Pilpres 2024
Pengamat: Prabowo Bersikap Ramah terhadap Tiongkok, Tapi Ia Tahu Jakarta Masih Butuh Washington
Prabowo Subianto berbicara tentang meniru Tiongkok dalam pengentasan kemiskinan dan cara-cara lain di sebuah forum minggu ini.
Pasalnya, AS masih menjadi mitra utama bagi Indonesia, khususnya di bidang pertahanan.
Baca juga: Pilpres 2024: Ganjar Pranowo Unggul Tipis dalam Jajak Pendapat Baru
Sebagai mantan jenderal, Pak Prabowo “juga sangat tertarik, dari sudut pandang militer, untuk mendapatkan lebih banyak manfaat dari AS, dalam hal pasokan”, kata Dr Lina. “Saya rasa dia tidak ingin mendapatkannya dari Tiongkok.”
Indonesia dan Tiongkok memiliki klaim yang tumpang tindih atas perairan utara Kepulauan Natuna, Indonesia. Wilayah tersebut merupakan bagian dari zona ekonomi eksklusif Indonesia namun tumpang tindih dengan klaim Tiongkok atas sebagian besar Laut Cina Selatan.
AS ‘masih penting’
Pak Prabowo sadar bahwa Jakarta masih membutuhkan Washington, kata Dr Lina.
Faktanya, beberapa jam setelah pidato CSIS di Jakarta, Presiden Widodo bertemu dengan timpalannya dari AS Joe Biden di Washington, di mana kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan.
Mereka bermaksud untuk menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan baru di bidang siber, kedokteran militer, luar angkasa, dan latihan gabungan, serta bidang-bidang lainnya.
Indonesia dan Amerika juga meningkatkan hubungan mereka ke kemitraan strategis yang komprehensif.
Mengingat hal ini, kemungkinan besar Prabowo tidak akan mengubah kebijakan luar negeri Indonesia secara signifikan meskipun ia mungkin berusaha bersikap lebih ramah terhadap Tiongkok, kata pakar hubungan internasional Asra Virgianita dari Universitas Indonesia.
“Saya yakin Prabowo tahu bahwa AS masih penting. Itu… masih nomor satu. Jadi, dia tidak akan ketinggalan jika terpilih.
“Banyak kerja sama pertahanan dengan AS yang terjalin pada masa beliau (menjabat menteri pertahanan),” kata Associate Professor Asra.
Kedua negara mengadakan latihan maritim bersama yang disebut Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) pada bulan Desember tahun lalu, misalnya.
Pada hari Senin, Prabowo juga berbicara tentang hubungan jangka panjang Indonesia dengan “kekuatan besar dunia” seperti Barat, Tiongkok, India dan Rusia.
Baca juga: Anies Baswedan Diunggulkan Lembaga Survei Internasional, Hanya Beda Tipis dengan Prabowo-Gibran
Menekankan perlunya “hubungan terbaik” dengan semua mitra dan negara, beliau menambahkan, “Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak.”
Namun, dia tidak menyebutkan kerja sama masa depan dengan AS pada acara tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.