Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 21 November 2023, Memanjat Pohon Ara

Tindakan untuk memanjat pohon atau memanjat sesuatu yang lebih tinggi berarti kita sedang mencari sesuatu yang berada di atas

|
Editor: Edi Hayong
FOTO PRIBADI
RENUNGAN -Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Memanjat Pohon Ara. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Memanjat Pohon Ara.

Untuk Hari Selasa Biasa XXXIII bertepatan dengan PW. Sta. Maria dipersembahkan kepada Allah, Bruder Pio Hayon SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan I :Bacaan I: 2 Mak. 6: 18-31 dan Injil : Luk. 19: 1-10.

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Tindakan untuk memanjat pohon atau memanjat sesuatu yang lebih tinggi berarti kita sedang mencari sesuatu yang berada di atas sehingga kita harus memanjatnya.

Jika kita tidak membuat tindakan memanjat itu maka dengan sendirinya kita tidak juga bisa akan menggapai atau menemukan atau mendapatkan apa yang berada di atas tempat yang lebih tinggi dari kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 20 November 2023, "Tetap Penuh Harapan untuk Melangkah Maju"

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 20 November 2023 : Iman Si Buta Mendapat Ganjarannya

Maka tindakan memanjat adalah juga sebuah usaha untuk mencari atau mencapai sesuatu hal yang lebih tinggi dari kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini gereja merayakan peringatan wajib Santa Maria dipersembahkan kepada Allah. Dalam banyak tradisi, “orang tua yang saleh tidak pernah lalai untuk mempersembahkan anak-anak mereka kepada Tuhan, sebelum, dan sesudah kelahiran mereka. Bagi orang-orang Yahudi, konsekrasi umum saja tidaklah selalu cukup.

Maka beberapa dari mereka mempersembahkan anak-anak mereka kepada Allah sewaktu mereka dilahirkan; anak-anak tersebut tinggal di dalam bangunan yang merupakan bagian dari Bait Allah, dan melayani para imam dan kaum Lewi dalam tugas-tugas suci dari pelayanan mereka.

Kita melihat contoh dari konsekrasi khusus tersebut dalam pribadi Samuel dan beberapa orang Yaudi lain. Terdapat pula tempat tinggal untuk wanita yang mempersembahkan diri untuk pelayanan ilahi di dalam bait-bait.

Dari antara para wanita tersebut, terdapat Yosabat, istri imam Yoyada (2 Tawarikh 22:11) dan Hana, anak Fanuel (Lukas 2:36-38).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 20 November 2023 : Iman Si Buta Mendapat Ganjarannya

Tradisi kuno mengatakan bahwa Santa Perawan Maria, pada masa kanak-kanaknya, dipersembahkan secara khidmat kepada Allah di dalam Bait Allah; peristiwa inilah adalah asal dari pesta yang kita rayakan pada hari ini.

Pesta ini disebut Persembahan [Presentation], dan orang-orang Yunani sering menyebutnya Masuknya Santa Perawan Maria ke dalam Bait Allah.

Pesta ini disebutkan di dalam martirologi terkuno serta di dalam konstitusi Kaisar Enmanuel, yang dicatat oleh Balsamon.

Betapa Maria mempersembahkan dirinya sendiri itu dengan pola hidup yang amat suci kepada Allah.

Ia mempersembahkan dan mengonsekrasikan dirinya sendiri segenap hati dengan cara yang amat murni dan agung, sehingga tidak seorang malaikat atau manusia pun pernah membaktikan diri kepada Allah dengan kemurnian dan cinta kasih yang begitu besar.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 19 November 2023 : Mempertanggungjawabkan Pekerjaan Kerajaan Allah

Dalam injil hari ini, kita disuguhkan dengan kisah Zakheus. Kisah tentang Zakheus menjadi cerita atau kisah legendaris dalam Kitab suci yang sudah kita kenal.

Zakheus yang pendek itu dan memanjat pohon ara agar dapat melihat Yesus. Zakheus yang pendek badannya itu berusaha mencari pohon ara agar dia dapat memanjatnya dan dapat melihat seperti apakah Yesus itu.

Dan Zakheus akhirnya memanjat pohon itu dan dapat melihat Yesus dan sebagai dampak dari itu, Yesus meminta dia turun dan mau makan di rumahnya.

Kisah tentang memanjat pohon itu sebagai sebuah simbol tentang Zakheus yang merasa berdiri “pendek” atau “berdosa” karenan dia seorang pemungut pajak. Namun dia menaikan kesadaran spiritualnya lebih tinggi dengan memanjat pohon ara itu.

Karena dalam level kesadaran spiritual yang tinggi itulah dia mampu melihat Yesus dan itu benar-benar terjadi. Kesadaran spiritual yang tinggi ini akhirnya membawa Zakheus dapat berjumpa dengan Yesus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 19 November 2023 : Talenta Sama Dengan Kesetiaan

Dan tidak sampai di situ saja. Yesus bahkan memintanya untuk turun dari pohon ara itu dan Yesus mau makan di rumahnya. Dan setelah makan di rumahnya itu, Zakheus membagikan segala hartanya.

Keselamatan itu datang kepada semua orang yang benar-benar mencari Tuhan dengan penuh kesadaran dengan menaikan kesadaran spiritualanya lebih tinggi agar di sana kita dapat menemukan Tuhan.

Menaikan kesadaran spiritual lebih tinggi karena Allah selalu berada lebih tinggi dari tempat kita ini karena di sana kita hanya dapat berjumpa denganNya. Namun kadang kita lebih memilih hidup dalam dataran yang rendah kehidupan kita sendiri dengan penuh dosa dan kejahatan.

Maka kita tak akan gampang menemukan Tuhan. Kita harus menaikan kesadaran spiritual kehidupan kita lebih tinggi agar di sana kita mampu menemukan Tuhan dan berjumpa denganNya.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Maria mempersembahkan dirinya kepada Tuhan lewat hidupnya yang saleh dan berkenan kepada Allah. Kedua, untuk bisa berjumpa dengan Tuhan, kita perlu menaikan selalu kesadaran spiritual kita lebih tinggi dari yang biasanya. Ketiga, keselamatan selalu datang kepada semua orang yang mencari Tuhan dalam kebenaranNya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved