Gunung Marapi Erupsi

Gunung Marapi Erupsi, Korban Tewas Jadi 23 Orang

Tim penyelamat yang mencari di lereng berbahaya Gunung Marapi di Sumatera Barat menemukan jenazah terakhir pendaki yang terkena letusan mendadak.

Editor: Agustinus Sape

“Sangat penting bagi BNPB untuk bekerja sama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) serta Pemerintah Kabupaten Agam dan Tanah Datar untuk segera mengevakuasi para korban,” kata Wapres di sela-sela acara pemerintahan di Nusa Dua, Bali, Rabu.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) saat memberikan keterangan kepada pers usai menghadiri acara Apresiasi dan Penyerahan Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Reformasi Birokrasi, dan Zona Integritas Tahun 2023 di Nusa Dua, Bali, Rabu 6 Desember 2023.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) saat memberikan keterangan kepada pers usai menghadiri acara Apresiasi dan Penyerahan Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Reformasi Birokrasi, dan Zona Integritas Tahun 2023 di Nusa Dua, Bali, Rabu 6 Desember 2023. (antaranews.com/Yashinta Difa)

Ia juga dengan tegas melarang masyarakat mendaki lokasi yang dianggap berbahaya, mengingat Gunung Marapi yang terletak di wilayah administratif Agam dan Tanah Datar merupakan salah satu gunung berapi teraktif di Pulau Sumatera.

Wapres kemudian mendorong BPBD Agam dan Tanah Datar untuk berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memperketat pemantauan guna memastikan peringatan dini diberikan sebelum potensi bencana terjadi.

Pernyataan itu disampaikan Amin menanggapi laporan adanya pencurian alat deteksi di Stasiun Pemantau Gunung Api Marapi yang berulang kali terjadi.

“Saya mengetahui ada (alat) yang dicuri, sehingga pengawasan perlu diperketat. Masalah seperti ini penting untuk diatasi agar pendaki tidak melakukan pendakian saat situasi berbahaya,” tandasnya.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan akan segera menggelar pertemuan dengan seluruh pimpinan daerah untuk meningkatkan daya tanggap daerah terhadap potensi ancaman bencana.

“Kami akan mengevaluasi sistem peringatan dini dan merancang langkah-langkah untuk melindungi alat deteksi dari pencurian, termasuk bekerja sama dengan kepolisian dan pengelola kawasan konservasi,” ujarnya.

Selain sistem peringatan dini, ia menggarisbawahi perlunya seluruh daerah mengambil contoh dari Sumbar dalam melakukan simulasi yang bertujuan untuk meningkatkan tanggap bencana.

“Setiap daerah harus melakukan latihan dengan harapan dapat meningkatkan tanggap bencana. Dengan begitu, daerah sudah mempunyai rencana dalam menghadapi kejadian yang tidak diinginkan,” kata Karnavian.

(gulftoday.ae/antaranews.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved