Berita NTT
Direktur La Moringa Jadi Pembicara Hilirisasi Sorgum dalam Pareto BRIN 2023
Hilirisasi industri pangan menjadi solusi dari sekian masalah ketahanan pangan di Indonesia.
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Alfons Nedabang
Selain dampak percepatan pertumbuhan ekonomi, dengan adanya hilirisasi industri dapat meningkatkan nilai tambah dalam negeri, peningkatan penerimaan negara melalui ekspor, serta perluasan lapangan kerja.
Hilirisasi industri pada konteks tanaman pangan seperti sorgum mendapatkan perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo. Bahkan Presiden meminta pembuatan roadmap produksi dan hilirisasi sorgum hingga tahun 2024.
Saat ini produksi sorgum tergolong masih rendah padahal hilirisasi sorgum ini sangat dibutuhkan baik dalam pembuatan pakan, pengganti gandum, bahkan menjadi bioethanol.
Permasalahan lainnya adalah pasar sorgum di Indonesia masih terbatas sehingga diperlukan intervensi pemerintah untuk produksi dan hilirisasi dalam skala besar.
Sumber daya alam yang melimpah akan memberikan dampak ekonomi karena adanya nilai tambah yang dilekatkan pada produk-produk berbasis SDA.
Baca juga: 298 Anak Ramaikan Lomba Mewarnai Yang Diselenggarakan La Moringa Labuan Bajo
Upaya perbaikan ekonomi dan menghadapi krisis ekonomi global dengan hilirisasi industry SDA menjadi strategi yang perlu digalakkan oleh pengambil kebijakan.
Kendala-kendala hilirisasi untuk produk-produk strategis perlu didiskusikan untuk menghasilkan exit strategy agar proses hilirisasi dapat berjalan secara optimal.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak sosial hilirisasi. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa dampak pertumbuhan ekonomi hasil hilirisasi industri ada di level nasional.
Sementara dampak sosial seperti masalah kesehatan bahkan hak asasi manusia dan dampak lingkungan ada di level lokal/ daerah.
Kebijakan hilirisasi industri tentu tidak bisa hanya berpihak pada pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional tetapi juga kesejahteraan masyarakat akar rumput.
Pareto BRIN 2023: Simposium Praktisi dan Periset Ekonomi, dirancang sebagai sebuah momentum bagi berbagai pihak yang terlibat dalam dunia sosial ekonomi yang merupakan motor bagi penggerak perekonomian bangsa Indonesia.
Pada forum ini para akademisi, praktisi bisnis,dan Pemerintah dapat saling berbagi informasi dan pengalaman proses hilirisasi industri seperti nikel, rumput laut, sorgum, dan minyak kelapa sawit.
Baca juga: Moringa Dance, Cara Unik Restoran La Moringa Labuan Bajo Sambut Tamu
Harapannya melalui Pareto BRIN 2023 ini, dapat diperoleh faktor pengungkit (leverage factor) agar Indonesia dapat menjadi negara maju. Adapun tema Pareto BRIN 2023 ini yaitu The Downstream Industrialization of Natural Resources.
Simposium ini diselenggarakan oleh Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, Dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN (OR TKPEKM-BRIN) bekerja sama dengan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI).
Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari ini akan mengakomodasi kegiatan tahunan yang sebelumnya telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI (P2E-LIPI), yaitu Economic Outlook 2024 dan Thee Kian Wie Lecture Series 8.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.