Berita NTT

Pimpinan Wilayah  Aisyiyah NTT Gelar Raker Rumuskan Peran Kemanusiaan 

Raker ini bisa ada rumusan prorgam kerja yang dikerjakan dan bermanfaat dalam lima tahun ke depan bagi pembangunan di NTT. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
FOTO BERSAMA - Foto bersama pengurus Aisyiyah NTT dan tamu undangan usai pembukaan rapat kerja di aula Asrama Haji Kota Kupang. 

Permasalahan lain turut dibahas adalah nepotisme dan kolusi. Aisyiyah, dalam periode ini ingin mengokohkan peran keumatan dan kemanusiaan. 

Siti Aminah berharap lewat Raker ini bisa ada rumusan prorgam kerja yang dikerjakan dan bermanfaat dalam lima tahun ke depan bagi pembangunan di NTT. 

"Aisyiyah ingin meneguhkan peran keumatan dan kemanusiaan. Aisyiyah berupaya mencapai visinya dengan melaksanakan program dan menyelenggarakan amal usaha. Kita memberikan kontribusi yang Insyaallah berarti buat bangsa dan daerah," ujarnya. 

Dia menyebut Aisyiyah NTT memiliki TK yang tersebar di semua daerah di NTT. Tempat itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Ada juga satu lembaga sosial, 3 koperasi dan amal usaha di bidang kesehatan yakni satu klinik.

Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dari DP3A NTT dr. Theresia Sarlyn  Ralo mengatakan, gerakan pemberdayaan perempuan di nasional dan global merupakan upaya peningkatan kualitas hidup perempuan. 

Theresia Sarlyn menyebut, kesadaran perempuan di Indonesia berangkat dari aspek pendidikan dan kesehatan. Emansipasi perempuan hingga kini terus menguat lewat organisasi perempuan dalam perjuangan hak perempuan. 

"Kita berkumpul kali ini merupakan buah dari perjuangan panjang organisasi di Indonesia," kata dia. 

Theresia Sarlyn menyebut perempuan punya potensi kuat dalam partisipasi pembangunan di daerah, NTT. Dari jumlah penduduk 5 juta di NTT, jumlah perempuan sedikit lebih tinggi dibanding laki-laki. 

Baca juga: Berbagi Kasih di Hari Listrik Nasional ke 78, PIKK PLN NTT Beri Bantuan Sarana Pendidikan

Meski secara kuantitas lebih tinggi, namun secara kualitas kelompok perempuan masih harus menyelesaikan berbagai persoalan perempuan yang patut dibereskan bersama pemerintah maupun organisasi perempuan. 

"Tugas kita adalah meningkatkan kualitas hidup perempuan," sebutnya. 

Berbagai tantangan saat ini, kata dia, seperti penurunan angka kemiskinan di NTT, peningkatan kualitas sumberdaya manusia. NTT menjadi provinsi dengan indeks pembangunan manusia terendah. 

Selain itu, masalah lain juga mengenai kasus stunting. Persoalan stunting juga erat kaitannya dengan pembangunan sumberdaya manusia. 

Adapun masalah sektoral lain seperti angka pekerja migran hingga kekerasan terhadap perempuan di NTT. 

"Ini adalah gambaran tantangan kita di NTT yang menunggu intervensi termasuk organisasi Aisyiyah NTT," ujarnya. 

Tantangan lain pun berkaitan dengan literasi ekonomi bagi perempuan. Dia menyebut, perempuan di NTT memiliki jumlah tertinggi berusia kerja.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved