Berita Manggarai Timur
PMKRI Ruteng Minta Pemkab Manggarai Timur Terapkan Prinsip Pemerataan Pembangunan
masyarakat yang berada di Kampung Mengge Desa Golo Munga Barat, Kecamatan Lamba Leda Utara sangat mengimpikan kesejahteraannya
Penulis: Robert Ropo | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM, BORONG - Pembangunan merupakan elemen terpenting dalam kehidupan manusia. Yang beririsan langsung dengan peningkatan taraf ekonomi masyarakat hingga terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat umum. Tentu kesejahteraan tidak hanya diimpikan oleh sebagian orang.
Begitu pula masyarakat Manggarai Timur khususnya masyarakat yang berada di Kampung Mengge Desa Golo Munga Barat, Kecamatan Lamba Leda Utara sangat mengimpikan kesejahteraannya melalui pemerataan pembangunan infrastruktur jalan.
Berbagai keresahan yang dialami masyarakat Kampung Mengge yang mengimpikan adanya pemerataan pembangunan.
Baca juga: Begini Kronologi Lima Pelajar SMKN 2 Elar yang Tenggelam di Laut Pantai Dampek, Manggarai Timur
Menanggapi keresahan yang dialami masyarakat Kampung Mengge yang sampai saat ini belum terjamah oleh pembangunan infrastruktur jalan dibawah kepemimpinan Yosef Tote hingga Bupati Agas Andreas.
Ketua presidium PMKRI cabang Ruteng Laurensius Lasa dalam rilisnya yang diterima POS-KUPANG.COM, Minggu 1 Oktober 2023, mengatakan kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita besar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Namun cita-cita itu masih belum dirasakan oleh seluruh masyarakat Manggarai Timur pada umumnya.
"Negara Indonesia sudah merdeka, namun sebagian masyarakatnya khusus di Manggarai Timur yang berada di kampung Mengge belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya," ungkap Laurensius
Pasalnya, kata Laurensius hingga saat ini masyarakat Kampung Mengge masih menderita yang tak kunjung usai.
Baca juga: Ini Identitas Lima Pelajar SMKN 2 Elar Yang Tenggelam di Pantai Dampek, Manggarai Timur
"Coba dibayangkan, wilayah Kabupaten Manggarai Timur yang tidak begitu luas, masih ada kampung yang tidak memiliki akses jalan, dimana pemerintah daerah Manggarai Timur saat ini? Atau pemerintah sedang membiarkan masyarakatnya menderita?," tanya Laurensius
Laurensius memaparkan hasil temuannya, dimana masyarakat mengeluh terkait kondisi yang dialaminya di Kampung Mengge. Seperti sulitnya akses kesehatan, dan penjualan hasil komoditi masyarakat.
"Sebagian besar masyarakat Kampung Mengge sumber penghasilannya dari hasil komoditi berupa kemiri dan biji mete, lalu dijual ke Kecamatan Reo Kabupaten Manggarai. Lalu, masyarakat harus jalan kaki menuju Kampung Laci Desa Nampar Tabang dengan jarak tempuh 4 km dan menghabiskan waktu 2 jam perjalanan sambil mengangkut hasil bumi baru mendapatkan mobil transportasi," papar Laurensius.
Laurensius melanjutkan pemaparannya bahwa masyarakat sering menggotong pasien dari Kampung Mengge menuju kampung terdekat dengan jarak tempuh yang sangat jauh.
Baca juga: Polisi Amankan Fransiskus Amir, Pelaku Bakar Rumah Sendiri di Manggarai Timur
"Seharusnya kondisi yang dialami masyarakat Mengge saat ini, hanya terjadi pada masa penjajahan Belanda yang dimana segala sesuatu itu dipersulit oleh infrastruktur yang tidak ada sama sekali. Namun sedihnya, masyarakat Mengge belum selesai dari penjajahan atas minimnya intervensi pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat di wilayah itu," kata Laurensius
Laurensius juga mengatakan bahwa kerisauan masyarakat kampung Mengge sempat terhapus oleh rencana baik dengan masuknya program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) yang akan merintis jalan menuju kampung itu. Namun sejauh ini masih belum terealisasi.
"Masyarakat Manggarai Timur, khususnya Kampung Mengge saat ini sedang meratapi kesedihan yang tak menentu, entah sampai kapan mereka keluar dari kondisi yang terisolir itu," ungkap Laurensius.
Baca juga: Polisi Amankan Fransiskus Amir, Pelaku Bakar Rumah Sendiri di Manggarai Timur
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.