Berita Belu
Tradisi 'Dada Tama We Fohon', Menyambut Peresmian Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
Perjalanan menghantar air pemali ini kurang lebih menempuh jarak 1 km yang harus ditempuh di bawah terik matahari.
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Rosalina Woso
"Proses ini mencerminkan tekad gereja dan budaya agar terus tumbuh dan berkembang, serta mencari pemaknaan tentang bagaimana Tuhan hadir dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam budaya yang dimiliki oleh manusia," tambahnya.
Pater Kristo juga menyampaikan bahwa dalam pembangunan gereja Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, segala hal dimanfaatkan, termasuk batu, kayu, air atau unsur alam lainnya yang diciptaan oleh Tuhan.
Pater Kristo berharap gereja yang telah dibangun dengan baik ini dapat terus dijaga melalui kolaborasi semua pihak.
"Dengan semangat dan persatuan antara budaya dan agama, saya berharap bahwa peresmian gereja pada tanggal 25 Oktober 2023 mendatang akan menjadi momen yang mendalam dan bermakna dalam sejarah," tuturnya.
Sementara Petrus Kehi, salah satu tokoh adat setemoat menyampaikan bahwa tradisi tersebut juga mencerminkan sebagai bentuk ucapan syukur kepada para leluhur dan terutama kepada Tuhan sang pencipta yang sudah memberikan waktu selama mengerjakan gereja tersebut.
Baca juga: Penutupan Program TMMD ke 188 Kodim 1605 Belu, Masyarakat Dirun Antusias Sambut Pasar Baru
"Kita bersyukur selama proses pengerjaan gereja ini tidak ada yang kena musibah. Awal pembangunan kita sudah melakukan acara adat dan hari ini juga kita harus melakukan acara adat, ini sebagai bentuk ucapan syukur kita," ujarnya.
Lebih lanjut, peresmian gereja ini akan dipimpin oleh Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr dan akan diikuti oleh sejumlah tamu undangan termasuk para donatur. (cr23)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.