Pasola Lamboya Ricuh
Rato Adat Kecewa Pasola Lamboya Ricuh
Rato adat (tua adat), Kedu Talo Nodu dari Patiala dan Rato Ubu Galu dari Uma Inkari selaku pemimpin antraksi sangat kecewa dengan kericuhan
Penulis: Petrus Piter | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK- Rato adat (tua adat), Kedu Talo Nodu dari Patiala dan Rato Ubu Galu dari Uma Inkari selaku pemimpin pelaksanaan atraksi budaya Pasola Lamboya di Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Kamis 16 Februari 2023 mengaku sangat kecewa dengan kericuhan yang terjadi pada penyelenggaraan pasola kali ini.
Bagi keduanya, pelaksanaan atraksi pasola telah melalui sebuah proses ritual adat sakral oleh para rato. Namun hal itu ternoda oleh ulah orang-orang jahat. Karenanya para pelaku keributan akan menerima ganjarannya. Sebab semua itu telah melalui sebuah proses ritual adat yang sangat sakral dan siapapun yang melanggarnya pasti akan mendapatkan akibatnya.
Baca juga: Pasola Lamboya Ricuh, Aparat Semprotkan Air Bubarkan Dua Kelompok yang Bertikai
Kedua tokoh adat (rato) tersebut menyampaikan hal itu sesaat setelah secara resmi mengumumkan menutup pelaksanaan atraksi pasola di lapangan pasola Hobakala Lamboya, Sumba Barat, Kamis 16 Februari 2023 sekitar pukul 11.30 wita.
Keduanya menuturkan tidak dapat melihat kejadian sesungguhnya. Saat itu, keduanya berada di posisi tribun dibagian barat lapangan pasola. Jarak pandang cukup jauh ke arah berlangsungnya atraksi pasola ditengah lapangan itu.
Keduanya tiba-tiba saja melihat terjadi aksi saling lempar batu dari arah dua kelompok peserta atraksi pasola yang sedang berlaga di lapangan pasola dan bersamaan para penonton berlarian menyelamatkan diri.
Baca juga: Pemkab Sumba Barat Putuskan Hanya Tiga Kecamatan Ikut Pasola Lamboya, Ini Alasannya
Untuk mencegah hal itu, melalui pengeras suara, meminta kedua kelompok berhenti melakukan keributan dan kembali ke posisi masing-masing.
Namun hal itu tidak diindahkan sehingga aparat kepolisian Polres Sumba Barat.yang didukung anggota Brimob, anggota Kodim 1613 Sumba Barat, Satpol PP dan pengaman internal setempat merangsek masuk ke lapangan menghalau kedua kelompok warga yang sedang ricuh. Kedua kelompok masa itu didorong ke arah pinggir lapangan bagian utara dan selatan untuk mencegah bentrok fisik.
Walau demikian, nampak suasana masih panas karena ingin melakukan bentrok. Aksi nekat sejumlah warga itu membuat aparat kepolisianpun tidak tinggal diam.
Baca juga: Peduli Banjir Sumbawa Barat, Telkomsel Berikan Bantuan Kepada Warga Terdampak
Anggota kepolisian yang bertugas terpaksa melakukan penembakan peringatan ke udara beberapa kali dan melakukan penyemprotan air dari mobil water cannon ke arah kerumunan masa yang berkumpul disekeliling lapangan pasola. Aksi aparat keamanan itu berhasil meredam kericuhan lebih besar.
Untuk mencegah terjadi kericuhan lebih lanjut maka rato adat (tua adat), Kedu Talo Nodu dari Patiala dan Rato Ubu Galu dari Uma Inkari selaku pemimpin pelaksanaan atraksi budaya pasola Lamboya secara resmi mengumumkan menutup kegiatan atraksi pasola sekeliling lapangan pasola menggunakan pengeras suara dengan menaiki mobiil water cannon milik Polres Sumba Barat. Dan bersamaan kedua Kelompok masa dan para penonton membubarkan diri. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.