Breaking News

Berita Timor Tengah Selatan

Monitoring Pengerjaan Trotoar Dalam Kota Soe, Komisi III DPRD TTS Soroti 3 Persoalan yang Ditemukan

Dikatakan Marthen, berdasarkan tinjauan tersebut ada kesan seperti menyelesaikan satu masalah dengan menciptakan masalah baru. 

Penulis: Adrianus Dini | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ADRIANUS DINI
PANTAU - Komisi III DPRD TTS saat memantau secara langsung pengerjaan trotoar dalam Kota SoE, Rabu, 18 Oktober 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM, SOE - Komisi III DPRD TTS melakukan monitoring terhadap pengerjaan trotoar dalam kota Soe. Dalam peninjauan secara langsung pengerjaan trotoar ini, DPRD TTS menyoroti 3 persoalan yang ditemukan di lapangan, Rabu, 18 Oktober 2023.

Monitoring pengerjaan trotoar ini dipimpin Ketua Komisi III, Marthen Tualaka bersama anggota komisi, Viktor Soinbala dan Jean Neonufa. Sementara dari Dinas PRKP diwakili Kabid Perumahan, Mell Kause.

Pantauan Pos Kupang, para wakil rakyat ini memonitoring pengerjaan trotoar dalam kota Soe yang terbagi dalam 3 segmen pekerjaan. Trotoar tersebut dikerjakan mulai dari kompleks kantor bupati lama, arah Masjid AL Ikhlas Soe hingga ke depan kantor Bank NTT Cabang SoE.

Pada kesempatan tersebut, didampingi anggota komisi III, Viktor Soinbala dan Jean Neonufa, ketua Komisi, Marthen Tualaka menyoroti 3 hal penting berkenaan dengan proyek pengerjaan trotoar tersebut.

Baca juga: Proyek Jalan Fatumnutu-Bonleu, Komisi III DPRD TTS Pesimis Pengerjaan Selesai Sesuai Target

Pertama, Marthen menyoroti ketiadaan saluran air (drainase). Menurutnya, pembangunan trotoar tanpa saluran air justru akan menjadi masalah saat musim penghujan.

Dirinya kuatir, air hujan akan menggenangi badan jalan atau masuk ke kompleks perkantoran bahkan ke rumah warga karena tidak ada saluran air.

"Permasalahan pertama dari pengerjaan trotoar ini yaitu tidak memperhatikan saluran air. Bagaimana saat musim hujan? Air bisa tergenang di badan jalan dan bisa masuk ke kompleks perkantoran dan bahkan rumah warga. Dari segi perencanaan dampak ikutan ini sepertinya kurang diperhatikan," ungkapnya. 

"Kalau misalkan tidak perhatikan aspek saluran, bangunan pelengkap lainnya yang nantinya turut menunjang kegiatan ini, akan berpotensi menciptakan masalah baru lainnya. Kalau nanti air tergenang kita akan pikir lagi bagaimana air itu dibuang lagi. Tentu secara tidak langsung kita menciptakan masalah baru," tambahnya. 

Baca juga: DPRD TTS Sebut Semua ASN di Lingkup Pemkab Timor Tengah Selatan Belum Terima TTP

Kedua, Marthen menyoroti estetika pengerjaan trotoar tersebut. Dirinya menyebut trotoar yang dikerjakan tersebut tidak terlihat estetika yang menambah keindahan kota.

"Dari sisi keindahan tidak diperhatikan. Estetikanya tidak ada dari pembangunan trotoar di kota ini. Pembuatan trotoar ini juga bisa memanfaatkan batu warna Kolbano sehingga mencerminkan bahwa kita memiliki sumber daya yang baik. Kenapa tidak dipakai untuk mencerminkan kearifan lokal? Kita malah pakai paving block yang kualitasnya juga tidak terlalu baik itu," ujarnya. 

Menurut Marthen, pengerjaan trotoar sebisa mungkin memanfaatkan kearifan lokal seperti batu warna Kolbano dan turut mempercantik wajah kota. Hal tersebut katanya, agar tidak terkesan sia-sia membuang anggaran akibat perencanaan yang tidak matang.

"Coba bandingkan dengan kota-kota lain. Jadikan itu sebagai referensi untuk membangun kota kita. Pembangunan seperti ini tentu membutuhkan biaya. Perencanaannya harus mantap terlebih dahulu. Dari trotoar yang dikerjakan ini estetikanya tidak nampak," tandasnya. 

Baca juga: Warga Kota Soe Sambut Atlet Tinju Peraih Medali Perak SEA Games Kamboja

"Pengerjaan trotoar ini perlu ada referensi tata kota. Kita tidak hanya sekedar membangun, tetapi perlu ada nilai estetikanya. Kalau pekerjaan sudah berjalan seperti ini kita tidak mungkin rubah lagi. Butuh waktu beberapa tahun lagi baru kita rehab dan sebagainya," tambahnya. 

Ketiga, Marthen menilai tinggi trotoar yang dikerjakan tersebut berbeda dengan trotoar yang ada di kota-kota lain. 

"Trotoar kita ini terbilang sangat tinggi. Persoalannya ada di mana? Apakah pada bagian perencanaan atau karena pihak kontraktor tidak mau gali lebih dalam? Kita sayangkan kondisi-kondisi ini," ujarnya. 

"Kalau trotoar ini nantinya dikeluhkan masyarakat karena terlalu tinggi, kita akan berpikir lagi bagaimana menurunkan ketinggian trotoar yang ada. Dan hal itu membutuhkan biaya," paparnya. 

Baca juga: Jelang Penutupan Pendaftaran PPPK, BKPSDM Kabupaten TTS Sebut ada 2.194 Pelamar

Dikatakan Marthen, berdasarkan tinjauan tersebut ada kesan seperti menyelesaikan satu masalah dengan menciptakan masalah baru. 

"Setelah kita lihat keadaan ini, kita seperti menyelesaikan satu masalah dengan menciptakan masalah baru. Kita berharap 1 program berjalan itu dapat menyelesaikan banyak masalah, bukan sebaliknya menciptakan beberapa masalah baru," tandasnya. 

Sementara itu, di tempat yang sama, Kabid Perumahan Dinas PRKP kabupaten TTS, Mell Kause menyebut apa yang menjadi sorotan dari DPR akan menjadi catatan penting bagi pihaknya. 

"Apa yang menjadi sorotan dari DPR tentu menjadi catatan penting bagi kami," katanya. 

Baca juga: Lakukan Monitoring, DPRD TTS Sesalkan Kondisi Ruas Jalan Nausus-Nefokoko yang Baru Dikerjakan

Menurut Mell, saat dirinya pindah ke Dinas PRKP pengerjaan trotoar sudah berjalan sehingga dirinya tidak mengetahui persis perencanaan pekerjaan tersebut. 

Menanggapi masukan dari Komisi III DPRD TTS terkait estetika dan saluran air kata Mell, akan disampaikan kepada pimpinan secara berjenjang sehingga menjadi perhatian kedepan.

"Terkait estetika akan saya sampaikan hal ini kepada pimpinan untuk bagaimana antisipasi ke depan, sehingga dalam perencanaan itu kita bisa memperhatikan estetika dan mempertimbangkan kearifan lokal," katanya.

Dirinya juga mengatakan, pihaknya akan menempatkan pot bunga dengan desain yang dipadukan dengan batu Kolbano untuk mempercantik trotoar yang ada.

 

"Untuk saluran air juga menjadi catatan bagi kami. Setelah dari sini, nanti saya dengan teman-teman teknis melihat kembali peluang-peluang akan ada genangan air pada bagian mana untuk diperhatikan sehingga tidak terjadi genangan air saat musim hujan," ucapnya. 

Dirinya menjelaskan, pengerjaan trotoar tersebut dibagi dalam tiga segmen.

"Untuk segmen 1 anggarannya Rp. 519 juta. Segmen 2 dari Pos Giro sampai Bank NTT, dan ada tambahan saluran itu, nilainya Rp. 245.800.000 sedangkan untuk kawasan kantor bupati lama, nilainya Rp. 766.160.000," ujarnya. 

Dia menerangkan, pengerjaan tiga segmen ini dikerjakan oleh tiga CV berbeda.

"Untuk segmen 1 dikerjakan CV. Andalan 66. Kemudian segmen 2 dikerjakan oleh CV Afret. Dan untuk segmen 3 dikerjakan oleh CV Trisha," sebutnya.

Pantauan Pos Kupang, pada segmen 2 tepatnya di jalan arah Pos Giro sampai depan Bank NTT) dan segmen 3 di kompleks kantor bupati lama sedang dalam proses galian dan pemasangan batu kanstin. Sementara itu, pada segmen 1 terpantau trotoar sudah selesai dikerjakan. (din)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved