Berita NTT

Korban Rabies Timor Tengah Selatan NTT Meninggal Bertambah, Asep: Vaksinasi HPR dalam Jumlah Besar

dalam upaya membebaskan rabies dari Kabupaten Timor Tengah Selatan karena tidak akan terbentuk kekebalan kelompok.

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
dr. Asep Purnama, Sp.PD., dokter spesialis penyakit dalam RSUD TC. Hillers Maumere Kabupaten Sikka NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Meningkatnya korban meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies di  Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Selatan, Dokter Asep Purnama minta upayakan vaksinasi Hewan Penular Rabies atau HPR dalam jumlah banyak.

"Kabupaten Timor Tengah Selatan dinyatakan KLB Rabies oleh Bupati Timor Tengah Selatan tanggal 30 Mei 2023 hingga saat ini Bulan Nopember 2023," kata dr. Asep Purnama, salah satu dokter spesialis penyakit dalam RSUD TC Hillers Maumere kepada POS-KUPANG.COM, Jumat 3 November 2023.

dr. Asep mengatakan, memasuki bulan ke 6 paska KLB, korban gigitan Hewan Penular Rabies masih terus bertambah, bahkan korban nyawa bertambah 1 lagi beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 2023.

"Total sudah 8 nyawa meninggal sia-sia karena virus rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan," sebutnya.

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Cuaca Maritim NTT Hari Ini,BMKG:Waspada Gelombang Tinggi 2 Meter di Selat Sumba

Menurut dr. Asep, upaya penanggulangan akan sangat berat dan mahal jika virus rabies sudah menyebar ke seluruh pulau Timor.

Dia menegaskan, jangan sampai kisah duka kegagalan penanggulangan rabies di pulau Flores terulang di pulau Timor.

"Perlu diupayakan vaksinasi HPR khususnya anjing secara massif dalam jumlah yang besar dan serentak dengan cakupan minimal >70 persen dan menggunakan vaksin anti rabies yang berkualitas," kata dr. Asep

dr. Asep menyampaikan, rabies seperti layaknya penyakit menular lainnya, akan menyebar cepat jika tidak dilakukan upaya pencegahan. Menurutnya, Virus rabies bisa menyebar melalui Hewan Penular Rabies, khususnya anjing. Penyebaran bisa cukup jauh bahkan lintas kabupaten karena daya jelajah anjing bisa 2 hingga 10 km.

"Supaya virus rabies tidak menyebar ke Kabupaten/Kota tetangga se-pulau Timor, maka kita harus fokus melakukan penanggulangan rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan," ujarnya.

dr. Asep menegaskan, segala daya harus dilakukan untuk mendukung upaya penanggulangan rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan dikala virus rabies masih terlokalisir di satu kabupaten.

"Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran berharga dari kisah duka penyebaran virus rabies di pulau Flores dengan fokus melakukan upaya penangggulangan rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan," harapnya.

Lebih lanjut, dr. Asep mengatakan, pemberian vaksin secara sporadis tidak massif dan tidak serentak tidak akan efektif dalam upaya membebaskan rabies dari Kabupaten Timor Tengah Selatan karena tidak akan terbentuk kekebalan kelompok.

Baca juga: Gempa Kupang, Satgas SAR Satbrimob Polda NTT Bantu Korban di Kota Kupang

"Ada baiknya jika para vaksinator seluruh Kabupaten/Kota se daratan Timor bersatu  membantu Kabupaten Timor Tengah Selatan melakukan vaksinasi anjing secara serentak dan massif, sehingga cakupan vaksinasi >70 % bisa tercapai dalam waktu singkat," imbuhnya.

Dengan demikian, lanjutnya, Kabupaten Timor Tengah Selatan akan segera terbebas dari virus rabies dan dengan sendirinya ancaman penyebaran virus rabies ke Kab/Kota sekitarnya se-daratan Timor akan sirna.

"Dengan bersatu dan bekerja sangat keras saat ini, diharapkan pulau Timor tidak harus mengikuti jejak pulau Flores yang harus  bekerja jangka panjang tanpa batas waktu yang jelas," tutupnya. (cr20)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved