Berita Timor Tengah Selatan
Setiap Hari RSUD Soe Timor Tengah Selatan Produksi Limbah Medis 5 Kg sampai 20 Kg
limbah cair dan limbah padat. Limbah padat seperti jarum, botol kaca, botol infus, popok, perban dan lain-lain biasanya diangkut seminggu sekali
Penulis: Adrianus Dini | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, SOE - Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD)Soe, Timor Tengah Selatan setiap harinya memproduksi limbah medis sebanyak 5 kg - 20 kg. Produksi limbah medis tersebut bergantung pada jumlah pasien yang dilayani.
Hal tersebut disampaikan Direktur RSUD Soe, dr. Erwin Leo melalui Kabid Pelayanan Penunjang Medis, RSUD Soe, drg. Herman Mella, M.Kes saat ditemui Pos Kupang, Selasa, 31 Oktober 2023.
"Produksi limbah medis perhari berkisar dari 5 kg sampai 20 kg tergantung jumlah pasien. Sampah medis perhari untuk seluruh ruangan bisa sampai 5 kg. Kalau pasien banyak bisa sampai 20 kg. Itu hanya terhitung limbah padat karena limbah cair langsung diolah Ipal," ungkap Mella.
Dirinya menerangkan, limbah medis terbagi atas 2 jenis yaitu limbah cair dan limbah padat.
Baca juga: Gelar Bakti Sosial Donor Darah, PKN Target 50 Kantong Darah bagi Warga Timor Tengah Selatan
"Untuk limbah medis ini ada dua yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah padat seperti jarum, botol kaca, botol infus, popok, perban dan lain-lain biasanya diangkut seminggu sekali," katanya.
"Limbah padat yang dikumpul dari ruangan yang dipakai pasien kemudian akan ditampung ke TPS yang letaknya di belakang Rumah Sakit. Kemudian limbah tersebut dibuang ke TPA Nonohonis untuk ditampung sementara. Lalu akan ada pihak ketiga yaitu PT Sagraha Sarya Sawahita (Pengumpul dan transporter Limbah medis) akan mengangkut limbah tersebut kemudian dibawa ke Semarang untuk diolah di sana," terangnya.
Dikatakan pihak RSUD Soe memakai pihak ketiga karena tidak memiliki Incinerator untuk mengolah limbah padat.
"Di RSUD Soe kita tidak memiliki incinerator, atau alat untuk mengolah limbah medis. Yang menjadi persoalan, jika kita memiliki Incinerator di belakang rumah sakit ada pemukiman warga sehingga ada pro dan kontra," imbuhnya.
Meskipun demikian kata Mella, RSUD Soe memiliki Ipal yang dapat secara langsung mengolah limbah cair.
"Untuk limbah cair kita memiliki Ipal (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Artinya dari masing-masing ruang sudah ada pipa pembuangan yang disalurkan ke pusat pengolahan air limbah. Di sana limbah cair akan diolah sehingga aman bagi lingkungan," jelasnya.
"Sejauh ini Ipal berfungsi sangat baik sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Di dekat Ipal ada Mes untuk perawat bidan dan dokter, tetapi semuanya aman tidak ada keluhan karena pengolahannya efektif," tambahnya.
Baca juga: Korupsi Dana Bos SMAN Kuanfatu, Kejari Timor Tengah Selatan Serahkan Tersangka dan Barang Bukti
Menurut Mella sejauh pengalaman yang ada Ipal di RSUD Soe berfungsi dengan baik.
"Saat alat tidak berfungsi dengan baik, akan menyebabkan tidak maksimal pengolahannya sehingga bisa mengakibatkan bau, tetapi sejauh pengalaman kami semuanya berjalan baik dan aman. Aman untuk pemukiman," tuturnya.
Limbah padat katanya dibuang ke TPA seminggu sekali.
"Untuk limbah padat sampah medis kendalanya hanya karena tempatnya kalau sudah tertimbun. Namun bisa teratasi karena setiap minggu limbah padat langsung dibuang ke TPA dan kemudian diangkut pihak ketiga sebagai pengumpul dan transporter Limbah medis untuk dibawa dan diolah di Semarang," ucapnya.
Dikarenakan limbah medis berpengaruh buruk bagi kesehatan, Mella mengatakan pihaknya sangat memperhatikan pengolahan sampah yang efektif.
"Limbah medis ini tentu tidak baik untuk kesehatan, sehingga kami berupaya sedapat mungkin untuk mengolahnya dengan baik agar tidak mengorbankan orang lain. Sejauh ini di RSUD Soe semuanya aman," pungkasnya. (din)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.