Gunung Inelika Naik Status

Gunung Inelika Keluarkan Gas Berbahaya, Bupati Ngada Minta PVMBG Buat Pemetaan

Lokasi yang terdapat rekahan - rekahan dikategorikan zona lemah karena mudah ditembusi oleh gas.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ORIS GOTI
GUNUNG INELIKA - Ugan Saing saat memaparkan perkembangan aktivitas Gunung Inelika di Rumah Jabatan Bupati Ngada, Kamis 12 Oktober 2023. 

Laporan ReporterPOS-KUPANG.COM, Oris Goti

POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Gunung Inelika di Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, sudah sejak lama mengeluarkan gas berbahaya atau jauh sebelum gunung tersebut dinaikkan statusnya menjadi waspada pada 4 Oktober 2023.

Hal itu disampaikan oleh Penyelidik Bumi Muda Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Ugan Saing saat memaparkan perkembangan aktivitas Gunung Inelika di Rumah Jabatan Bupati Ngada, Kamis 12 Oktober 2023.

Menurutnya gas berbahaya Gunung Inelika keluar melalui rekahan - rekahan.

Lokasi yang terdapat rekahan - rekahan dikategorikan zona lemah karena mudah ditembusi oleh gas.

Ditambah lagi karakteristik gas adalah selalu mencari tempat yang paling mudah untuk keluar.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gunung Inelika di Bajawa Utara Ngada Naik Status Waspada, Warga Diminta Tidak Panik

"Konsentrasi gas di Inelika ini umumnya tinggi terutama gas H2S dan CO2," kata Ugan Saing. Dia menjelaskan, gas berbahaya yang keluar dari rekahan tidak berwujud sehingga tidak terlihat oleh mata. Cara untuk mengetahui bahwa ada gas yang keluar dari rekahan adalah menggunakan alat pendeteksi.

Menurutnya saat konsentrasi gas tinggi dan terhirup oleh manusia dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan kematian jika menghirup dalam waktu yang lama. "Gejala awal bisa pusing, mual muntah dan kemudian bisa menyebabkan kematian," ujar Ugan Saing.

Merujuk pemberitaan Pos Kupang, Ugan Saing mengatakan, pada 2020 pernah terjadi tiga orang meninggal dunia akibat menghirup gas berbahaya yang keluar dari Gunung Inelika.

Menanggapi penjelasan Ugan Saing, Bupati Ngada Andreas Paru dalam kesempatan itu meminta agar pihak PVMBG berkoordinasi dengan Pemkab Ngada melakukan pemetaan lokasi rekahan sehingga langkah mitigasi tepat sasaran.

Baca juga: Gunung Inelika di Ngada Status Waspada Bukan Akan Meletus, Paulus Sebut Masyarakat Panik

Bupati Andreas juga meminta para camat dan kepala desa yang hadir untuk memberikan edukasi kepada masyarakat maupun pengunjung agar tidak mendekat ke sekitar Gunung Inelika, apalagi yang dekat dengan lokasi rekahan.

Sementara itu, Dandim 1625 Ngada, Letkol Deni Wahyu Setiawan, mengatakan pemaparan oleh pihak PVMBG sangat membantu dalam menentukan langkah konkrit apa yang mesti dilakukan untuk masyarakat di sekitar Gunung Inielika.

Menurutnya, Kodim 1625 Ngada juga siap membantu dengan menerjunkan personilnya ke masyarakat memberi edukasi, melaporkan perkembangan di masyarakat dan menemani petugas di Pos Pemantauan Gunung Inelika.

Dia menegaskan masyarakat tidak boleh panik berlebihan dengan segala informasi liar. "Kita tetap waspada. Yang penting kita tau apa bahaya dan apa yang harus kita lakukan," ujar Letkol Deni.

Salah satu hal konkrit yang perlu dilakukan menurut Letkol Deni adalah membuat penanda area rekahan atau zona lemah yang mudah ditembusi gas dan warga - pengunjung juga perlu diberitahu agar tidak mendekati lokasi tersebut. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved