KKB Papua

Nasib Papua Bisa Sama Seperti Timor Timur, Dulunya NKRI Tapi Sekarang Sudah Merdeka

Sampai saat ini konflik berkepanjangan masih terjadi di Tanah Papua. Konflik itu dipicu oleh perilaku anggota Kelompok Kriminal Bersenjata.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
BISA SAMA – Nasib tanah Papua bisa sama seperti Timor Timur yang dulunya menjadi bagian dari NKRI tapi sekarang telah menjadi Negara merdeka. Hal ini disampaikan mantan panglima TNI, Jenderal (purn) Andhika Perkasa. 

POS-KUPANG.COM – Sampai saat ini konflik berkepanjangan masih terjadi di Tanah Papua. Konflik itu dipicu oleh perilaku anggota Kelompok Kriminal Bersenjata yang sampai sekarang tak henti-hentinya melakukan tindak kriminal di daerah bergolak tersebut.

Meski tindakannya itu sangat mengganggu ketentraman masyarakat dan aktivitas pembangunan yang lainnya, tetapi aksi-aksi anarkis kelompok KKB Papua tersebut, tetap saja dilakukan.

Konsekuensinya, adalah keamanan terganggu. Masyarakat hidup dalam situasi terancam, keselamatan menjadi mahal, aktivitas sosial terganggu dan pelaksanaan pembangunan terhambat dan ikutan lainnya.

Terhadap fakta yang demikian, mantan panglima TNI, Jenderal (pur) Andhika Perkasa, angkat bicara. Ia menaruh perhatian yang besar terhadap masalah yang satu ini. Sebab risiko yang timbul pun demikian besar.

Ia mengatakan bahwa selama ini, Papua memang diselimuti masalah yang kompleks, termasuk tindakan-tindakan anarkis Kelompok Kriminal Bersenjata di daerah tersebut.

Komplotan pengacau keamanan itu, katanya, masih terus melancarkan aksinya walau tindakannya itu kerap merenggut nyawa manusia.

Meski yang dilakukannya itu melanggar hak-hak azasi manusia atau HAM dan mengancam keselamatan warga, tetapi Kelompok Separatis Teroris sepertinya tak mau mempedulikan hal tersebut.

Kelompok haluan kiri ini malah menuduh pemerintah dan TNI Polri sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas instabilitas di daerah tersebut.

Sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com dari KompasTV, Selasa 10 Oktober 2023, ia menyebutkan bahwa Papua identik dengan pergolakan, juga sarat dengan aneka persoalan.

Salah satu hal yang paling menyedot perhatian publik, adalah konflik bersenjata yang dilakukan oleh sekelompok orang di daerah tersebut.

Sampai sekarang, katanya, kelompok bersenjata itu tak henti-hentinya melancarkan aksi brutal, dengan menyerang siapa pun. Para korban senantiasa berjatuhan baik itu warga sipil seperti aparatur sipil negara (ASN), para petugas kesehatan, tukang ojek, guru, para buruh, tukang bangunan, dan lain sebagainya.

Yang juga menjadi korban gegara ulah kelompok itu, adalah aparat bersenjata kebanggaan NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ), baik TNI maupun Polri.

Sementara tindakan lainnya, adalah mereka tidak henti-hentinya melakukan aksi anarkis, seperti membakar rumah penduduk, membakar tower telkomsel, membakar kantor-kantor pemerintah, membakar rumah penduduk, membakar truk dan lain sebagainya.

Dari fakta-fakta itu, kata Andika Perkasa, maka pemerintah harus hati-hati mengambil keputusan. Ini penting untuk diperhatikan, karena kalau tidak, maka bisa-bisa hilang.

Diksi ‘bisa-bisa hilang’ sebagaimana yang dimaksud Andhika Perkasa, adalah nasib Tanah Papua bisa saja sama dengan Timor Timur. Sama karena kedua daerah itu punya latar belakang yang sama, yakni wilayah pergolakan,

Timor Timur, misalnya, dulu merupakan bagian dari bingkai NKRI. Namun selama menjadi bagian dari Indonesia, sekelompok masyarakat terus memberontak, hingga akhirnya Timor Timur lepas dari menjadi negara merdeka.

Akankah sama dengan Papua? “Ya, bisa-bisa hilang kalau kita tidak hati-hati dalam mengambil keputusan,,” kata Andika Perkasa dalam Program yang dipandu oleh Budiman Tanuredjo di Kompas TV itu.

Dalam pertanyaannya ke Andhika Perkasa, Budiman Tanuderjo mengatakan, bahwa  sesungguhnya cukup lama  Andhika Perkasa menangani masalah Papua, termasuk menerjunkan prajurit TNI ke daerah bergolak itu.

Baca juga: Membabibuta Serang TNI Polri, Anggota KKB Papua Ini Malah Gemetaran Saat Ditangkap

Baca juga: Usai Lumpuhkan KKB Papua di Kampung Mondusit, TNI Polri Bangun Pos Keamanan di Pegunungan Bintang

Akan tetapi, kata Budiman, sampai dengan saat ini Papua tetap saja bergolak. Kelompok-kelompok separatis terus melancarkan aksi-aksinya, dan para prajurit TNI Pun tak putus-putusnya diterjunkan ke wilayah tersebut.

Pertanyaannya, kata Budiman Tanuredjo, apa sih masalahnya, sehingga sampai sekarang persoalan tersebut tak kunjung diatasi, bahkan tak bisa pula diakhiri dengan cara-cara yang baik? Apa yang terjadi dengan Papua?

Menjawabi pertanyaan itu, Andhika Perkasa mengatakan bahwa masalah Papua sesungguhnya sangat kompleks. Jangankan masalahnya yang kompleks, penanganannya pun tak selesai-selesai.

“Jangankan selesai, bisa-bisa hilang. Mengapa? Karena masalahnya sangat kompleks. Dan kalau penanganannya tidak dilakukan secara baik, tidak dengan hati-hati, maka bisa-bisa hilang,” kata Andika Perkasa.

Pernyataannya itu merujuk pada nasib Timor Timur yang dulunya menjadi bagian dari wilayah NKRI, tetapi saat ini malah telah menjadi sebuah negara merdeka, negara yang berdaulat penuh sebagai negara Republik Demokratik Timor Leste 

“Kalau nggak hati-hati, boro-boro kita menyelesaikannya, bisa-bisa hilang. Masalah seperti ini bukan hanya dialami negara lain, tetapi juga kita alami. Jadi masalah Papua itu tidak gampang,” ujar Andhika Perkasa.

Dari pengalamannya yang selalu ke Papua semasa aktif di TNI, baik itu ketika menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) maupun menjadi Panglima TNI, kata Andhika, pihaknya senantiasa mengambil keputusan yang tepat untuk bangsa dan negara ini.

Apalagi, lanjut Andhika Perkasa, tugas TNI adalah menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, juga mempertahankan keutuhan wilayah ini.

Makanya, apa pun langkah dan keputusan yang diambil, semuanya harus yang terbaik untuk negara ini. Daripada diambil tindakan yang mengandung unsur kinetis, yang lebih banyak menimbulkan korban jiwa.

Jika faktor kinetis terus dilakukan, maka bisa mengundang atau menyulut reaksi eksternal, dari pihak luar hal mana bisa saja membuat negara ini kehilangan.

Mendengar itu, Budiman Tanuredjo pun langsung mencecarnya dengan pertanyaan, apakah akan bernasib sama seperti Timor Timur, melalui referendum,  menjadi negara merdeka? Dan langsung dijawab, ya, ya itulah yang harus dicegah. “Yang itu (merdeka) bukannya tidak mungkin, tetapi sangat mungkin terjadi,” ujar Andika Perkasa.

Makanya, kata Andhika Perkasa, harus hati-hati. Bahwa peran TNI itu selain untuk menjaga, tapi juga harus memastikan bahwa tidak boleh ada korban di antara kedua belah pihak.

Sampai sekarang, katanya, tak ada perintah dari siapa pun, deklarasi dari siapa pun atau keputusan dari siapa pun yang menyebutkan bahwa Papua merupakan daerah operasi militer. Tak ada juga fakta bahwa daerah itu sedang dalam daerah operasi militer.

Itu artinya, harus berlaku tertib sipil yang sesuai dengan semua aturan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Artinya juga bahwa TNI harus mengambil tindakan yang sesuai dengan peran yang diberikan.

Ketika disinggung bukankah tertib sipil itu menjadi salah satu sebab masalah Papua tak berakhir sampai sekarang, tanya Budiman Tanuredjo kepada Andhika Perkasa.

Dikatakannya, tertib sipil itu merupakan langkah terbaik. Karena hal tersebut menjadi jawaban bahwa sampai sekarang tidak ada yang namanya darurat atau operasi militer di Papua.

Yang ada, katanya, justeru Kelompok Kriminal Bersenjata yang terus melancarkan aksinya, terus menebar ancaman yang mengancam keselamatan pihak lain, yang melampaui batas-batas kemanusiaan.

Untuk itu, katanya, maka harus harus diambil langkah-langkah yang tepat, langkah yang tak boleh salah. Artinya, jangan sampai bermaksud menangani masalah, tapi yang terjadi justeru muncul masalah-masalah baru.

Baca juga: MAMPUS! 3 Anggota KKB Papua Ini Ditangkap Polisi, Mereka Pelaku Pembunuhan Michelle Kurisi Doga

Baca juga: Dari Jarak Dekat, KKB Papua Tembak Pesawat yang Angkut Prajurit TNI Polri

Masalah di Papua, lanjut dia, sangat kompleks. Kompleksnya masalah itu membuat penanganannya pun harus dilakukan secara bersama-sama dan dari berbagai aspek.

Hanya dengan cara itu, katanya, maka perlahan-lahan masalah di Papua akan teratasi. Dan, kehidupan masyarakat di daerah itu tentu akan lebih baik dari yang ada saat ini. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved