Breaking News

Pilpres 2024

Pengamat: Prabowo Bersikap Ramah terhadap Tiongkok, Tapi Ia Tahu Jakarta Masih Butuh Washington

Prabowo Subianto berbicara tentang meniru Tiongkok dalam pengentasan kemiskinan dan cara-cara lain di sebuah forum minggu ini.

Editor: Agustinus Sape
Danang Wisanggeni/CNA
Calon presiden Prabowo Subianto di acara Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada 13 November 2023. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Calon presiden terdepan, Prabowo Subianto, menyampaikan pesan ramah terhadap Tiongkok di sebuah forum minggu ini, bahkan ketika ia menegaskan bahwa Indonesia akan tetap tidak selaras dalam kebijakan luar negerinya dan tidak akan bergabung dengan blok kekuatan mana pun jika ia memenangkan pemilu tahun depan.

Berbicara tentang kebijakan luar negeri di sebuah acara yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada hari Senin 13 November 2023, Prabowo mengakui keberhasilan Tiongkok dalam mengentaskan kemiskinan hanya dalam beberapa dekade.

Indonesia selalu memandang Barat atas keberhasilannya, katanya.

Namun mengingat prestasi Tiongkok, Indonesia juga bisa meniru negara Asia Timur, katanya.

“Ada yang bisa kita tiru – mungkin komitmen mereka melawan korupsi, fokus mereka pada pendidikan, disiplin yang kuat, kebanggaan nasional yang kuat. Ini yang kami kagumi,” calon presiden berusia 72 tahun yang menjabat Menteri Pertahanan itu, mengatakan kepada para diplomat, akademisi, dan jurnalis.

“Saya mengagumi dan mengakui keberhasilan para pemimpin Tiongkok dalam memberantas kemiskinan. Para pemimpin Tiongkok mencapai sesuatu yang sangat langka dalam sejarah manusia.

“Mereka mengangkat 700 juta orang keluar dari kemiskinan dalam satu generasi, dalam 40 tahun. Itu merupakan pencapaian nyata,” ujarnya.

“Tetapi bukan berarti kita bisa meniru metode mereka. Mungkin cara mereka tidak selaras dengan budaya kita. Jadi, kita harus menyesuaikan,” ujarnya.

Prabowo adalah kandidat presiden ketiga yang menguraikan kebijakan luar negerinya di forum CSIS dalam seminggu terakhir, setelah saingannya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan berbicara minggu lalu.

Masyarakat Indonesia akan menuju tempat pemungutan suara pada 14 Februari tahun depan, dan para kandidat akan mulai berkampanye pada 28 November.

Ingin terlibat lebih banyak dengan Tiongkok?

Dr Lina Alexandra, pakar hubungan internasional dari CSIS, mencatat bagaimana Prabowo menunjukkan keterbukaannya untuk bekerja sama dengan Tiongkok.

“Dari pengamatan saya, dia ingin lebih terlibat dengan Tiongkok. Saya pikir itu sangat jelas,” katanya kepada CNA.

“Saya pikir menarik investasi (Tiongkok) mungkin masih menjadi prioritasnya,” kata Dr Lina. Sikap seperti ini mencerminkan sikap petahana Joko Widodo, yang menurut para pengamat bertujuan untuk melayani kepentingan nasional dan menarik investasi.

Prabowo tidak mengungkapkan rencana konkretnya pada hari Senin, dan para analis mencatat bahwa ia akan menghadapi keterbatasan dalam menjauhi Washington dan beralih ke Beijing, yang sudah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved