Berikut ini renungan lengkap yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD.

Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Di padang gurun Yudea, tampil tokoh kontroversial yang berani dan tegas memberikan kritik tanpa pandang bulu terhadap perilaku manusia pada zamannya; entah penguasa, para pegawai maupun orang kebanyakan. Dialah Yohanes Pembaptis.

Dia tampil di padang gurun guna mempersiapkan hati setiap orang menyambut kedatangan Tuhan. Dia adalah suara yang berseru-seru:”Luruskanlah jalan bagi Tuhan”. Seruan moral yang tajam buat hati tak tenang dan telinga menjadi panas, disampaikannya dengan terus terang tanpa takut sedikitpun.

Hati harus dibenah, hati yang kehabisan cinta, yang pudar kesetiaan dan menyesatkan perlu ditata, disiapkan untuk Tuhan yang datang, yang ada ditengah-tengah mereka yang tidak mereka kenal.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Desember 2023, Elia dan Yohanes Pembaptis

Peranan Yohanes Pembaptis dipertanyakan oleh para imam di Yerusalem. Utusan-utusan para imam menemui Yohanes untuk mencari tahu tentang identitasnya. Dia mengatakan kepada mereka: ”Aku bukan Mesias. Aku bukan Elia, Aku bukan terang itu”.

Aku hanyalah suara yang berseru-seru di padang gurun. Aku orang biasa. Aku hanya mewartakan Dia yang sangat luar biasa. Orang itu namanya Yesus. Dia adalah terang sejati. Dialah Mesias. Dialah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.

Yohanes Pembaptis sungguh tahu diri. Dia tahu status dan peranannya. Dia rendah hati, jujur terhadap diri sendiri. Dia juga jujur di hadapan sesamanya. Itulah hidup yang sesungguhnya. Dia diutus Allah untuk menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan.

Ternyata orang yang dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis itu, hadir di tengah-tengah mereka sendiri, tetapi orang-orang Israel tidak mengenalNya. Yohanes mengatakan: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu, berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian daripadaku. Membuka tali kasutnya pun aku tidak layak”.

Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Pada hari minggu Adven III, Yohanes Pembaptis memberi kita beberapa pelajaran penting, sebagai salah satu bentuk Revolusi Mental. Pertama, kita ada untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Kita bukan Tuhan. Kita bukan Mesias. Kita hanyalah saksi dan hamba sederhana.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Desember 2023, Berbahagialah Mereka yang Telah Melihat Elia

Dengan kata lain, kewajiban kita adalah menghantar orang untuk menemukan Tuhan. Yang harus menjadi pusat perhatian ialah Mesias, bukan diri kita. Dengan kesaksian itu, kita menyadari peranan dan hakekat panggilan kita. Kedua, Yohanes memberi kita nasihat yang penting yakni jadilah dirimu sendiri.

Terimalah dirimu. Tampil apa adanya. Kerjakan apa yang harus anda kerjakan. Jangan merambah pekerjaan orang lain. Yohanes tidak pernah merampas karya yang menjadi hak dan kewajiban Sang Mesias.

Masing-masing memiliki jalur tersendiri sesuai dengan rencana Tuhan. Di sini kita dituntut untuk bersikap rendah hati, tahu membatasi diri dan tidak rakus dengan kuasa dan peranan serta aneka perlakuan khusus lain yang kita peroleh sebagai buah dari keterlibatan kita dalam pelayanan.

Ketiga, sebuah pembaharuan atau reformasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyeret orang modem menjadi sombong dan angkuh. Orang modem sulit percaya kepada yang ilahi dan menjadi terasing dengan Tuhannya sendiri.

Orang sombong tidak akan pernah menerima seseorang yang lebih unggul, lebih ilahi dan lebih mulia. Maka seruan Yohanes Pembaptis yakni luruskanlah jalan bagi Tuhan, adalah sebuah ajakan untuk sejenak mengosongkan diri dan membiarkan yang ilahi, Allah, Tuhan masuk dalam hati kita.

Inilah sebuah revolusi mental, pembaharuan dan perubahan hati. Yang ilahi dapat ditemukan dalam keheningan hati dan jiwa dan bukan dalam hiruk pikuk kesibukan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Desember 2023, Mereka Tidak Mendengarkan

Mari kita belajar spiritulitas Yohanes yang rendah hati dan mereformasikan diri agar Tuhan masuk dan bersemanyam dalam hati kita. Maka jalan Tuhan tidak bengkok lagi, tidak lekuk liku lagi, tidak berbukit-bukit lagi, tetapi lurus dan benar. Semoga Tuhan menyertai kita dengan berkatNya.

Contemplasi:

Sadarilah panggilan Tuhan atas dirimu, apa tugas perutusan yang diserahkan kepadamu. Jalankan itu dengan sepenuh hati, bukan untuk dirimu melainkan untuk kemuliaan Tuhan dan keselamatan banyak orang. Dialah yang berhak memperoleh kemuliaan dan hormat dan kita boleh berharap pada belas kasihNya untuk disertakan dalam keselamatan abadi.

Doa:

Ya Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau selalu menghendaki kebahagiaan kami. Dengan sabar dan setia Kausiapkan umatMu untuk menyambut kedatangan Sang Penyelamat yang Kaujanjikan.

Singkirkanlah kelemahan kami dan bukalah hati kami agar dapat mengenal Dia yang akan datang di tengah-tengah kami, ialah Yesus Kristus PuteraMu, Tuhan dan Pengantara kami...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat memasuki Hari Minggu Adven III. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved