Berita Lembata
Progres Pengerjaan Ruas Jalan dari Dana Inpres Jalur Tengah Lembata Paling Tinggi di NTT
Dengan memadainya semua sumberdaya itu, dia yakini, sebelum masuk bulan Desember progres proyek APBN ini sudah di atas 50 persen.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Progres peningkatan jalan dengan produk akhir hotmiks di Jalur Tengah ( Waikomo-Belobatang-Wulandoni ) Kabupaten Lembata mencapai 22,3 persen.
Meski demikian, progres ini menjadi satu-satunya yang paling tinggi dari 19 paket proyek Inpres di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian Pekerjaan Unum dan Perumahan Rakyat, Richard Manukoa kepada wartawan di Lewoleba, Rabu 4 Oktober 2023 mengatakan, progres 22,3 persen itu merupakan yang paling tinggi di NTT.
Baca juga: Turnamen Sepak Bola Wanted Cup Kembali Ramaikan Lembata
Dari 18 paket proyek di kabupaten/kota yang lain, progres fisiknya tidak lebih dari 10 persen.
“Per tanggal 5 Oktober 2023 progres fisik sudah mencapai 20,29 persen, dan sampai dengan saat ini meningkat menjadi 22,3 persen,” sebut Richard.
Richard menuturkan, proyek Inpres ini dianggap cepat karena sejak dikerjakan pada 7 Agustus 2023, progres fisiknya hampir mencapai 25 persen.
Kecepatan pekerjaan dari kontraktor ini menurut Richard, memberi dampak signifikan dan akan mendorong percepatan pembangunan di jalur tengah.
Baca juga: Siswa SLB Negeri Tuna Grahita C di Lembata Siap Ikuti Lomba Aman Caturlistung di
Dirinya yakin, prosentase progres fisik yang saat ini terus meningkat maka dipastikan, sebelum 1 Januari 2024 proyek yang menelan anggaran sebesar Rp39.042.854.000 itu sudah tuntas.
“Dari 19 paket Inpres di NTT, progres Lembata lebih tinggi dari kabupaten lain karena sudah 22,3 persen,” sebut Richard.
Tidak hanya itu, Richard juga berujar, peningkatan proyek jalan sepanjang 13 kilo itu didukung oleh sejumlah sumberdaya yang dimiliki kontraktor.
Baca juga: Pemkab Lembata Dukung Riset Ilmiah Bahan Baku Biodisel Malapari di Lembata
Saah satunya, sebut Richard adalah, ketersedian dua mesin crusher (mesin penggiling batu) milik kontraktor yang setiap hari memproduksi batu pecah, armada proyek dan alat berat yang lengkap serta ketersediaan aspal cair untuk pekerjaan hotmix.
Dengan memadainya semua sumberdaya itu, dia yakini, sebelum masuk bulan Desember progres proyek APBN ini sudah di atas 50 persen.
“Desember kita yakin selesai,” tandas PPK 4.6 Provinsi NTT ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.