Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 4 November 2023 : Kerendahan Hati itu Pembunuh Kesombongan Diri
Kata-kata ini memang sederhana tetapi memiliki makna yang sangat mendalam di dalam hidup Kristiani. Orang-orang sombong bukanlah orang yang bahagia
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul : Kerendahan Hati itu Pembunuh Kesombongan Diri.
Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Biasa Pekan XXX PW. Santo Karolus Boromeus merujuk pada bacaan Roma 11: 1-2a.11-12.25-29
Mazmur 93: 12-13a.14-15 dan Injil : Lukas 14: 1.7-11
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis , RP. John Lewar SVD hari ini.
”Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Lukas 14:11).
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Ada sebuah pepatah latin, “Humilitas occidit superbiam" berarti kerendahan hati itu bisa membunuh kesombongan. Kata-kata ini terinspirasi oleh sebuah lukisan Michaelangelo (sekitar tahun 1609-1610) tentang Daud muda yang sedang memegang kepala Goliat setelah dipenggalnya.
Kata-kata ini memang sederhana tetapi memiliki makna yang sangat mendalam di dalam hidup Kristiani. Orang-orang sombong bukanlah orang yang bahagia.
Mereka hanya sekedar berada di zona nyaman sementara saja, tidak selamanya berada di sana. Orang-orang yang rendah hati paling bahagia di dunia. Mereka bisa
mengalahkan orang yang sombong. Artinya, kesombongan bisa dihancurkan oleh kebajikan kerendahan hati.
Kerendahan hati adalah pembunuh kesombongan diri. Tuhan Yesus mengetahui kelemahan para murid-Nya. Ada saja kesombongan dan ambisiambisi tertentu di dalam hati mereka.
Meskipun Yesus mengetahui banyak kelemahan para murid-Nya, namun Ia masih memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus juga mengenal anda dan saya, dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Ia juga mengerti dan peduli dengan segala bentuk kesombongan di dalam hidup kita. Ada kecenderungan di dalam hati manusia untuk mempromosikan dirinya, hasrat untuk mempopulerkan diri sangat tinggi.
Penginjil Lukas hari ini mengisahkan sisi lain dari kehidupan Tuhan Yesus. Pada waktu dijamu di rumah seorang pemimpin Farisi, Ia melihat perubahan perilaku dari orang-orang yang ikut makan bersama-Nya. Ada orang yang hanya mengamat-amati semua hal yang dilakukan Yesus.
Tatapan mereka penuh kecurigaan. Ada juga yang memilih tempat duduk istimewa yakni tempat-tempat kehormatan. Ia menasihati mereka untuk membangun sikap rendah hati.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 4 November 2023 : Rendahkanlah Dirimu
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023, Tiga Cara Memberi Masukan yang Dapat Diterima
Ia berkata: “Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu.
Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.” (Luk 14:8-9). Tentu saja observasi Yesus ini berdasarkan kebiasaan orang-orang setempat.
Mereka suka memamerkan dirinya, suka memilih tempat-tempat terdepan dalam perjamuan dan lupa bahwa mungkin ada orang lain yang melebihi mereka. Tentu saja sikap seperti ini bukan hanya berlaku untuk sesama manusia saja.
Kadang-kadang sikap ini bisa menjalar kepada kehidupan pribadi yang mudah sekali mengabaikan Tuhan. Sikap hidup dalam kebersamaan dengan sesama manusia yang kelihatan saja begini, apalagi dengan Tuhan yang tidak kelihatan, akan lebih sulit.
Kesombongan diri itu membutakan kebersamaan. Untuk mengatasi sikap sombong maka dibutuhkan kebajikan kerendahan hati. Tuhan Yesus berkata: “Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah.
Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 3 Oktober 2023, Hidup Jujur dan Hanya Demi Kristus
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Luk 14:10-11). Kerendahan hati adalah pintu masuk kepada kebahagiaan batin.
Kerendahan hati adalah sebuah kebajikan yang luhur. Kebajikan kerendahan hati yang benar bukanlah berarti menjelekkan diri sendiri atau membuat kita memiliki rasa rendah diri.
Kerendahan hati justru membebaskan kita dari perasaan-perasaan seperti itu dan membuat kita semakin memahami diri kita di hadapan Tuhan dan sesama. Kerendahan hati bisa membantu kita untuk menilai diri kita secara tepat.
Kita belajar dari Yesus yang tidak memandang ke-Allahan-Nya sebagai milik yang dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Flp 2:7-8).
St. Paulus adalah inspirator kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Ia meyakinkan jemaat di Roma bahwa Tuhan Allah tidak menolak umat-Nya. Umat Israel yang keras hati, bisa mendapatkan belas kasih dari Tuhan semesta alam.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023 : Kita dan Ego
Ia juga menasihati jemaat untuk rendah hati. Ia berkata: “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.
Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka.” (Rm 11:25-27).
Hidup Kristiani akan bermakna bila kita memiliki hidup yang serupa dengan Yesus yang lemah lembut dan rendah hati.
Kerendahan hati-Nya mengubah seluruh hidup kita. Kerendahan hati membunuh setiap kesombongan diri.
Contemplasi:
Menurut St. Ignasius Loyola, ada tiga tingkatan kerendahan hati, yaitu Pertama, „necessary humility„: penyerahan diri kepada hukum Tuhan untuk menghindari
dosa berat.
Kedua, „perfect humility‟: ketidak-terikatan pada kekayaan ataupun kemiskinan, kesehatan ataupun sakit, yang terpenting adalah menghindari dosa dan
kecenderungan berbuat dosa.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023 : Berbuat Baik Kepada Sesama Tidaklah Mengenal Waktu
Ketiga, „most perfect humility‟„: sikap meniru Kristus, termasuk menerima dengan rela penderitaan (salib) dan penghinaan, dalam persatuan dengan Kristus, demi kasih kita kepada-Nya. Di manakah posisi anda?
Doa:
Allah Bapa, sumber segala pembaharuan, kuatkanlah kiranya umatMu semangat yang menjiwai uskupMu Santo Karolus Boromeus. Semoga GerejaMu selalu diperbaharui dengan sikap kerendahan hati sehingga sanggup menampakkan wajah Kristus kepada dunia. Demi Kristus Tuhan kami...Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Sabtu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.