Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 28 November 2023, Tidak Ada Yang Abadi di Dunia

Mau melihat bangunan-bangunan yang indah, ya bangunan Gereja Katolik megah-megah dan semua indah.

Editor: Edi Hayong
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Tidak Ada Yang Abadi di Dunia. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Tidak Ada Yang Abadi di Dunia.

Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Hari Selasa Biasa XXXIV merujuk pada bacaan : Daniel 2: 31--45, Mazmur diambil dari Yehezkiel 37: 1-14 dan Injil Lukas 21: 5-11

Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Dalam suatu seminar bertema kebangsaan yang melibatkan tokoh-tokoh agama, seorang seniman muslim mengungkapkan pengalamannya demikian, “Dalam perjalanan hidup saya, saya pernah berkunjung ke gereja-gereja, dan memang seni di dalam Gereja Katolik itu luar biasa.

Mau mendengarkan nyanyian-nyanyian yang merdu, di sana ada. Mau melihat ukiran-ukiran dan patung yang indah, di sana ada. Mau melihat lukisan-lukisan yang indah, di sana ada.

Mau melihat bangunan-bangunan yang indah, ya bangunan Gereja Katolik megah-megah dan semua indah.

Gereja Katolik memang kaya akan seni keindahan, bahkan dalam sejumlah dokumen tentang liturgi diungkapkan bahwa seni memang harus diberi tempat di dalam Gereja karena seni merupakan kekayaan Gereja yang harus dijaga dan dikembangkan.

Sadar atau tidak, kekayaan dan keindahan seni di dalam Gereja Katolik membuat orang terpukau dan kagum. Berbagai macam lukisan atau patung yang
terpampang di dalam gereja sering kali merupakan buah karya senimanseniman terkemuka.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 28 November 2023, Waspadalah

Karena itu, sangat wajarlah jika berbagai karya seni tersebut begitu mengagumkan. Itu juga yang dialami oleh para murid dalam bacaan Injil hari ini.

Para murid dan beberapa orang merasa kagum dengan keindahan dan kemegahan Bait Allah beserta pernak-pernik di dalamnya.

Namun, ketika mereka mengagumi keindahan Bait Allah, Yesus justru mengatakan bahwa pada suatu saat, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur.

Tentu hal ini sangat mengejutkan dan menimbulkan berbagai macam reaksi dari para murid dan orang-orang yang ada di situ.

Oleh karena itu, ada murid yang langsung bertanya tentang kapan hal itu akan terjadi dan apa tanda-tandanya. Dalam sejarah, nubuat itu memang terjadi.

Pada tahun 70 sesudah masehi bangunan suci itu dihancurkan oleh kerajaan Romawi dan menyisakan sebuah tembok yang saat ini dikenal sebagai tembok ratapan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 27 November 2023, Tiga Cara Berbagi Saat Kehidupan Sedang Up and Down

Di tembok itulah orang-orang Yahudi seringkali mengadakan ibadat dengan memegang temboknya sambil meratapinya.

Itulah tembok ratapan, yang kini menjadi suatu tempat ziarah yang terkenal di Yerusalem dan banyak peziarah datang ke sana.

Yesus mengingatkan kita agar selalu waspada dan jangan sampai tersesat. Kesesatan yang dimaksud adalah memuja dan mengagungkan hal-hal duniawi dan sebagai akibatnya kita memburunya dengan segala cara.

Bagaimana pun, dunia dengan segala isinya adalah ciptaan Tuhan. Semua yang indah, semua yang mengagumkan, semua yang bisa kita nikmati, adalah ciptaan Tuhan.

Oleh karena itu, kekaguman kita pada hal-hal duniawi tersebut tidak boleh berhenti di situ saja tetapi harus membawa kita pada pemujaan terhadap Tuhan.

Kita jangan sampai tersesat dengan memburu barang-barang duniawi, yang pada saatnya harus kita tinggalkan dan tidak bisa memberi pertolongan apa-apa. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 26 November 2023, Tiga Cara Tetap Berbagi Melalui The Power of Giving

Namun, kita harus “memburu” Tuhan, Sang empunya semuanya itu. Dia lah satu-satunya jaminan pertolongan dan keselamatan kita. “Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya. Carilah wajah-Nya selalu.

Nubuat Yesus tentang kehancuran Bait Allah dan kota Yerusalem tersebut memberi pengertian kepada kita bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini.

Meski semegah apa pun suatu bangunan berdiri atau bergelimang apa pun harta yang dimiliki seseorang di dunia ini, semuanya akan hancur.

Tidak terkecuali dengan tubuh kita sendiri yang hari ini masih bisa berdiri tegak, sehat walafiat, penuh semangat, namun suatu saat akan terbaring kaku dan membusuk di tanah.

Hal itu hendak menunjukkan bahwa segala peristiwa yang ada di dunia ini sifatnya sementara. Akan tiba saatnya semuanya akan binasa dan hancur.

Contemplasi:

Yesus mengingatkan kita untuk tetap bijak dan hati-hati dalam menghadapi dan menghidupi realitas hidup.

Seniman kehidupan yang tertinggi hanyalah Allah dan kekaguman kita seharusnya diarahkan pertama-tama kepadaNya dan kemudian secara terbatas kepada semua ciptaanNya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 27 November 2023, Memberi Lebih Banyak

Hal-hal duniawi sifatnya sementara, tidak ada yang abadi di dunia ini. Sesudah kehidupan di dunia ini berakhir, kita akan memasuki suatu keabadian kekal di Surga.

Doa:

Tuhan, semoga melalui keindahan duniawi yang kami jumpai, kami semakin memuja nama-Mu dan mencari-Mu sebagai satu-satunya sumber serta jaminan keselamatan kami. Karena kami percaya segala sesuatu yang ada di dunia ini, tidak abadi... Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Selasa. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved