Breaking News

Berita NTT

Study Tahap Awal Manfaatkan Potensi Gamifikasi untuk Tingkatkan Kesadaran Anak dan Remaja

Karena itu penting untuk mengkapasitasi mereka melalui penyediaan media pendidikan dan informasi tentang  perubahan iklim dan ketangguhan bencana.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
Lokakarya Pengembangan Media Permainan Ketangguhan Bencana dan Iklim yang Edukatif, Interaktif, dan Inklusif untuk Membentuk Anak-anak sebagai Agen Perubahan diselenggarakan di Sotis Hotel Kupang pada Seni, 30 Oktober 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG -  Setidaknya 3 dari 4 anak-anak dan kaum muda di Provinsi NTT tidak memiliki akses terhadap informasi dan edukasi tentang Perubahan Iklim.

Karena itu penting untuk mengkapasitasi mereka melalui penyediaan media pendidikan dan informasi tentang  Perubahan Iklim dan ketangguhan bencana.

Demikian sambutan dari Reny Rebeka Haning, Spesialis Perlindungan Anak dan Advokasi ChildFund International di Indonesia dalam lokakarya konsultasi dengan pemangku kepentingan di Provinsi NTT yang berlangsung di Kupang, Senin 30 Oktober  2023.

PREDIKT bersama sembilan lembaga nasional dan internasional, yaitu Charles Darwin University, University of Western Australia, Universitas Nusa Cendana, ChildFund International di Indonesia, Universitas Multimedia Nusantara, Harkaway Primary School, serta Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi penelitian yang bertujuan untuk memahami bagaimana anak-anak dan remaja belajar tentang perubahan iklim.

Baca juga: Tanoto Fundation Sebut Media Massa Punya Peran Atasi Stunting di NTT

Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan materi pendidikan melalui pendekatan gamifikasi (edugames) menggunakan media digital dan non-digital yang dirancang agar bisa berkelanjutan, terjangkau, dan mudah digunakan oleh anak-anak Indonesia, termasuk di NTT.

Lokakarya konsultasi ini merupakan tahapan akhir sebelum asesmen dasar dimulai. Tujuannya agar seluruh lembaga beserta pemangku kepentingan di Nusa Tenggara Timur memiliki pemahaman yang sama tentang proses dan tujuan penelitian serta mengumpulkan masukan, harapan, dan gagasan dari para peserta yang akan berkontribusi pada desain penelitian.

"Penggunaan media permainan untuk edukasi siap siaga bencana sudah sering dilakukan dan terbukti efektif. Permainan terkait perubahan iklim belum banyak dikembangkan, sehingga harapannya permainan ini dapat menumbuhkan kemampuan dan kepercayaan diri anak-anak untuk berpikir kritis dan kreatif tentang perubahan iklim dan mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial untuk menjadi warga negara yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, serta menghargai keberagaman dan kesetaraan gender," jelas lebih lanjut Dr. Avianto Amri yang merupakan ketua tim peneliti dari PREDIKT.

Lebih lanjut Avianto menjelaskan, kelompok sasaran penelitian ini adalah anak-anak dan remaja (13-18 tahun) di Provinsi NTT.

Baca juga: Wahli NTT Ajak Generasi Muda Sikapi Ancaman Krisis Global Dampak Perubahan Iklim

Lokasi penelitian terdapat di sekolah menengah dan kelompok belajar anak-anak di perkotaan atau pinggiran kota dan pedesaan di Kota dan Kabupaten Kupang, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Belu sehingga permainan yang dikembangkan pun akan beragam jenis, termasuk jenis digital dan non-digital, dengan mempertimbangkan daerah-daerah yang masih terbatas akses listrik dan internet.

"Rancangan edugame ini akan didasari oleh kajian dari berbagai literatur, konsultasi bersama para pakar dan stakeholder terkait, memperhatikan konteks lokal, dan didesain bersama dengan anak-anak  secara partisipatif. Edugames juga akan didesain sensitif gender dan dilengkapi fitur inklusif sehingga anak-anak penyandang disabilitas tetap bisa memainkannya. Materi pendidikan akan mencakup topik-topik yang berkaitan dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, kegiatan ketangguhan bencana yang dipimpin oleh anak, perlindungan dan partisipasi anak, komunikasi risiko, membangun jejaring sosial, kesetaraan gender, serta pencegahan kekerasan dan eksploitasi terhadap anak-anak," paparnya.

Ambrosius Kodo selaku Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT menyambut baik kegiatan ini sebagai bentuk dari kerja-kerja bersama di dalam membangun ketangguhan bencana.

“Provinsi NTT sangat rentan dari ancaman bencana dan dampak dari perubahan iklim. 75 persen di NTT mengalami bencana Hidrometeorologis, karena itu sangat relevan apabila mengenalkan sejak dini kepada anak dan remaja tentang bencana dan perubahan iklim,’’ ujar Ambrosius.  

Menurutnya pilihan dengan edugame ini sangat baik bagi anak dan juga menjadi alternatif belajar yang baru sehingga tidak membosankan.

Baca juga: Seorang Warga Rote Ndao NTT Tewas Dibunuh KKB di Lokasi Tambang Emas Yahukimo Papua Pegunungan

Oleh karena itu, kami mendukung baik kegiatan penelitian ini yang berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman anak-anak di NTT agar mereka bisa menjadi agen perubah untuk mendorong ketangguhan bencana di lingkungan sekitar mereka dan kalau bisa setelah ada permainannya boleh diterapkan di semua daerah di NTT,” ujarnya dalam tanggapannya dalam lokakarya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved