Berita Timor Tengah Utara

Dokter Asep Sebut Bisa Dikatakan KLB Terkait Korban Meninggal karena Rabies di Malaka

korban meninggal diduga tertular rabies. Hal ini menegaskan bahwa, virus rabies sudah masuk ke Malaka. 

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
RABIES - Gambar ilustrasi anjing rabies. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Sekretaris Komite Rabies Flores-Lembata, Dokter Asep Purnama menegaskan, dengan adanya korban meninggal dunia akibat gigitan HPR bisa dinyatakan KLB Rabies.

"Dengan menyatakan KLB maka, bisa melakukan tindakan yang luar biasa juga." ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Selasa, 12 Desember 2023.

Dengan menyatakan KLB, masyarakat lebih waspada terhadap bahaya rabies. Selain itu, anggaran Belanja Tidak Terduga bisa digunakan.

Ia menuturkan bahwa, beberapa hari yang lalu, 2 ekor anjing di Malaka dinyatakan positif Rabies. Dimana, Kabupaten Malaka berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara. 

Baca juga: Terima Kunjungan Ketua PGRI NTT di Timor Tengah Utara, Dominikus Nitsae Sampaikan Terima Kasih

Sementara itu, pada hari ini ada korban meninggal diduga tertular rabies. Hal ini menegaskan bahwa, virus rabies sudah masuk ke Malaka

Merespon hal ini, perlu dilakukan tindakan luar biasa pencegahan rabies.

Rabies merupakan bencana non-alam. Oleh karena itu, apabila korban gigitan HPR diberikan pertolongan cepat maka, bisa diselamatkan.

Dikatakan Dokter Asep, langkah yang harus ditempuh yakni perlu dilakukan HPR secara masif dan serentak. Jika masyarakat digigit HPR maka, luka bekas gigitan harus dicuci dengan air dan sabun serta diberikan vaksin antirabies.

Ia menambahkan, langkah lain yang perlu ditempuh adalah HPR mesti diikat atau dikandangkan terlebih dahulu dan kemudian diberikan vaksin.

Baca juga: Ganjar Kampanye di Kupang, Kenakan Baju Adat Timor Tengah Utara Saat Dialog bersama Tokoh Agama

Namun dalam situasi kepepet, pemusnahan terhadap anjing yang berkeliaran dan tidak diikat bisa dilakukan. 

"Kalau saya yah, mau bagaimana karena ini kan pilihan. Mau menyelamatkan anjing yang lain atau manusia. Kalau anjing yang liar, dengan sangat menyesal yah kita musnahkan," ungkapnya. 

Meskipun demikian, eliminasi terhadap HPR ini merupakan pilihan paling terakhir manakala kita tidak mampu mengatasi masalah rabies. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved