Berita NTT

SPN Polda NTT Peduli Stunting, Jadi Orang Tua Asuh bagi Balita di Kota Kupang

Dalam rangka membantu penanganan persoalan stunting yang dialami sejumlah anak di Kota Kupang, Polda NTT mengambil peran untuk menjadi orang tua asuh

Penulis: Ryan Nong | Editor: Ryan Nong
zoom-inlihat foto SPN Polda NTT Peduli Stunting, Jadi Orang Tua Asuh bagi Balita di Kota Kupang
POS-KUPANG.COM/HO-POLDA NTT
Kepala SPN Polda NTT Kombes Pol. Nanang Putu Wardianto saat menyerahkan dukungan orang tua asuh bagi balita di Kota Kupang. 

Baksos Stunting dari DWP NTT

Sementara itu, Dharma Wanita Persatuan atau DWP NTT menggelar bakti sosial (baksos) untuk mengatasi stunting di Kota Kupang

Baksos stunting tersebut dilaksanakan dalam rangka hari ulang tahun (HUT) ke 24 yang akan dirayakan pada 7 Desember 2023 mendatang.

Baksos DWP NTT yang  berlangsung Kali pada Kamis (9/11/2023) menyasar empat posyandu dan TPA Alak, Kota Kupang

Ketua DWP NTT Arie Ondok Lana mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kegitan rutin yang dilaksanakan setiap tahun.

"Terkait stunting ini juga menjadi program strategisnya DWP. Ketika pemerintah mengeluarkan program itu, DWP pun langsung mengambil langkah secara bersama-sama untuk bisa mencegah stunting," kata ketua DWP NTT Arie Ondok di posyandu angrek di Kelurahan Airnona. 

Dalam informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT, kata dia, angka stunting terus menurun sejak tahun 2018 hingga kini. Dalam pengurangan angka stunting ini, menurutnya, DWP NTT juga punya kontribusi meski kecil. 

Arie Ondok mengklaim kegiatan yang dijalankan itu memang dilakukan atas dasar kepedulian, di samping pelaksanaan program kerja. Baginya ke depan agenda ini akan terus dilaksanakan hingga stunting tuntas. 

"Kegiatan ini sebetulnya bukan hanya hari ini. Sudah lama, sejak stunting ini ada, DWP juga menyambut dan penuh tanggungjawab untuk sama-sama mengatasi ini," ujarnya. 

Menurut dia, setelah menangani stunting, DWP NTT akan berkontribusi pada sektor lain yang menjadi persoalan di NTT. DWP, sebut dia, tetep berkomitmen untuk membantu penanganan anak dan bayi yang ada sekalipun stunting telah tiada. 

Untuk para ibu-ibu, Arie Ondok mengingatkan agar tetap memberi perhatian bagi anak-anaknya. Ibu-ibu pekerja, agar bisa lebih memperhatikan pada sisi makanan instan. 

"Kurangi makanan jadi kepada anak. Karena itu menyumbang stunting, kemampuan anak menurun. Di usia emas yang 1000 hari pertama itu, sukanya memberikan makanan jadi. Itu tidak boleh," kata Arie Ondok, yang juga istri dari Sekda NTT, Cosmas D. Lana. 

Dia beralasan pemberian makanan instan secara rutin akan menghambat pertumbuhan anak. Sehingga, bagi ibu-ibu ataupun orang tua mesti punya perhatian lebih pada usia seperti demikian. 

Ke depan, DWP NTT juga akan memfokuskan agenda kegiatan pada edukasi sejalan dengan presentasi angka stunting yang menurun. Edukasi itu akan dilakukan lewat media massa maupun pertemuan langsung dengan sasaran. 

Ketua Panitia pelaksana Febby Adoe menyebut, sejumlah bahan makanan yang dibawa oleh DWP merupakan hasil kontribusi dari DWP tiap OPD di Pemprov NTT. Febby Adoe mengaku, semua OPD sangar antusias dalam kegiatan ini. 

Istri dari Kepala Dinas ESDM NTT, Yusuf Adoe ini mengatakan, barang yang diberikan ke empat posyandu dan TPA Alak itu berupa beras, telur, susu dan perlengkapan mandi. 

"Kami siapkan susu untuk anak stunting. Sementara di TPA Alak kami siapkan juga susu yang pada umumnya," sebut Febby Adoe. (fan/ian)

 

Ikuti Berita POS-KUPAN.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved