Pos Kupang Award 2023
Pos Kupang Award, Agus Taolin Perintis Endoskopi di NTT
Angka ini terus menurun dengan pendekatan Pentahelix yang melibatkan berbagai stakeholder dan sudah melampaui target nasional 14 persendi tahun 2024.
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM - Sangat Mencintai Rakyat Belu WARGA di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), patut berbangga hati karena memiliki seorang pemimpin yang sangat mencintai rakyat dan daerahnya. Dia adalah Taolin Agustinus, pria ganteng kelahiran 11 Agustus 1960 ini menjabat sebagai bupati ke-10 di Kabupaten Belu pada 26 April 2021 melalui pemilihan kepala daerah secara langsung.
Agus Taolin, dikenal sebagai pemimpin yang tegas, pemberani dan tidak kompromi dalam menerapkan sistem pemerintahan yang bersih dan bermartabat. Bukti nyata di depan mata atas hal tersebut adalah keberaniannya dalam “melawan” DPRD soal penetapan RAPBD tahun 2022, hingga berujung pada tidak adanya keputusan DPRD atas APBD tahun 2022.
Dirinya siap menanggung resiko tidak mendapat gaji sebagai bupati selama enam bulan lamanya. Jika rakyat Belu mengetahui, ada apa di balik gonjang-ganjing penetapan APBD tahun 2022 itu, pastilah akan menimbulkan kemarahan rakyat pada para politisi dan kondusivitas daerah pun pasti akan terganggu, tetapi sebagai pemimpin daerah ia memilih diam, memilih menerima resiko sanksi yang akan diterima, memilih jalur lain agar APBD tetap bisa dijalankan demi keberlangsungan pembangunan dan berjalannya roda pemerintahan.
Meskipun ia terus diserang, dipojokkan dan difitnah, Agus Taolin tetap tidak terpancing. Ia lebih memilih mengurus rakyatnya dibandingkan dengan meladeni pihak-pihak yang tidak suka terhadap dirinya. Salah satu bukti kecintaan pada rakyat adalah fokus dalam urusan rakyat kecil seperti upaya pengentasan kemiskinan, penurunan angka stunting dan terus menggenjot perubahan di segala lini dengan visi masyarakat Belu yang sehat, berkarakter dan kompetitif.
Baca juga: Nominator Pos Kupang Award 2023 Bertambah, Begini Suasana Ruang Palacio Aston Jelang Acara Dimulai
Dirinya tidak peduli dengan cacian dan bullyan. Alumnus Fakultas Kedokter UGM 1988 ini lebih fokus untuk melakukan penanganan masalah kemiskinan yang dilakukan dengan sejumlah pihak yang membantu. Kerja keras semua pihak ini akhirnya membuahkan hasil. Seiring dengan penurunan stunting, kondisi tingkat kemiskinan di Kabupaten Belu cenderung menurun.
Bentuk kecintaan Bupati Belu terhadap daerahnya adalah dengan berupaya menghadirkan Pusat Endoskopi Saluran Cerna di RSUD Mgr. Gabriel Manek SVD Atambua dan grand openingnya telah dilakukan pada Sabtu, 18 Juni 2022 silam.
Alat deteksi saluran cerna ini sudah ada di Indonesia, tetapi khususnya di NTT baru ada sejak masa kepemimpinan Bupati Belu, Taolin Agustinus dan Wakil Bupati Belu, Aloysius Haleserens. Alat medis ini dan biaya pemeriksaannya diketahui sangat mahal dan hanya bisa dijangkau oleh kalangan-kalangan berduit di Indonesia, tetapi tidak bagi daerah ini.
Dokter Agus dan Alo Haleserens akhirnya benar-benar menghadirkan mesin endoskopi secara nyata pada akhir tahun 2021. Endoskopi sebagai prosedur medis yang dilakukan untuk melihat organ dalam menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke dalam tubuh ini, memungkinkan dokter mendeteksi masalah kesehatan di dalam tubuh sekaligus mengobati masalah tersebut dengan lebih tepat.
Di mana dengan alat berbentuk selang yang dilengkapi dengan kamera dan senter pada bagian ujungnya, akan terlihat dengan jelas seluruh organ tubuh pada monitor, sehingga lokasi sumber masalah kesehatan yang terjadi di dalam tubuh segera diobati dan disembuhkan.
Selain untuk tujuan pemeriksaan (diagnostik), dokter juga dapat melakukan berbagai tindakan lain melalui endoskopi, seperti biopsi, mengangkat tumor atau batu empedu, serta melakukan sterilisasi atau kontrasepsi permanen. Untuk mengoperasikan mesin endoskopi, dilakukan sendiri oleh Bupati Belu bersama satu orang dokter sub spesialis penyakit dalam dan dua orang perawat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua.
Tidak hanya itu, saat ini sedang dipersiapkan seorang dokter spesialis penyakit dalam untuk melanjutkan sub spesialis agar kelak menggantikan Bupati Belu. Mulai Januari 2024, dokter tersebut akan menjalankan kursus selama empat bulan dan selanjutnya akan melanjutkan sub spesialis. Atas kecintaannya kepada rakyat, sehingga di samping melaksanakan tugas pemerintahan, Bupati Belu juga melakukan pelayanan Kesehatan Endoskopi untuk membantu masyarakat yang bermasalah dengan lambung.
Hal itu rutin dilakukan tiga kali dalam seminggu atau sesewaktu apabila ada pasien yang darurat. Semua itu dilakukan dengan tulus dan Ikhlas. Bagi dirinya, keselamatan jiwa manusia adalah segala-galanya, sehingga untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Dokter Agus Taolin juga menggagas kegiatan penelitian untuk meneliti potensi kanker lambung pada masyarakat Belu, bekerja sama dengan Prof. Arie Fahrial Syam dari Universitas Indonesia, Universitas Airlangga Surabaya dan Prof. Yamaoka dari Universitas Oita Jepang. Sampai saat ini sudah ratusan pasien yang dilayani pemeriksaan Endoskopi, yang berasal dari Belu, Kabupaten Malaka, TImor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kupang, Alor, Sumba dan Flores. bahkan dari Dili, Timor Leste.
Dikatakan banyak kalangan, masyarakat Kabupaten Belu di era Agus Taolin dan Alo Haleserens sudah merdeka dari Akses Layanan Kesehatan, mengingat Kabupaten Belu sudah mengintegrasikan layanan kesehatan dengan BPJS secara paripurna dan mencapai Universal Health Coverage (UHC). Artinya, sejak dicanangkan sampai hari ini, tidak ada lagi warga Belu yang tidak terlayani kesehatannya.
Di samping akses layanan, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kualitas layanan melalui pemenuhan tenaga medis, paramedis, perawat dan bidan, tenaga penunjang medis, obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan. Khusus untuk dokter spesialis, Belu termasuk satu dari kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur yang memiliki standar kecukupan tenaga dokter spesialis terbaik menurut penilaian Kementerian Kesehatan.
Sejak kepemimpinannya, Dinas Kesehatan dan RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua juga sudah memiliki peralatan-peralatan canggih, seperti CT Scan, Fluoroscopy untuk mendeteksi kelainan atau penyakit pada pasien secara akurat. Tidak hanya itu ada alat ekokardiografi untuk pelayanan penyakit jantung, dan 14 mesin cuci darah untuk melayani saudara-saudara kita yang mengalami gangguan dan gagal ginjal, termasuk mengirim anak-anak daerah untuk menempuh pendidikan dokter umum, dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu.
Baca juga: Bupati Agus Taolin Akui Koperasi CUKS Sehat