KKB Papua
Komnas HAM Berharap Pilot Susi Air Dibebaskan Sebelum Natal, Begini Kata Frits Ramandey
Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey berharap agar pilot Susi Air, Philips Mark Merthens segera dibebaskan, sebelum Natal 2023 ini.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM – Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey berharap agar pilot Susi Air, Philips Mark Merthens segera dibebaskan. Pilot itu hendaknya dibebaskan sebelum Natal, 25 Desember 2023.
“Bulan Desember ini adalah momen yang baik untuk membebaskan pilot Susi Air. Kita harap pilot itu dibebaskan sebelum hari raya natal ini.”
Saran tersebut disampaikan Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey sebagaimana dikutip Pos-Kupang.com dari layar video yang viral di medis sosial, Kamis 7 Desember 2023.
Dalam video viral tersebut, Frits mulanya mengaku kalau saat ini pilot Susi Air mengalami penurunan secara fisik. Artinya, korban penyanderaan itu semakin kurus dari waktu ke waktu.
Kondisi yang dialami pilot tersebut, katanya, mungkin disebabkan oleh terlalu lamanya ia disandra, ia hidup di tengah masyarakat pedalaman, terutama anggota Kelompok Kriminal Bersenjata yang hingga kini masih menyandranya.
Ia bahkan menyebutkan bahwa saat ini Egianus Kogoya bersama komplotannya sedang dirundung masalah. Meski tak menyebutkan problema yang terjadi, namun ia berharap agar sang pilot itu segera kembali ke dalam kendali Egianus.
Pada bagian lain dia juga menuturkan, suatu saat di beberapa waktu lalu, Istri pilot Susi Air yang adalah warga Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, pernah diminta untuk datang ke Papua dan menemui sang suami yang sedang disandera di tengah hutan Papua.
Dikatakannya, istri Philips Mark Merthens pernah diminta untuk datang dan menjenguk sang suami yang sedang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya.
Akan tetapi permintaan itu tak diketahui, apakah terpenuhi atau tidak. Namun ia menyebutkan bahwa apa yang disampaikan itu, merupakan opsi yang ditawarkan dalam rangka membebaskan sang pilot dari tangan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Dalam pernyataannya, First Ramandey mengungkapkan bahwa hingga detik ini negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air terus dilakukan. Namun respon atas negosiasi tersebut masih terus ditarik ulur oleh KKB Papua.
Dikatakannya, saat ini kondisi fisik Philips Mark Merthens memang agak menurun. Fisik kapten pilot tersebut sudah kurus dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Menurut Frits, keadaan ini terjadi karena Philips berada di tengah keterbatasan, sebagaimana yang dialami anggota TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka ) yang memang hidupnya dalam keterbatasan.
Meski Kapten Philips terlihat kurus, ungkap Frits Ramandey, namun kesehatannya senantiasa terjaga. Anggota KKB Papua senantiasa menjaganya seperti yang diharapkan.
Pernyataan Frits ini sama dengan yang diungkapkan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, bahwa pria berkewarganegaraan Selandia Baru itu dijaga seperti telur oleh anggota KKB Papua.
Bahkan selama berada di hutan, Egianus Kogoya cs telah menganggap Kapten Philips seperti saudara sendiri. Bahkan KKB Papua memperlakukan sandra tersebut seperti keluarga sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.