Pneumonia Misterius
Tiga Anak di Jakarta Terpapar Pneumonia Misterius, Mirip Kasus di China
mycoplasma pneumoniae diketahui sebagai bakteri yang menjadi salah satu faktor meningkatnya infeksi Pneumonia di China saat ini.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Tiga orang anak-anak menjadi pasien yang terpapar mycoplasma pneumoniae atau pneumonia misterius. mycoplasma pneumoniae diketahui sebagai bakteri yang menjadi salah satu faktor meningkatnya infeksi Pneumonia di China saat ini.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan memang pihaknya mendapatkan laporan adanya tiga anak yang terpapar pneumonia misterius. Saat ini sedang dilakukan penelusuran epidemiologi atau asal usul penularannya.
"Memang hari ini DKI Jakarta lakukan penelusuran epidemiologi terkait itu(tiga anak terpapar pneumonia)," ujar Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Tribun, Selasa (5/12).
Lebih lanjut ia mengungkapkan jika temuan ini masih menunggu pemeriksaan dari laboratorium. "Setelah keluar hasilnya nanti akan kami sampaikan secara resmi," ujar Siti Nadia Tarmizi.
Baca juga: Mengenal Penyakit Scabies dan Pengobatannya
Pneumonia misterius ini mulai merebak sejak bulan November 2023 lalu. Selain China, penyakit radang paru-paru ini juga dilaporkan terjadi di Eropa. Penularan penyakit ini kebanyakan diderita anak-anak.
Pakar Ahli Kesehatan Masyarakat sekaligus Epidemiolog, Dicky Budiman menyebut Indonesia berpotensi juga mengalami ledakan pneumonia misterius seperti yang terjadi di China. Anak-anak menjadi yang paling rentan terpapar karena kondisi fisik dan imunitas yang belum mumpuni.
"Nah, artinya dalam konteks ini Indonesia punya risiko hampir sama. Walau pun dampaknya atau besar ledakan bisa berbeda," kata Dicky.
Seberapa besar dampaknya, tergantung seberapa jauh bisa memproteksi anak-anak di bawah lima tahun terutama dengan vaksinasi.
"Sekali lagi bukan berarti kita aman, bebas, imun dari situasi china. Kita juga memiliki anak-anak rawan, belum mendapatkan vaksinasi primer Covid-19," tegas Dicky Budiman.
Apalagi anak-anak di Indonesia juga jarang mendapatkan vaksinasi influenza Sehingga tidak heran jika akhirnya terjadi fenomena seperti di China nantinya di Indonesia. Ia pun mengajak pemerintah dan masyarakat untuk menggalakkan vaksinasi, terutama pada kelompok rentan.
Baca juga: Kemenkes Habiskan Rp 16 Miliar untuk Uji Coba Pencegahan Penyebaran Demam Berdarah
"Bukan hanya Covid-19. Tapi juga vaksinasi rutin anak-anak. Termasuk juga vaksinasi booster. Baik anak-anak termasuk lansia dan komorbid. Ini penting sekali," pungkasnya.
Terpisah, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah yanuarso, SpA(K) mengatakan pelacakan kuman penyebab pneumonia (kecuali virus influenza) pada anak di Indonesia belum rutin dilakukan. Sehingga belum ada data pasti, apakah terjadi peningkatan jumlah kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae pada anak di Indonesia atau tidak.
Terkait hal ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia menegaskan sejumlah hal berikut, pertama, peningkatan jumlah kasus undiagnosed pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma Pneumonia di China merupakan informasi yang perlu dicermati, diwaspadai, dan ditindaklanjuti. Tetapi tidak perlu menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Kedua, surveilans infeksi sistem pernapasan pada anak (termasuk pneumonia) di Indonesia perlu lebih ditingkatkan.
"Termasuk peningkatan fasilitas dari pemerintah untuk pengadaan fasilitas pemeriksaan untuk mengetahui kuman penyebab pneumonia pada anak. Seperti Streptococcus pneumonia, RSV, Mycoplasma pneumonia, dan lain-lain," kata Dr Piprim.
Baca juga: Wolbachia Efektif Mengurangi Kasus Demam Berdarah Sebesar 77 Persen, Kata Kemenkes
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Pneumonia-Misterius.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.