Breaking News

Berita NTT

Maria Matildis Banda Luncurkan Novel ke-14 Berjudul Pasola

yakni dengan judul Tabita, Yang Hidup dan yang Mati dalam Proses, Rabies Care International 2000, Suara Samudera Catatan dari Lamalera

|
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
Maria Matildis Banda, Pemred Pos Kupang, Dion DB Putra, ketua Ikatan Alumni Syuradikara-Kupang dan lainnya foto bersama saat peluncuran Novel Pasola karya Maria Matildis Banda di aula Kantor Harian Pos Kupang, Jumat 8 Desember 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM- Penulis atau Novelis Maria Matildis Banda  meluncurkan novel ke-14 berjudul Pasola.

Peluncuran novel ini berlangsung di aula Kantor Harian Pos Kupang,  Jalan Monginsidi lll Kota Kupang, NTT, Jumat 8 Desember 2023.

Peluncuran novel Pasola disertai bedah  novel menghadirkan Pater Dr. Eduardus Dosi, SVD., M.Si sebagai pembicara dan Romo Amance Ninu, Pr sebagai moderator. Acara sastra ini  dihadiri  para akademisi dari beberapa perguruan tinggi, sastrawan, perwakilan dari Bank NTT dan lainnya.

Dalam momen peluncuran itu, Maria Matildis Banda selaku penulis Novel Pasola didampingi  Ketua Ikatan Alumni Syuradikara-Kupang, Leta Rafael, tokoh NTT, Raymundus Lema,  Pemimpin Redaksi Harian Pos Kupang, Dion DB Putra dan lainnya.

Maria Matildis Banda membuka buku yang masih disegel sebagai tanda peluncuran novel Pasola,

Baca juga: Wakil Bupati Sumba Barat John Lado Apresiasi Atraksi Pasola Gaura Berlangsung Aman

Beberapa novel yang telah ditulis Maria, antara lain berjudul Tabita, Yang Hidup dan yang Mati dalam Proses, Rabies Care International 2000, Suara Samudera Catatan dari Lamalera, Doben, Surat surat dari Dili dan sebagainya.

Maria menyampaikan, semua novel yang ditulisnya berlatar belakang budaya Nusa Tenggara Timur, seperti halnya novel dengan judul Pasola terinspirasi dengan budaya Sumba.

"Latar belakang novel ini (Pasola) dari acara syukur padi atau syukur nyale di Sumba. Budaya kita luar biasa, sehingga perlu untuk kita tulis," ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat lokal di Sumba  pintar sekali membaca tanda-tanda alam, kapan akan memulai tanam dan lainnya.

Proses penulisan novel Pasola, kata Maria, membutuhkan waktu 5 tahun. Dia melakukan penelitian khusus atau  investigasi mendalam, wawancara dan lainnya.

"Mudah-mudahan novel ini bagus. dan Pos Kupang dan media terkait bisa memberi ruang untuk diskusi setiap bulan bagi anak muda terkait karya sastra bukan hanya terkait politik dan lainnya," harap Maria yang juga dosen sastra Universitas Udayana Denpasar.

Dikatakan Maria, selain terbit edisi Indonesia, novel Pasola juga terbit edisi bahasa Inggris yang akan diterbitkan di California pada bulan Desember 2023 atau awal tahun 2024.

"Buku ini akan diterbitkan di California dan sudah ditandatangani kontraknya," pungkasnya.

Sementara  Pater Eduardus Dosi, SVD melukiskan novel sebagai kitab suci dalam konteks sastra dan di dalamnya termuat nilai-nilai budaya.

Baca juga: Budayawan NTT, Pdt. Hengky Abineno Nilai Pemda Bijak Tunda Atraksi Pasola 

"Ini (novel) suatu keindahan abadi, nilai yang abadi ketika kita membaca novel ini," katanya.

Pater Eduardus mengatakan novel Pasola mengungkap nilai adat istiadat yang menarik. Mengungkap soal  poligami dan bias gender. (cr20)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved