Berita Kota Kupang
Dukung Kota Kupang Tanggap Narkoba, BNN Gelar Workshop Tematik P4GN bagi Jasa Kurir
mendetail oleh para kurir, sehingga para kurir juga bisa berhati-hati dan turut mengawasi terjadinya peredaran gelap narkoba.
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam rangka mendukung Kota Kupang tanggap narkoba, Badan Narkotika Nasional atau yang disebut BNN Kota Kupang menggelar workshop tematik Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Perederan Gelap Narkotika (P4GN) bagi jasa kurir.
Kegiatan itu menghadirkan dua pembicara, salah satunya Wakasat Resnarkoba Polresta Kupang Kota dan diikuti oleh pengusaha jasa kurir di Kota Kupang yang berlangsung di Hotel On The Rock Kupang, Rabu 8 November 2023.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BNN Kota Kupang, Dominikus Tupen Sabon, S.Pd menyampaikan, kegiatan tersebut berfokus pada pencegahan di dunia jasa pengiriman baik itu jalur laut, darat dan udara.
Dominikus menyebut, selama dua terakhir, pihaknya telah melaksanakan penandatangan MoU dengan jasa pengiriman dalam rangka mendeteksi pengiriman yang mengandung narkotika atau zat lainnya.
Baca juga: Kota Kupang Terima Pelatihan Antikorupsi Oleh ICW - Bengkel Appek
"Narkoba adalah ancaman bagi masyarakat, dapat merusak reputasi perusahaan, mengancam karyawan, karena itu workshop ini mengevaluasi langkah konkrit untuk pencegahan dan solusi untuk menghadapi tantangan kedepan," jelasnya.
Menurut Dominikus, dibutuhkan kerja sama agar upaya pemberantasan narkoba dapat terlaksana da jasa pengiriman dapat berperan menjadi agen perubahan yang baik bagi masyarakat.
"Dari kegiatan ini tentu berharap dapat meningkatkan pemahaman terkait narkoba, mengevalusi langkah-langkah konkrit dan mencari solusi bersama untuk ke depannya," pungkasnyaa.
Sementara itu, Wakasat Resnarkoba Polresta Kupang Kota, Iptu Gustaf Steven Ndun menyampaikan, sebesar 90 persen penyaluran narkoba lolos melalui jalur jasa pengiriman baik lewat laut, darat maupaun udara.
"Kalau kita lihat 90 persen peluang penyaluran narkoba itu bisa lolos karena lewat laut, darat dan udara pun cukup banyak," sebutnya.
Gustaf menjelaskan, Kota Kupang bahkan NTT bukan daerah produksi narkoba, tetapi hanya transit atau pun menjadi daerah tujuan akhir yang masuk. Sementara, kebanyakan narkoba yang masuk berasal dari Pulau Bali, Jawa, Makasar, Kalimantan hingga NTB.
"Meskipun ada jalur laut (Fery) tetapi jasa pengiriman tetap digunakan," pungkasnya.
Menurut Gustaf, berdasarkan pengalamannya, jasa pengiriman yang menggunakan kargo biasanya tidak diperiksa. Sehingga dalam kasus itu, seringkali penyebaran narkoba dan zat lainnya bisa lolos.
Gustaf berharap, ada peran jasa pengiriman untuk bisa mendeteksi barang yang mencurigakan. Menurutnya, perlu ada alat yang mampu mendeteksi adanya narkoba.
"Perlu ada kesepahaman bersama secara tertulis antara pengusaha jasa pengiriman dan penegak hukum serta menjadikan perusahaan jasa pengiriman sebagai mitra dalam penegakan hukum," katanya.
Baca juga: BPBD Kota Kupang Sudah Salurkan Air Bersih ke Warga Imbas Kekeringan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.